- Memiliki pengetahuan bahasa pemrograman C++, Java, HTML dsb
Dari contoh tersebut, untuk persyaratan terakhir sangat tidak sesuai dengan jobdesk yang ada. Karena content creator tugasnya adalah membuat sebuah konten, entah itu konten foto, video maupun tulisan. Memang betul, content creator harus bisa percaya diri didepan kamera namun tidak melulu content creator harus tampil didepan kamera. Kembali lagi pada inti topiknya, untuk bahasa pemrograman seharusnya masuk kedalam jobdesk 'programmer' atau anak TI bukan diserahkan kepada content creator. Ibarat ingin membeli kue harus ke toko kue bukan ke toko baju. Jadi syarat tersebut sangatlah tidak nyambung.Â
Selain itu, saya pernah melihat sebuah video TikTok milik seorang pengguna. Beliau memperlihatkan lowongan kerja yang tidak qualified, yaitu diantaranya mencantumkan latar belakang keluarga dan refrensi yang mana hal tersebut tidak perlu dicantumkan karena tidak terlalu penting.
Maka kesimpulan dari uraian tersebut yakni semakin lama loker di Indonesia semakin banyak kualifikasinya padahal hanya membutuhkan satu orang saja yang bekerja pada jobdesk tersebut, jadi kita harus meningkatkan value dan skill kita lebih banyak lagi. Jangan berfokus pada satu bidang saja tetapi alangkahbaiknya kita mencoba hal baru yang masih bisa dibutuhkan di dunia kerja saat ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI