Mohon tunggu...
Nada Taufik
Nada Taufik Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Seorang writer, producer film, stand up comedian, fotografer, mentor Ketofastosis, business woman yang bergerak dibidang Bags dan Fashion. Pernah bergerak dibidang tarik suara (singer), Host dan MC.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Langsing dengan Ketofastosis Part 1

1 Juni 2023   11:20 Diperbarui: 1 Juni 2023   11:40 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketofastosis, masih banyak orang pro dan kontra untuk pola hidup seperti ini, karena pola hidup ini adalah merubah semua aktifitas kita didalam hidup, bukan hanya sekedar makanan. Mari kita bahas satu persatu didalam sini ya. Saya akan menuliskan beberapa ilmu dari Ketofastosis yang sudah saya kenal dari tahun 2016, tapi pada akhirnya saya baru memutuskan untuk merubah pola hidup ini pada bulan mei tahun 2017 setelah itu. 

Saya baru teringat bahwa saya belum pernah memposting tentang pola hidup Ketofastosis yang saya jalani dan banyak kelebihan serta manfaat yang saya dapatkan. Baru sekarang saya mempunyai kesempatan untuk menuliskannya disini.

Masih banyak sekali orang awam yang tidak mengerti tentang pola hidup ketofastosis yang satu ini, karena hanya mendengar tanpa menjalaninya. Ada beberapa orang yang memang sengaja membuat opini tanpa melihat dari segi yang positifnya. Ada yang berhasil dan ada juga yang tidak berhasil dalam melakukan pola hidup Ketofastosis, kenapa? Karena tidak mengerti secara fisiologis, tidak kuat godaan, niat kurang dan tidak konsisten.

Baiklah saya akan menceritakan apa saja yang ada di dalam pola hidup Ketofastosis ini sendiri, mulai dari sejarahnya sampai saya dapat menjalani pola ini bertahun-tahun lamanya. Sebelumnya saya info kan bahwa berat badan saya dulu 120 kg, penderita ashma, penderita PCOS (Polycystic Ovary Syndrome) = hormon yang tidak seimbang didalam tubuh, penderita diabetes (GDP = 330), penderita Varises Rahim, penderita anemia, penderita maag, leher sering kaku, cepat lelah dan juga gampang sekali mengantuk.

Ketofastosis adalah pola hidup yang berdasarkan dari Keto dan Fasting. Di temukan oleh founder yang bernama Agus Prasetyo, lulusan S1 Teknik Elektro Trisakti. Beliau bukan orang medis, dokter atau kimia lainnya. Pada awal mulanya dia menciptakan sebuah IH (Immunator Honey) untuk anaknya yang menderita penyakit otak dari lahir (Cerebral Palsy), untuk stadium nya saya kurang paham. Kita biasa panggil dengan mas Alif. Paparan dibawah ini saya copy beberapa dari website resmi Ketofastosis. Jika mau mengenal lebih jauh silahkan langsung datang ke Web tersebut, tapi jika tidak ya tidak apa karena disini tidak ada paksaan.

Apa itu IH (Immunator Honey)?

IH untuk membuat sistem immune manusia kembali mengenali “abnormalitas” ditubuh, mengembalikan kemampuan “Rejection” terhadap mana teman / lawan ditubuh, mengembalikan kemampuan “Antigen Recognition” dari sel2 immune.

IH itu adalah “Hormesis” terhadap sel2 immune, sama seperti Puasa + Ketosis yang merupakan MitoHormesis. Hormesis adalah antagonis Homeostasis, tapi bertujuan untuk menciptakan Homeostasis yang lebih optimal melalui adaptasi terhadap proses Hormesis.

MitoHormesis = Hormesis terhadap Mitochondaria

Hormesis = Challenge / Stimulasi untuk menciptakan Adaptasi Sama seperti melatih otot dengan beban.. dimana akan menciptakan adaptasi terhadap beban2 yang makin berat. Exercise itu Hormesis, memicu stress diotot namun membentuk Homeostasis yang lebih optimal. Puasa itu Hormesis terhadap mitochondaria (generator energi) sehingga menciptakan Mitochondariia Biogenesis yang artinya memperbanyak jumlah mitochondariia didalam sel2 tubuh.

IH itu Hormesis terhadap sistem immune, sehingga membuat sel2 immune menjadi responsif dan tidak lagi membiarkan malignancy atau infeksi terjadi tanpa pengawasan (immunoediting) Cancer contoh sel yang muncul akibat kegagalan respon immune ditubuh.. dan telah terjadi “Immuno-Escape”. Cancer hanyalah manifestasi dari kegagalan respon immune diawal…sehingga saat tumbuh..tidak ada Rejection yang terjadi oleh sistem immune.

Baiklah sampai disini jangan pusing dulu ya karena bahasa yang digunakan pasti akan sangat rumit, ini hanya membahas apa itu IH dan untuk apa digunakannya. Untuk informasi, IH ini digunakan jika penyakit didalam tubuh sudah terlalu berat atau usia lanjut. Untuk penyakit ringan tidak memerlukan ini, jadi bisa di skip dulu ya.

Kita mulai membuat sedikit otak tegang duu ya karena pembahasan ini sedikit agak serius. Kalau mau ambil kopi, teh atau istirahat dulu boleh ya tidak dilarang. Yang dilarang kalau ambil minum orang lain. 

Apa itu Ketofastosis?

ketofastosis merupakan gabungan dari Ketogenic dan fastosis. Ketogenic merupakan sebuah pola makan rendah karbohidrat, tinggi lemak dan protein sedang. Sedangkan fastosis sendiri adalah fasting on ketosis yang artinya puasa dalam kondisi ketosis. Fastosis bukan sebuah pola makan tapi merupakan sebuah gaya hidup yang harus diaplikasikan seumur hidup.

Ketosis adalah kondisi dimana liver manusia memproduksi “ketone” untuk digunakan sebagai bahan bakar “fuel” atau energi yang digunakan seluruh tubuh terutama otak. Ketosis terjadi ketika tubuh tidak lagi ada asupan karbohidrat (glukosa) sebagai sumber makanan untuk diproses menjadi energi.

Fastosis adalah usaha mengembalikan Pola Hidup manusia sebenarnya, yang menghasilkan Pola Makan yang diperlukan untuk mempertahankan kondisi metabolisme lemak yang optimal (Ketosis).

Baiklah, jika sampai disini ada yang tidak paham boleh langsung hubungi saya di DM Instagram @nadacandys atau boleh ke twitter @nadataufik

Kapan saja boleh kirim pesan disini, selama yang dikirim pesan ya bukan minta sumbangan. Apalagi minta anak sepertinya sulit buat saya penuhi. Dilanjut ya, semoga nafas masih ada untuk membaca yang selanjutnya karena agak sedikit 911, butuh fisik dan mental yang kuat sebelum membacanya.

Apa itu KETONE?

Ketone adalah molekul yg dihasilkan Liver dari degradasi lemak (Fatty Acid) sebagai pengganti glukosa diotak dan dapat digunakan oleh semua sel ditubuh manusia kecuali Liver itu sendiri yang hanya menggunakan “Free Fatty Acid” (Lemak Bebas) untuk “substrate” (bahan) metabolismenya.

Semua sel ditubuh manusia dapat menggunakan Ketone atau Free Fatty Acid (Lemak Bebas) untuk dirubah menJadi energi didalam “Mitochondria” (generator energi sel) sebagai pengganti glukosa, namun sel-sel otak hanya mampu menggunakan Ketone saja, dikarenakan hanya Ketone yang mampu menyeberang ke dalam otak, karena cukup kecil untuk menembus “Blood Brain Barrier” (Lapisan Pemisah dan Penyaring darah diotak).

Darimana asal Ketone?

Dari Mata turun ke hati. Boleh ya sedikit bercanda, kalau serius nanti terlalu kaku bisa langsung lapar. Maaf saya lanjut ya.

Ketone berasal dari degradasi lemak (Fatty Acid) ditubuh, saat kadar glukosa darah (gula darah) menurun. Ketone hanya diproduksi oleh Liver seperti saat kondisi Puasa, Olahraga dengan intensitas tinggi, dan asupan makanan yang rendah karbohidrat (rendah sumber glukosa).

Ukuran berapa normal Ketone didalam Ketofastosis?

Target optimal Ketone darah pada program Fastosis adalah 2,2 mMol – 6 mMol, atau bila melalui Urinalisa maka targetnya adalah +2 hingga +4

Ada berapa jenis Ketone dalam tubuh ?

Ketone atau biasa disebut “Ketone Bodies” terdiri dari 3 molekul yaitu “Acetoacetate”, “Beta Hydroxybutyrate” dan “Acetone”

Apa kaitan Ketone dgn hormon Insulin yg saya kenal ?

Ketone adalah molekul pengganti glukosa yang hanya muncul saat kondisi hormon insulin didarah sangat rendah. Dan saat hormon insulin ini sangat rendah, maka hormon antagonis Insulin yaitu “Glucagon” akan menjadi lebih dominan ditubuh, dimana hormon Glucagon dan Adrenaline akan memicu “Lipolysis” yang merupakan degradasi Triglyceride untuk dirubah menjadi Free Fatty Acid dan Glycerol, yang selanjutnya akan dirubah diliver menjadi Ketone (dari Free Fatty Acid) dan Glukosa (dari Glycerol).

Dimana dan kapan Ketone muncul dalam tubuh ?

Ketone diproduksi secara eksklusif di Liver dari degradasi lemak (Fatty Acid) dan hanya diproduksi saat cadangan “Glycogen” (simpanan Glukosa) di Liver telah habis, karena digunakan untuk metabolisme saat kondisi Puasa, atau makan rendah karbohidrat (sumber glukosa).

Mengapa kita butuh Ketone ?

Ketone dibutuhkan saat kondisi Puasa, Defisit Kalori atau makan dengan pola rendah karbohidrat. Dimana dengan hadirnya Ketone ini, maka rendahnya kadar Glukosa Darah (gula darah) tidak akan memicu reaksi “Hypoglycemic” (gejala rendah gula darah). Dan saat Ketone menggantikan glukosa diotak, maka sel otak akan menggunakan Ketone untuk metabolisme energinya. Ketone memiliki “Potensial”energi yang lebih besar dibanding glukosa, dan metabolisme Ketone ini akan mengurangi ekses Radikal Bebas (Reactive Oxygen Species – ROS) dari hasil Oksidasi didalam sel (didalam Mitochondria) sehingga otomatis akan menurunkan level Inflamasi (Iritasi) yang terjadi didalam otak. Hal ini berlaku pula diseluruh tubuh, dimana saat semua sel-sel ditubuh menggunakan Ketone sebagai pengganti Glukosa, maka kadar Radikal Bebas (ROS) akan menurun.

Apa maksudnya Rejection dan Selection dalam program Fastosis ?

REJECTION (Penolakan) adalah kondisi dimana Sistem Immune manusia menjadi sensitif untuk mengenali abnormalitas ditubuh, seperti kehadiran dan keberadaan sel-sel yang abnormal. Sel abnormal ini dapat berupa Pathogen (Virus, Bakteri, Jamur dan Parasit), Kanker/Tumor, Sel Rusak/Menua, dan sel-sel yang terinfeksi.

Rejection ini dipicu oleh “Challenge”(Tantangan) yang dihasilkan oleh Immunator Honey, saat menyentuh lapisan Mukosa (Mucosal) ditubuh, seperti jalur “Oral” (lidah, gusi, dibawah lidah/sublingual, rongga mulut, esophagus, “Intranasal” (dalam hidung), “intraotitis” (dalam telinga), “intraocular” (mata), “intrarectal” (jalur anus), “intravaginal” (jalur vagina) dan “subcutaneous” (luka terbuka/dibawah kulit) “Challenge” yang dihasilkan saat Immunator Honey menyentuh lapisan mukosa ini, akan memicu “Antigen Receptor” pada seluruh sel-sel immune ditubuh menjadi “Sensitif” (Melek) dan akan membuat sel-sel immune bisa mengenali kehadiran sel-sel “abnormal” lain ditubuh. Efek identifikasi yang dihasilkan ini akan memicu “Immune Response” terhadap sel-sel abnormal tersebut, dan akan menginisiasikan proses “Rejection” untuk meng”eliminasi” sel-sel ini.

Efek “Sensitifikasi” sistem immune ini tidak hanya sebatas “Rejection” saja, namun juga memicu “Toleransi” (Immuno-Tolerance) pada kondisi seperti Autoimmune, Allergy dan Hypersensitivitas. Selain itu kondisi “Sensitif” ini akan mencegah terjadinya “Over Inflammation” (Inflamasi Berlebih) yang mungkin dihasilkan oleh “Respon Immune” yang “abnormal” ditubuh dan malah menimbulkan efek “negatif” terhadap kesehatan.

Kondisi “Sensitif” ini juga akan memicu “Pembersihan” terhadap “Impurities” (kotoran/racun) yang ada ditubuh, seperti penumpukan “Plaque” (plak) pada arteri, materi sel-sel rusak atau tidak fungsional, antigen asing yang menempel dipermukaan sel normal (pemicu autoimmunitas), radikal bebas (ROS), protein/lemak yang teroksidasi, glycation (pelengketan glukosa/karamelisasi), dan berbagai materi lainnya yang mengganggu keseimbangan (Homeostasis) ditubuh. Hal ini dilakukan melalu proses yang disebut “Phagocytosis”, yaitu proses pembersihan ditubuh yang dilakukan oleh sel immune (Phagocytes) seperti “Macrophage”.

Efek “Sensitifikasi” ini juga memicu “Rejuvenation” (perbaikan/regenerasi/reverse aging), dimana sensitifikasi sel-sel immune akan memicu proses “Signalling” (komunikasi) melalui “cytokine” berlangsung dengan cepat. Saat sel-sel immune membersihkan lokasi masalah yang terindentifikasi, maka signal-signal perbaikan dilokasi tersebut akan memicu kehadiran berbagai unsur “Regenerasi Sel” yang akan dilanjutkan dengan Regenerasi ulang terhadap sel-sel yang bermasalah sebelumnya. Dan hal ini akan memicu “Restorasi” kembali terhadap fungsionalitas sel-sel yang sebelumnya bermasalah atau kehilangan fungsinya akibat suatu hal, seperti contohnya infeksi, oksidasi radikal bebas, glycation, dsb.

SELECTION (Seleksi) adalah kondisi dimana metabolisme lemak (Fat Metabolism) yang membutuhkan “Mitochondria” (Generator Energi didalam sel Manusia/Mamalia) dan Defisit Kalori yang dihasilkan Puasa, akan memicu “Selektivitas” terhadap keberadaan sel-sel abnormal ditubuh. Seleksi ini akan terjadi pada sel-sel yang bersifat terlalu “Anabolic” (Berkembang/Bertumbuh Pesat) seperti :

  1. Sel Kanker/Tumor – Yang merupakan sel “Malignant” yang hanya bisa menggunakan “Glukosa” (dari sumber Karbohidrat), untuk metabolismenya. Ini terjadi karena sel Kanker merupakan sel yang telah mengalami “disfungsi” atau “kerusakan” pada “Mitochondria” nya, sehingga sel Kanker hanya dapat menggunakan “glukosa” untuk dipakai sebagai “Bahan Bakar” penghasil energi, melalui jalur “Fermentasi” (Lactic Acid Fermentation) dimana jalur metabolisme dengan fermentasi ini tidak membutuhkan “Oksigen” seperti halnya jalur metabolisme sel normal yang menggunakan “Mitochondria” sebagai “Generator Energi” yang membutuhkan proses Oksidasi dengan Oksigen untuk menghasilkan energi.Output dari proses “Fermentasi Glukosa” sel kanker ini adalah Energi dan Lactic Acid/Lactat (Asam Laktat). Dimana asam laktat ini akan kemudian akan memicu “Pengentalan Darah” dan “Penurunan PH darah” ditubuh. Asam Laktat ini juga akan “Menaikkan” glukosa darah dari efek “Recycle” terhadap asam laktat ini di liver untuk dirubah kembali menjadi Glukosa (Cori Cycle).Output dari metabolisme sel normal yang menggunakan jalur “Mitochondria” untuk memproses “Glukosa” (Karbohidrat), “Lemak” (Fatty Acid), “Ketone”, dan “Protein” (Amino Acid), akan menghasilkan Energi dan ekses metabolisme berupa CO2 (Karbon DiOksida) dan H2O (Air).
  2. Sel Glycolytic (sel yang bersifat sangat aktif menggunakan glukosa dan menjadi independent atau ketergantungan dengan glukosa untuk metabolismenya)Contoh sel-sel seperti ini adalah sel-sel yang terinfeksi dan sel-sel yang rusak/menua yang mengalami penurunan fungsionalitas ditubuh. Sel-sel ini akan “Terseleksi” oleh kondisi “Defisit Kalori” dan “Rendahnya keberadaan glukosa” ditubuh.Sel normal yang mengalami “Infeksi” akan mengalami penurunan fungsi “Mitochondria” dan juga akan menggunakan jalur “Fermentasi” seperti halnya yang terjadi pada “sel Kanker”. Sifat “Glycolytic” ini merupakan sifat yang dimiliki “sel primitif” seperti “Pathogen” yang diduplikasi didalam sel normal yang di “infeksi” oleh pathogen tersebut. Ini sebabnya saat infeksi berlangsung, maka produksi “asam laktat” pun akan turut meningkat ditubuh, dan biasanya diikuti dengan kenaikan level glukosa darah saat Infeksi ini berlangsung.
  3. Sel-sel Immune yang Abnormal (Autoimmune)Respon Immune abnormal yang terlihat pada berbagai kasus autoimmune merupakan ekspresi dari aktivitas “glycolytic” yang tinggi pada sel-sel immune. Dengan kondisi rendah glukosa dan kalori defisit yang diciptakan oleh Fastosis, akan menggeser differensiasi sel-sel immune abnormal ini menjadi respon immune yang anti inflamasi, dimana bahan bakar lemak (fatty acid) akan menjadi pemicu utk mengubah tipe sel-sel immune tersebut dari “autoreactive” menjadi “tolerance” (toleransi terhadap sel normal ditubuh)

Mengapa dalam program Fastosis ini Lemak atau Cholesterol harus menjadi asupan utama dibanding Karbo dan Protein ?

Lemak merupakan “substrate” bahan bakar yang paling ketogenic. Dimana lemak hanya memiliki 10% komposisi glycerol yang bisa dirubah menjadi glukosa. Ini berarti lemak memiliki sifat yang sangat rendah kemungkinannya untuk bisa memicu Insulin (Insulinogenic), maupun untuk dirubah menjadi glukosa (Glucogenic)
Protein merupakan “substrate” yang menjadi “building block” utama dalam “sintesis” sel-sel baru, seperti untuk regenerasi sel dan untuk perbaikan sel. Namun protein memiliki 56% komposisi “amino acid” yang bersifat “Glucogenic” yang artinya dapat dirubah menjadi glukosa melalui jalur “Gluconeogenesis”. Ini juga berarti bahwa 56% komposisi protein bersifat “Insulinogenic”.
Karbohidrat merupakan “substrate” yang paling tinggi komposisi nya untuk dirubah menjadi glukosa ditubuh. Dimana karbohidrat memiliki 100% komposisi yang dapat digunakan dalam langsung untuk proses “Glycolysis” (metabolisme glukosa di cytoplasma). Hal ini menyebabkan Karbohidrat memiliki sifat 100% “Glucogenic”, yang otomatis juga akan bersifat 100% “Insulinogenic”.
Dalam program Fastosis, kunci utama nya adalah Puasa. Dimana kondisi puasa adalah kondisi yang sangat rendah hormon “Insulin”, namun merupakan kondisi yang tinggi hormon “Glucagon” (antagonis insulin yg diproduksi juga di pancreas). Saat di jam puasa, kondisi rendah insulin ini akan memicu glucagon untuk lebih aktif memicu degradasi lemak (Lipolysis) untuk energi, sedangkan kemunculan respon insulin akan membatalkan proses ini.
Lalu saat di jam makan (feeding window) pada program Fastosis, respon insulin tetap ditekan dengan memilih rasio makronutrisi yang tinggi Lemak, dan rendah protein/karbohidrat. Tujuannya agar level hormon glucagon tetap dominan ditubuh, dan tidak mengganggu proses atau adaptasi pada metabolisme “ketogenesis”.
Ketogenesis yang optimal akan memberikan suplai “ketone” yang optimal didarah, sehingga menciptakan kondisi ketosis yang sempurna dan dapat “mereverse” berbagai problem yang sebelumnya terjadi akibat “Surplus Energi” dari glukosa yang memicu tinggi konsentrasi Radikal Bebas (ROS), memicu pelengketan/karamelisasi di tubuh (Glycation) dan berbagai abnormalitas/anomali lainnya akibat kondisi tinggi glukosa didarah.

Mengapa dalam program Fastosis ini harus juga mengkonsumsi rutin VCO dan Madu Immunator ? Bukankah madu itu gula ?

VCO merupakan jenis lemak yang memiliki rantai karbon yang pendek (Medium Chain Triglyceride/MCT) yang mudah di pecah oleh Liver menjadi “Glycerol” (bahan pembuat glukosa) dan “Fatty Acid” (bahan metabolisme lemak dan untuk diproses lebih lanjut menjadi “Ketone” di liver).


Supplementasi dengan VCO ini, jelas akan menolong proses transisi tubuh menuju metabolisme lemak, dimana Liver akan lebih cepat memproduksi “Ketone” untuk segera menggantikan posisi glukosa yang mulai hilang ditubuh dalam Fastosis. Hal ini penting untuk membentuk “Transisi Halus” dari metabolisme glukosa ke metabolisme lemak ditubuh, dan mencegah efek “Hypoglycemic” yang mungkin terjadi atau menimbulkan gejala yang berlebihan. Namun seiring proses adaptasi “Ketosis” yang lebih sempurna, yang biasanya terjadi setelah periode 3 bulan program, maka VCO dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan dalam program. 

Karena saat sudah beradaptasi dengan Lemak dalam bentuk apapun, seperti terhadap tipe “Medium Chain Triglyceride” (MCT) maupun “Long Chain Triglyceride” (LCT). Tipe LCT ini merupakan tipe yang paling dominan ditubuh manusia, dimana LCT ini merupakan tipe yang paling banyak ditemukan pada jaringan penyimpan lemak manusia (Adipose Tissue).

Immunator Honey merupakan “alat” yang digunakan diprogram untuk membentuk “Conditioning” terhadap sistem immune manusia untuk selalu “Melek” (sensitif), sehingga mampu memicu identifikasi terhadap segala “abnormalitas” ditubuh. Abnormalitas ini dapat berupa kehadiran sel-sel “antigenic” seperti “pathogen” maupun “sel kanker”.

Abnormalitas ini juga dapat berupa kondisi “Inflamasi” berlebihan yang terjadi sebelumnya, akibat sel-sel immune yang bersifat “overreaktif” dan “inflammatif”. Kondisi “sensitif” yang dipicu Immunator Honey, akan mengembalikan keseimbangan respon immune dan mencegah terjadinya “Over-Inflammasi” dalam “Usaha” sel-sel immune membereskan masalah yang ada “sebelumnya” (Existing Problem/abnormalitas). Kondisi “sensitif” ini akan mengoptimalkan “proses perbaikan” yang akan berlangsung, namun tetap menjaga “intensitas” respon immune agar tidak menyebabkan “Over-Inflamasi” yang bersifat “Negatif” dan justru akan melukai “Host” (tubuh) nya sendiri.

Hal ini diperoleh saat semua receptor dipermukaan sel-sel immune menjadi meningkat kesensitifannya dan dapat mengatur proses “Signalling” antar sel lebih baik (Negative Feed Back Loop). Sehingga respon immune untuk perbaikan kondisi, menjadi lebih terkontrol dan menciptakan “Thermostat” alami yg dapat mencegah terjadinya “Indikasi Over-Inflamasi” yang mungkin terjadi.

