Setiap tahun sekali, umat Muslim merayakan Hari Raya Idul Adha dengan menyembelih hewan kurban sebagai salah satu bagian dari ibadah mereka. Namun, ada satu masalah yang sering dihadapi oleh pemilik daging kurban, yaitu masalah ketahanan daging yang terbatas. Berikut ini ada beberapa alasan mengapa daging kurban tidak bisa awet dan tahan lama.
1. Kondisi Sumber Daya Alam
Daging kurban umumnya tidak memiliki perlakuan khusus yang sama seperti daging yang diproduksi secara komersial. Sumber daya alam seperti air bersih, energi listrik, atau pendingin udara tidak selalu tersedia dengan mudah di tempat penyembelihan. Ketika daging kurban diproses di lingkungan yang kurang optimal, kemungkinan besar daging akan menjadi lebih rentan terhadap pembusukan.
2. Penanganan dan Penyimpanan yang Tepat
Ketika daging kurban tidak ditangani dan disimpan dengan benar, proses pembusukan akan berlangsung lebih cepat. Ketika daging terpapar suhu panas, kelembaban yang tinggi, atau kontaminasi bakteri, bakteri tersebut dapat berkembang biak dengan cepat, menyebabkan daging menjadi rusak dan tidak layak konsumsi. Oleh karena itu, penting untuk menjaga daging dalam kondisi dingin dan terhindar dari kontaminasi selama penanganan dan penyimpanan.
3. Kehilangan Cairan dan Oksidasi
Setelah penyembelihan, daging kurban akan kehilangan sejumlah besar cairan dan akan terkena proses oksidasi yang mengubah kualitas daging. Kehilangan cairan dan oksidasi dapat menyebabkan perubahan warna, tekstur, dan rasa daging. Hal ini membuat daging kurban menjadi tidak segar dan kualitasnya menurun seiring berjalannya waktu.
4. Kurangnya Pengawetan
Dalam kebanyakan kasus, daging kurban tidak mengalami proses pengawetan yang intensif seperti daging yang diproduksi secara komersial. Kurangnya pengawetan dan penambahan bahan kimia pengawet membuat daging kurban lebih rentan terhadap pertumbuhan bakteri dan pembusukan.
5. Waktu Penyembelihan yang Beragam