Mohon tunggu...
Nada Nadhifah
Nada Nadhifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Content Writer

Jangan diliat aja, ayo saling follow dan saling membantu!

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Ternyata Ini Alasan Daging Kurban Tidak Bisa Awet dan Tahan Lama

4 Juli 2023   08:27 Diperbarui: 4 Juli 2023   08:32 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi contoh daging kurban yang awet dan tahan lama | Sumber: istock/milkara

Setiap tahun sekali, umat Muslim merayakan Hari Raya Idul Adha dengan menyembelih hewan kurban sebagai salah satu bagian dari ibadah mereka. Namun, ada satu masalah yang sering dihadapi oleh pemilik daging kurban, yaitu masalah ketahanan daging yang terbatas. Berikut ini ada beberapa alasan mengapa daging kurban tidak bisa awet dan tahan lama.

1. Kondisi Sumber Daya Alam

Daging kurban umumnya tidak memiliki perlakuan khusus yang sama seperti daging yang diproduksi secara komersial. Sumber daya alam seperti air bersih, energi listrik, atau pendingin udara tidak selalu tersedia dengan mudah di tempat penyembelihan. Ketika daging kurban diproses di lingkungan yang kurang optimal, kemungkinan besar daging akan menjadi lebih rentan terhadap pembusukan.

2. Penanganan dan Penyimpanan yang Tepat

Ketika daging kurban tidak ditangani dan disimpan dengan benar, proses pembusukan akan berlangsung lebih cepat. Ketika daging terpapar suhu panas, kelembaban yang tinggi, atau kontaminasi bakteri, bakteri tersebut dapat berkembang biak dengan cepat, menyebabkan daging menjadi rusak dan tidak layak konsumsi. Oleh karena itu, penting untuk menjaga daging dalam kondisi dingin dan terhindar dari kontaminasi selama penanganan dan penyimpanan.

3. Kehilangan Cairan dan Oksidasi

Setelah penyembelihan, daging kurban akan kehilangan sejumlah besar cairan dan akan terkena proses oksidasi yang mengubah kualitas daging. Kehilangan cairan dan oksidasi dapat menyebabkan perubahan warna, tekstur, dan rasa daging. Hal ini membuat daging kurban menjadi tidak segar dan kualitasnya menurun seiring berjalannya waktu.

4. Kurangnya Pengawetan

Dalam kebanyakan kasus, daging kurban tidak mengalami proses pengawetan yang intensif seperti daging yang diproduksi secara komersial. Kurangnya pengawetan dan penambahan bahan kimia pengawet membuat daging kurban lebih rentan terhadap pertumbuhan bakteri dan pembusukan.

5. Waktu Penyembelihan yang Beragam

Dalam perayaan Idul Adha, proses penyembelihan hewan kurban dilakukan dalam periode waktu yang singkat dan padat. Hal ini menyebabkan daging kurban tidak dapat langsung diolah atau disimpan dengan tepat setelah disembelih. Penundaan dalam pemrosesan dan penyimpanan daging dapat mempengaruhi ketahanan daging.

Meskipun daging kurban memiliki keterbatasan dalam hal ketahanan dan keawetan, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk memperpanjang masa simpan daging. Penanganan yang baik, pengawetan yang tepat, dan suhu penyimpanan yang rendah dapat membantu memperlambat proses pembusukan dan memastikan daging tetap segar dalam waktu yang lebih lama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun