Part 1
Hari kematian Papa (Pagi)
Â
      Serangan jantung itu menghentikan detak jantung papa di monitor kamar rumah sakit, aku melihat bayangan hitam yang mengitari tubuhnya yang sudah terbaring, aku masih memegang kencang HP papa yang sudah sisa 20% baterainya. Sekarat! Baterainya masih sekarat, tidak seperti papaku yang sudah 0% tidak bernyawa.
Saat itu aku tau bahwa papa sudah tidak ada lagi, aku berjalan perlahan keluar ruangan, aku merasa tidak bisa bernafas ntah karena aku belum rela kepergiannya atau memang saat itu perasanku tak menentu. Anakku yang berusia 13 tahun pun menghampiriku, dia seorang anak kandungku, perempuan, panggil saja namanya Billa. Dia juga dapat melihat, merasakan sesuatu yang tidak banyak orang miliki, psychic. Orang bilang indera ke enam, tapi aku tak pernah menganggapnya seperti itu karena aku juga merasa bahwa aku memilikinya juga. Hanya saja aku tidak dapat melihat dengan jelas, aku hanya dapat merasakan kehadiran sesuatu, juga dapat melihat bayangan. Billa dari kecil dapat merasakan, melihat juga dapat berkomunikasi dengan mereka, walaupun pada awal mula aku tidak pernah mempercayainya.
Papa ku adalah kakek dari Billa, seorang yang sangat logika dan tidak pernah mempercayakan hal yang tidak masuk akal apalagi tentang dunia ghoib lainnya, menurutnya bahwa itu hanya sebuah mitos. Papa ku pernah menjadi salah satu karyawan di kamar mayat salah satu rumah sakit, dia sering pulang malam dan hampir tiap saat menginap disitu, dia tidak pernah percaya tahyul hingga meninggalnya.
      Kepergian papa tidak mengagetkan bagiku, apalagi Billa. Billa dan papa ku sangat dekat, mereka sering bertukar cerita dan berkomunikasi layaknya kakek dan cucunya. Sebulan sebelum papa ku meninggal, Billa sudah sering bercerita bahwa dia melihat sosok hitam yang selalu mengikuti papa ku berjalan. Bahkan sebelum pergi ke RS, Billa sudah menceritakan bahwa ada bayangan hitam yang tidak baik terus mengikutinya dan membisikkan bahwa papa ku akan diambil. Aku saat itu hanya mengangguk. Bukan hanya Billa, aku sendiri sudah dapat merasakan sesuatu akan terjadi didalam keluarga ku.
9 Bulan sebelum Kematian Papa
Dimulai dari 9 bulan yang lalu saat papa ku datang padaku, dia meminta tolong untuk diperbaiki HP iphone miliknya. Dia bilang banyak telfon masuk yang nomor nya tidak dikenal, dia bilang bahwa dia sangat terganggu. Aku mengambil HP miliknya, lalu memeriksa nomor tersebut, aku tidak menemukan adanya keanehan apapun bahkan pesan-pesan singkat yang dia ceritakan tidak dapat kubaca sama sekali karena memang tidak ada di dalam HP nya. Aku bilang padanya akan ku periksa ke counter HP karena di laptop ku tidak di temukan sesuatu yang aneh. Sebelum aku dapat mengantarkan HP nya ke counter, aku menaruh HP nya didalam laci dalam keadaan mati karena memang sengaja tidak ku charge.
Dua hari setelahnya HP ku dapat pesan singkat didalam whatsapp berisi, "Nak, bantu papa! Papa dalam keadaan terdesak dan tidak mempunyai waktu lagi." Seketika aku terperanjak dari bangku sofa rumahku. Aku melihat kembali pesan yang dikirim dari nomor HP papa, aku teringat bahwa HP itu aku matikan dan kusimpan didalam laci. Kebetulan papa dan aku tidak satu rumah, rumah kami hanya berjarak beberapa meter. Aku berlari mengambil HP tersebut lalu pergi kerumah papa ku, aku tidak menyangka bahwa HP mati bisa mengirimkan pesan singkat. Aku berlari dan menemukan bahwa rumah papa kosong, dia sedang pergi ke RS untuk cek up bersama mama. Lalu aku termenung didepan rumah mereka dan terduduk, aku mengambil sebatang rokok dari celanaku. Aku melihat ada bayangan hitam berdiri tepat di depanku menghalangi matahari yang menyinari. Aku hanya menatapnya, tapi aku tidak dapat melihatnya dengan jelas, aku hanya melihat sebuah bayangan berdiri dan tak lama dia pergi. Tak lama anakku datang menghampiriku, dia datang dan tersenyum, "Bun, kita pulang yuk!" sambil menarik kedua tanganku. Aku hanya terdiam, kurasa saat itu anakku pasti tau apa yang sudah terjadi.