Fragmentasi Informasi: Di dunia yang sangat terhubung ini, banyak informasi dapat menyebabkan fragmentasi. Salah satu fenomena media sosial yang paling umum adalah filter balon, di mana algoritma hanya menampilkan informasi yang sesuai dengan minat dan pandangan pengguna. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya pemahaman yang lebih luas tentang masalah penting serta memperburuk ketidaksepakatan sosial dan politik. Sebagai contoh, pengguna media sosial sering terjebak dalam lingkaran informasi selama pemilu yang hanya mengutamakan pendapat mereka sendiri tanpa mempertimbangkan pendapat orang lain (Putra, 2020).
Komodifikasi dan konsumerisme media memperkuat budaya konsumerisme juga. Iklan yang muncul di media digital sering menampilkan barang dan jasa yang diinginkan serta menggambarkan cara hidup tertentu yang terkait dengan kesuksesan dan kebahagiaan. Media menjual emosi dan keinginan orang untuk menjual barang, mendorong pola pikir materialistik yang dapat membuat orang tidak puas dengan apa yang mereka miliki dan mendorong mereka untuk selalu membeli barang tambahan. Konsumerisme yang dipromosikan oleh media seringkali tidak memperhatikan dampak negatifnya terhadap lingkungan dan kualitas hidup manusia.
Kehilangan Privasi: Akibat lain dari perkembangan ekologi media adalah kehilangan privasi. Aplikasi digital dan media sosial mengumpulkan data pribadi pengguna untuk berbagai tujuan, seperti iklan atau analisis pasar, dan biasanya digunakan tanpa izin pengguna, menyebabkan masalah privasi. Pengguna yang membagikan informasi pribadi mereka di media sosial seringkali tidak menyadari potensi bahaya yang terkait dengan informasi tersebut; ini dapat digunakan oleh pihak ketiga untuk tujuan komersial atau bahkan oleh individu yang tidak bertanggung jawab (Kurniawati, 2019).
Kesimpulan
 Konsep ekologi media menggambarkan bagaimana masyarakat dan teknologi media berinteraksi satu sama lain. Ekologi media dapat menyebabkan peningkatan partisipasi sosial, inovasi dalam pendidikan, pemerkayaan budaya, dan akses informasi yang lebih luas. Di sisi lain, efek negatifnya termasuk penyebaran hoaks, gangguan kesehatan mental, fragmentasi informasi, budaya konsumerisme, dan kehilangan privasi. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk menjadi lebih kritis saat menggunakan media, menggunakan teknologi dengan bijak, dan memahami bagaimana media mengubah kehidupan sosial, politik, dan budaya secara keseluruhan. Masyarakat harus bijak menangani perubahan ekologi media. Memahami lebih lanjut tentang bagaimana media memengaruhi kehidupan kita dapat membantu kita menggunakan media untuk hal-hal yang baik sekaligus mencegah efek negatifnya. Oleh karena itu, mendapatkan literasi media harus menjadi prioritas utama untuk membantu masyarakat menjadi pengguna media yang lebih kritis dan bertanggung jawab.
Referensi
Jamal, M. (2017). Media, Teknologi, dan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Media Utama.
Kurniawati, D. (2019). Dampak Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Remaja. Yogyakarta: Penerbit Social Media Studies.
Putra, S. (2020). Hoaks dan Penyebaran Informasi Palsu di Media Sosial. Bandung: Penerbit Komunikasi Digital.
Sihombing, J. (2018). Media Sosial dan Perubahan Sosial. Medan: P
enerbit Komunikasi.