Komunikasi Organisasi, definisi arus komunikasi merupakan pengaturan aliran atau jaringan pesan dari satu devisi ke devisi lainnya dalam organisasi, serta berpengaruh langsung pada produktivitas kerja. Tujuan dari arus komunikasi untuk secara tetap dan berkesinambungan menciptakan, menampilkan, menerima sekaligus menafsirkan informasi.
Setiap perusahaan pasti memiliki sumber daya manusia di dalamnya, seperti karyawan, manajer, CEO dan sebagainya. Namun untuk saling berinteraksi diperlukan yang namanya komunikasi. Komunikasi tidak hanya bercakap-cakap saja tanpa adanya tujuan, pastinya terdapat informasi-informasi yang disebarkan kepada sesama rekan kerja. Sebuah jaringan penyebaran informasi yang berlangsung dalam suatu organisasi disebut arus komunikasi. Menurut Kamuli (2012:6) yang diuraikan dalam bukuJika kita perhatikan baik-baik secara seksama, informasi tidak bergerak sendiri karena ia bukan benda hidup yang bisa bergerak kesana kemari. Informasi hanyalah sebuah perangkat lunak berbentuk pesan secara lisan maupun tulisan. Maka dari itu, ia membutuhkan manusia sebagai yang mengalirkan atau menggerakan sebuah informasi dari orang ke orang lain, dari divisi ke divisi lain dan sebagainya. (Suranto Aw, 2018:82)
Definisi umum suatu organisasi adalah satu kumpulan individu-individu yang melalui jenjang hierarki atau tingkatan-tingkatan maupun jabatan dengan mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Dari definisi tersebut dapat kita lihat bahwa dalam organisasi terdapat banyak jenjang jabatan maupun kedudukan yang kemungkinan semua individunya memiliki perbedaan posisi, contohnya seperti pimpinan, karyawan, dan manajer. Menurut arus informasi pada komunikasi, dapat diidentifikasi berbagai ragam pola arus komunikasi di perusahaan, diantaranya :
1. KOMUNIKASI VERTIKAL
Komunikasi vertikal merupakan pola arus komunikasi yang secara hierarkis melibatkan pihak-pihak yang memiliki jenjang kedudukan struktur yang berbeda. Contohnya seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, manajer dengan staf, antar kepala bagian dengan sub bagian dan sebagainya. Adapun komunikasi vertikal ini bisa kita bedakan menjadi 2 arah arus komunikasi yaitu:
a. Komunikasi vertikal ke bawah, maksudnya adalah proses menyampaikan informasi dari atasan kepada bawahan, contohnya seperti dari pimpinan kepada staf, atau bisa dari pejabat kepada pejabat lain yang struktur jabatannya itu berada di bawahnya. Jadi intinya komunikasi vertikal ke bawah terjadi saat orang-orang atas mengirimkan pesan kepada bawahannya. Tujuannya adalah untuk menyediakan informasi agar memudahkan para karyawan dalam mengerjakan pekerjaannya, pengawasan kerja serta memberikan arahan kepada staf sehingga mereka dapat mengerti apa yang harus mereka kerjakan .
b. Komunikasi vertikal ke atas, merupakan kebalikan dari komunikasi vertikal ke bawah yaitu proses penyampaian informasi dari pejabat yang tingkatannya rendah kepada pejabat yang tingkat jabatannya tinggi, contohnya seperti staf kepada pimpinan, dari camat ke bupati serta dari dekan kepada rektor atau dari mahasiswa kepada dosen dan sebagainya. Hal ini bertujuan untuk menyampaikan aspirasi yang di bawah berupa laporan, keluhan, kritik, saran serta usulan. (Suranto Aw, 2018:83-85)
2. KOMUNIKASI HORIZONTAL
Arus komunikasi ini disebut juga sebagai arus komunikasi kesamping, mendatar, sejajar dan juga arus komunikasi lateral. Arus komunikasi lateral atau horizontal ini merupakan proses penyampaian informasi yang di dalamnya terlibat pegawai atau karyawan yang masing-masing mempunyai posisi jabatan yang setingkat atau sejajar. Pola arus komunikasi ini sangat cocok dalam penyelesaian konflik yang kompleks serta melibatkan banyak pihak dari berbagai divisi pada perusahaan.
3. KOMUNIKASI DIAGONAL
Arus komunikasi diagonal merupakan proses arus komunikasi yang berlangsung antar pegawai dengan tingkat kedudukan yang berbeda, keduanya tidak memiliki wewenang langsung. Sama seperti komunikasi vertikal, komunikasi diagonal di dalamnya juga terdapat 2 komunikasi yaitu:
a. Komunikasi diagonal ke bawah, maksudnya proses penyampaian komunikasi dari pejabat yang kedudukannya lebih tinggi kepada pejabat yang posisinya lebih rendah serta berbeda satuan unit kerjanya.
b. Komunikasi diagonal ke atas, maksudnya adalah arus informasi dari pejabat yang kedudukan posisinya lebih rendah kepada pejabat yang posisi kedudukannya lebih tinggi. Contohnya seperti arus komunikasi antar kasie koresponsdensi tapi dengan tingkat kedudukan yang berbeda, misalnya kasie koresponsdensi dari bagian tata usaha kepada bagian perbekalan di suatu perusahaan. (Suranto Aw, 2018:88-90)
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan antara komunikasi vertikal, horizontal dengan diagonal memiliki definisi yang berbeda. Jika arus komunikasi vertikal dengan jenjang struktur kedudukan yang berbeda, sementara komunikasi horizontal mempunyai posisi jabatan yang setingkat atau sejajar. Kemudian komunikasi diagonal berbeda dengan komunikasi horizontal, meskipun tingkat jabatannya sama namun pada diagonal ini arus komunikasinya menyilang. Misalnya pada diagonal seperti kepala bagian dengan kasie, sementara pada horizontal komunikasi dari kapala bagian dengan kepala bagian lainnya, atau dari satu karyawan kepada karyawan lainnya.
_____
Sumber (Daftar Pustaka) :
Aw, Suranto. 2018. Komunikasi Organisasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H