Sel-sel Immune yang telah sensitif ini juga akan memperhalus transisi menuju kondisi “Ketosis”, dimana kemungkinan kemunculan gejala “Hypoglycemic” akan terkontrol dan tidak menyebabkan efek “inflamasi” lanjutan ditubuh. Hal ini diperoleh dari efek sensitifitas sistem immune yang mampu mencegah terjadinya “Over-Inflamasi” seperti yang telah dijelaskan sebelumnya diatas.

Sensitifikasi sistem immune ini juga memicu “aktivitas” sistem immune manusia yang lebih “Aktif”. Dimana kondisi “Aktif” ini akan membuat konsumsi “Energi” menjadi lebih besar ditubuh, akibat kebutuhan energi yang diciptakan oleh sel-sel immune yang menjadi aktif “Bergerilya” (Immuno-Surveillance) untuk mencari “antigen-antigen asing/abnormal” ditubuh, seperti antigen dari “pathogen” maupun “sel kanker”.

Aktivasi sistem immune ini juga akan memicu proses pembersihan (Phagocytosis) terhadap “kotoran-kotoran” (impurities) ditubuh, seperti halnya proses “Scavenging” yang dilakukan oleh “Macrophage” pada “Plak” di arteri pembuluh darah. Aktivitas pembersihan ini memicu peningkatan kebutuhan “energi” ditubuh.

Dengan demikian, secara “overall” aktivasi sistem immune jelas akan meningkatkan kebutuhan energi (metabolisme) ditubuh, dan akan menciptakan “Kalori Defisit” yang lebih “Besar”.

Kalori Defisit ini akan mempercepat proses pembersihan (konsumsi) glukosa ditubuh, dan akan “Mempercepat” proses “Transisi” ke kondisi “Ketosis” yang diharapkan.

Immunator Honey merupakan “Alat” yang digunakan untuk memicu “Sensitifikasi” sistem immune, dimana hal ini dapat terjadi disaat “Tubuh” mengalami “Ancaman”. Immunator Honey menggunakan protein yg berasal dari Colostrum Sapi, yang diproses secara “Ultrafiltrasi” sehingga menghasilkan ukuran partikel yg sangat kecil (Dalton Size). Ukuran I sangat kecil untuk bisa meniru ukuran protein pada “antigen” Virus. Antigen Virus merupakan protein yg dilapisi Glukosa (Glycosylated Viral Protein – Glycoprotein), sehingga agar protein dari colostrum sapi ini bisa meniru bentuk dari antigen Virus, maka protein yang telah di “Ultrafiltrasi” ini di “Infused” (Inkubasi) dengan madu, sehingga akan membentuk proses “enzymatic” yang memicu perekatan Glukosa dari Madu pada permukaan protein tersebut.


Inilah tujuan mengapa Immunotherapy yang dihasilkan oleh Immunator Honey, harus menggunakan media Madu sebagai “Pembawa” nya (Carrier).


Efek yang dihasilkan oleh “Ancaman Fiktif” dari Immunator Honey, akan membuat sistem immune menjadi “Waspada” (Alert). Disinilah proses “Sensitifikasi” sel-sel immune terjadi, dimana kondisi Alert ini akan menyebabkan sel-sel immune menjadi “Aktif” bergerilya mencari “Antigen-Antigen non-Self” (antigen asing atau malignant) dilingkungan “Microcellular” didalam tubuh (Immuno-Surveillance).

Respon Immune yang dihasilkan Protein berlapis glukosa ini akan menimbulkan “Alert” di sel-sel immune Adaptif, seperti CD4 (T-Helper Cells), CD8 (T-Killer Cells), CD56 (NK-Cells) dan CD19 (B-Cells). Dimana “Lymphocte Subset” ini adalah sel-sel immune yang bertugas “Menseleksi” dan “Mencari” sel Kanker.

Lanjut ke Part 2 ya, silahkan ditunggu besok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun