Mohon tunggu...
Nada Taufik
Nada Taufik Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Seorang writer, producer film, stand up comedian, fotografer, mentor Ketofastosis, business woman yang bergerak dibidang Bags dan Fashion. Pernah bergerak dibidang tarik suara (singer), Host dan MC.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Langsing dengan Ketofastosis Part 1

1 Juni 2023   11:20 Diperbarui: 1 Juni 2023   11:40 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalori Defisit ini akan mempercepat proses pembersihan (konsumsi) glukosa ditubuh, dan akan “Mempercepat” proses “Transisi” ke kondisi “Ketosis” yang diharapkan.

Immunator Honey merupakan “Alat” yang digunakan untuk memicu “Sensitifikasi” sistem immune, dimana hal ini dapat terjadi disaat “Tubuh” mengalami “Ancaman”. Immunator Honey menggunakan protein yg berasal dari Colostrum Sapi, yang diproses secara “Ultrafiltrasi” sehingga menghasilkan ukuran partikel yg sangat kecil (Dalton Size). Ukuran I sangat kecil untuk bisa meniru ukuran protein pada “antigen” Virus. Antigen Virus merupakan protein yg dilapisi Glukosa (Glycosylated Viral Protein – Glycoprotein), sehingga agar protein dari colostrum sapi ini bisa meniru bentuk dari antigen Virus, maka protein yang telah di “Ultrafiltrasi” ini di “Infused” (Inkubasi) dengan madu, sehingga akan membentuk proses “enzymatic” yang memicu perekatan Glukosa dari Madu pada permukaan protein tersebut.


Inilah tujuan mengapa Immunotherapy yang dihasilkan oleh Immunator Honey, harus menggunakan media Madu sebagai “Pembawa” nya (Carrier).


Efek yang dihasilkan oleh “Ancaman Fiktif” dari Immunator Honey, akan membuat sistem immune menjadi “Waspada” (Alert). Disinilah proses “Sensitifikasi” sel-sel immune terjadi, dimana kondisi Alert ini akan menyebabkan sel-sel immune menjadi “Aktif” bergerilya mencari “Antigen-Antigen non-Self” (antigen asing atau malignant) dilingkungan “Microcellular” didalam tubuh (Immuno-Surveillance).

Respon Immune yang dihasilkan Protein berlapis glukosa ini akan menimbulkan “Alert” di sel-sel immune Adaptif, seperti CD4 (T-Helper Cells), CD8 (T-Killer Cells), CD56 (NK-Cells) dan CD19 (B-Cells). Dimana “Lymphocte Subset” ini adalah sel-sel immune yang bertugas “Menseleksi” dan “Mencari” sel Kanker.

Lanjut ke Part 2 ya, silahkan ditunggu besok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun