Mohon tunggu...
Nada Taufik
Nada Taufik Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Seorang writer, producer film, stand up comedian, fotografer, mentor Ketofastosis, business woman yang bergerak dibidang Bags dan Fashion. Pernah bergerak dibidang tarik suara (singer), Host dan MC.

Selanjutnya

Tutup

Horor

His Spirit Still Alive Part 3

29 Mei 2023   21:34 Diperbarui: 30 Mei 2023   03:38 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            "Ya dah terserah lo! Makan aja buruan!" kataku sambil duduk disebelahnya.

            "Semua orang dapat kayak gini dong ya kalau melahirkan bulan ini?" tanya Andri melihatku

            "Ya mungkin begitu, aku juga ga paham lah!"

            "Ini Cuma lo doang disini pasien nya, yang lain sudah pulang tadi pagi." Kata Andri menjelaskan padaku, yang aku sendiri juga sudah tau. Aku tau bahwa hanya aku pasien disini malam ini, kalau sampai Andri tidak menginap aku tidak tau lagi apa yang akan kuhadapi. Di kamar baru ini lebih kecil dari kamar sebelumnya, tidak ada jendela tapi ini ada 3 pintu keluar. Pintu pertama dapat keluar menuju meja administrasi, pintu kedua menghubungkan ke ruang periksa, pintu ketiga langsung bisa keluar ke parkiran puskesmas. Di pintu ketiga aku mendengar suara seperti ada orang mengambil sesuatu, suara gesekan kaki nya pun terdengar sangat jelas. Aku lalu terdiam dan menghadap kearah Andri. Dengan sikapku yang seperti itu, Andri sepertinya sudah terbiasa, dia tau bahwa aku pasti sedang menghadapi hal aneh diluar nalar (menurutnya).

            "Ada apa?" tanya Andri memeluk bahuku

            "Orang diluar!" kata ku

            "Mungkin security kali, mana aku tau. Sudah biarin, kan dia ga bisa masuk." Katanya santai masih sembari makan KFC yang ada didepannya.

            "Syifa... Syifa..." tiba-tiba kudengar suara bisikan itu dari pintu 3 kearah luar, aku sudah tau dari tadi sepertinya akan terjadi sesuatu. "Ah DIAM LAH!" jawabku dalam hati, aku tak bisa meneriakkan kata-kata itu karena aku tau pasti Andri akan merasa sangat terganggu. Aku mengalihkan mengambil kotak makan yang putih yang berada di meja samping tempat tidur, aku mencoba melihat isi dalam kotak tersebut, siapa tau enak pikirku walaupun sebenarnya itu hanya sebuah pengalihan dari rasa tidak nyaman.

            Aku tau kemana pun aku pindah kamar di puskesmas ini pasti banyak sekali gangguan, namanya juga rumah sakit tempat orang sakit, kecelakaan, meninggal. Aku paling suka tempat yang berbau rumah sakit, puskesmas dan semacamnya. Karena aku tau, disitulah tempat ghoib yang paling besar gangguannya, sementara aku tidak suka diganggu hal tersebut. Aku menyukai percapakan dengan manusia yang masih hidup, mempunyai wajah dan bisa bernafas bukan hal yang tidak bisa kulihat dengan jelas. Aku lebih takut sama ghoib kebanding sama pembunuh atau mafia sekalipun. Kalau manusia yang kuhadapi, aku masih tau kemana aku harus minta tolong atau berperang, jelas kemana arah tujuan, kalau ghoib apa yang bisa kukejar, kutangkap, mereka dimana saja aku tidak pernah jelas. Banyak orang bilang hal ghoib tidak perlu ditakuti, mereka memang hadiru untuk mengganggu manusia, ya aku paham hal itu ada di kitab manapun. Tapi jika aku benar-benar sedang menghadapi mereka, aku masih menolak untuk berhubungan ataupun berkomunikasi dengan mereka, tidak seperti anakku Billa yang mungkin sudah terbiasa dengan hal seperti ini.

Tengah Malam di Puskesmas

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun