Mohon tunggu...
Nada Taufik
Nada Taufik Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Seorang writer, producer film, stand up comedian, fotografer, mentor Ketofastosis, business woman yang bergerak dibidang Bags dan Fashion. Pernah bergerak dibidang tarik suara (singer), Host dan MC.

Selanjutnya

Tutup

Horor

His Spirit Still Alive Part 1

27 Mei 2023   18:19 Diperbarui: 30 Mei 2023   03:33 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

4 Bulan menjelang kematian Papa

            Aku melihat kucing hitam masuk ke pekarangan rumah kami, aku melihat matanya yang biru, duduk tenang di teras rumah kami, aku tau itu pertanda datang sebuah masalah besar. Billa pun datang menghampiriku yang berdiri disamping pintu rumah kami, dia memelukku seperti biasanya dan tersenyum.

            "Hal mitos ada benar dan tidaknya bun, tergantung bagaimana kita menyikapinya." Billa mencoba untuk menenangkan diriku yang sedang serius memandangi kucing hitam itu.

            "Kucing adalah ciptaan Tuhan, dia tau sesuatu yang tidak kita ketahui. Kehadirannya dapat memberitakan sesuatu ntah itu baik atau buruk, karena kucing tidak bisa mengeluarkan suara yang dapat kita mengerti. Tapi setidaknya, mereka tau siapa yang mereka lindungi." Kataku sambil mengusap kepala anakku.

            Aku tidak pernah mengantarkan HP papa ku ke tukang servis karena menurutku HP papa tidak pernah rusak, walaupun dia yang bilang kalau tidak benar. Tapi aku percaya Tuhan yang menunjukkan HP papa untuk kupegang saat itu, karena beberapa percakapan sms papa yang kubaca mengingatkanku bahwa papa seorang yang sangat baik budi, dia tidak pernah mengucapkan kata-kata kasar ataupun menyakiti orang lain didalam pesan singkatnya. HP itu adalah kenangan darinya, aku tau aku harus menyimpannya karena akan ada sesuatu yang besar yang akan kuhadapi.

            Beberapa kali saudara mama ku mendatangiku, dia meminta aku untuk mengantar papa ke RS karena keadaannya yang sudah tidak wajar lagi, tapi aku menolaknya. Aku tau papa ku ingin menghabiskan waktu akhirnya bersama cucu dan anaknya, dia tidak mau dipisahkan dari rumahnya dan keluarganya, jadi aku tak pernah menghiraukannya, walaupun beberapa kali dia masih mau untuk cek up ke RS. Papa selalu mengecek kepadaku, apakah HP nya sudah benar dan bisa digunakan, tapi aku menolak untuk memberikannya karena aku yakin ada sesuatu didalam HP itu yang belum bisa kupecahkan apa masalahnya.

            Papa masih suka beberapa kali memanggilku untuk hanya sekedar berbincang denganku dirumahnya, saat itu dia sudah tidak bisa lagi berjalan mengunjungi rumahku karena keterbatasan oksigen didalam tubuhnya, dia tidak bisa lagi memanggilku hanya untuk bercanda dengan cucu nya, jadi aku dan Billa lah yang selalu berjalan mengunjunginya di sebelah rumah. Rumah nya sudah dipenuhi dengan saudara dari mama ku, aku tidak menyukai mereka, seperti ada sesuatu yang akan mereka lakukan. Ya aku punya firasat yang tidak enak tentang mereka, itu pun aku ceritakan pada papa ku dari dulu, aku tidak menyukai keluarga mama ku, yang sepertinya ingin mengambil hak milik papa mama.

            Papa ku hanya menenangkan ku dengan mengalihkan pembicaraan, tapi aku tau papa juga merasakan hal yang sama, dia pun mengambil sertifikat rumah untuk dititipkan kepadaku saat itu, dia hanya bilang, "Pegang ini jangan sampai ini jatuh ditangan orang yang tidak benar!" kata-kata itu pun sampai sekarang masih terus aku ingat.

3 Bulan menjelang kematian Papa

            Papa dan mama bukan orang kaya raya, tapi mereka orang yang memiliki hati sangat baik, siapapun mereka bantu, walaupun orang yang dibantunya selalu mengkhianati mereka, kadang aku merasa orang-orang yang dibantunya justru menginjak-nginjak mereka, tapi yang kutau dan kukenal, papa ku orang yang baik. Dia tidak pernah mau membalas orang lain, walaupun dia tau bahwa orang itu menginjak dirinya, bahwa orang itu membohongi dirinya. Itu pun aku tau dari pesan-pesan singkat dan pesan yang dituliskan dirinya didalam HP nya. Benar petunjuk Tuhan, bahwa banyak pesan yang papa sampaikan dari HP nya. Tapi saat itu papa masih ada, masih dapat bernafas walaupun harus dengan oksigen. Andri seperti biasa harus membelikan isi oksigen untuk papa, jadi aku menemani papa hanya sekedar untuk membahas sebuah film yang tidak bermutu di HBO. Itu momen yang kuingat disetiap detik aku terdiam saat ini.

            Aku merasakan hal yang papa ku rasakan, kami sangat dekat. Batin kami selalu bersambung, beberapa orang yang menyakitinya, berarti menyakitiku juga. Perbedaannya, papa ku selalu memaafkan orang lain, aku tidak! Aku lebih keras darinya, tapi kalau teman-teman dekatnya bilang, aku mirip sekali papa waktu papa masih muda, sangat keras, sangat kuat dan powerful. Ya aku merasa sifatku tidak beda dari papaku. Aku menghabiskan hari-hari bersama papaku, karena aku tau waktunya tidak lama lagi, anakku Billa pun senang bercanda dengannya, Billa dan aku mempunyai batin yang kuat bahwa papa akan segera meninggalkan kami. Papa ku orang yang baik, walaupun mungkin ada beberapa hal yang pernah dia lakukan semasa hidupnya tidak baik. Dan mungkin itulah yang harus aku selesaikan dalam hidupku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun