Pada beberapa akhir dekade ini, kemajuan yang dialami teknologi sudah membawa perubahan besar pada kehidupan manusia saat ini. Ekologi media merupakan salah satu konsep yang sangat penting bagi interkasi antara teknologi media dengan masyarakat juga memahami dan pengaruhnya akan aspek kehidupan masyarakat. Konsep ini menyatukan berbagai ide-ide disiplin ilmu, termasuk komunikasi, tekologi, dan juga ide ilmu sosial. Ekologi media buka hanya tertuju pada media ini sendiri, namun juga pada cara media itu bisa berinteraksi dengan masyarakat dan bagaimana keduanya bisa saling mempengaruhi satu sama lainnya. Dengan kemunculan teknologi baru ini, contohnya internet, media sosial, dan platfrom laiinya, hubungan interaksi masyarakat menjadi semakin komplek dan berdampak dengan begitu signifikan pada bagaimana cara mereka berkomunikasi, mengonsumsi informasi yang mereka tahu, dan berinteraksi pada kehidupan sosial atau kehidupan sehari-hari mereka. Ekologi media juga menggambarkan hubungan dengan berbagai bentuk media, baik yang tradisional maupun dengan yang digital, dan bagaimana keduanya sudah semakin terhubungan membentuk pola pikir dan perilaku masyarakat. Pada dunia yang semakin kuat hubungannya ini, media bukan hanya mempengaruhi individu secara private atau personal, tetapi juga membentuk pola sosial dengan politik yang lebih besar. Hal ini memunculkan pertanyaan penting, apakah perkembangan atau kemajuan media ini memberikan dapak positif atau dampak negatik untuk masyarakat?Â
 Ekologi media adalah satu konsep yang pertama kali dikemukakan oleh Neil Postman dan Marshall McLuhan. Pada tahun 1964, McLuhan mengatakan bahwa media merupakan ekstensi dari manusia. Dengan melalui media, manusia bisa dapat memperluas kemamapuan berkomunikasi dan interaksi mereka dengan siapa saja, juga dengan lingkungan sekitar mereka. Konsep ini menunjukkan bahwa media bukan hanya alat untuk menyampaikan pesan; mereka juga membentuk cara kita berpikir dan berinteraksi dengan dunia. Ekologi media merujuk pada sistem media secara keseluruhan, yang mencakup berbagai jenis teknologi media dan bagaimana teknologi tersebut berinteraksi satu sama lain dan berfungsi dalam masyarakat. Interaksi antara media lama dan baru, pengaruh media terhadap budaya, dan pengaruh mereka terhadap pola sosial dan politik masyarakat adalah beberapa aspek penting dari ekologi media. Media tradisional, seperti televisi dan radio, telah berfungsi sebagai alat untuk menyebarkan informasi kepada khalayak yang luas. Namun, dengan munculnya media baru berbasis digital, seperti internet dan media sosial, penyebaran informasi menjadi lebih cepat, lebih fleksibel, dan lebih terhubung secara global. Akibatnya, media digital mengubah cara orang berkomunikasi, mengakses informasi, dan membentuk identitas sosial mereka.
Dampak Positif Ekologi Media
Akses yang Lebih Luas ke Informasi Salah satu manfaat terbesar dari ekologi media adalah kemudahan mendapatkan informasi. Internet sekarang memungkinkan informasi di mana saja dan kapan saja. Ini memberikan peluang yang sangat baik bagi orang untuk memperluas pengetahuan mereka, berpartisipasi dalam percakapan di seluruh dunia, dan membuat keputusan yang lebih berbasis data. Misalnya, banyak platform online, seperti situs web, blog, dan forum diskusi, membuat informasi tentang politik, kesehatan, dan pendidikan menjadi mudah diakses (Jamal, 2017). Dengan demikian, masyarakat memperoleh pengetahuan yang lebih baik dan memiliki peluang untuk ikut serta dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan politik.
Semakin banyak orang yang menggunakan media sosial, lebih banyak orang sekarang dapat berpartisipasi dalam diskusi sosial dan politik. Platform seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok memungkinkan orang-orang di seluruh dunia untuk berbagi pendapat, ide, dan pemikiran mereka. Dalam menangani masalah yang sedang berkembang, seperti gerakan sosial, pemilu, atau kampanye kesadaran, media sosial memungkinkan mobilisasi cepat. Ini memberi orang kesempatan untuk berpartisipasi lebih aktif dalam kehidupan sosial mereka dan berkontribusi pada perubahan sosial. Menurut Sihombing (2018), gerakan sosial yang berhasil, seperti Black Lives Matter dan #MeToo, memanfaatkan media sosial.
Inovasi pendidikan media juga berkontribusi pada inovasi pendidikan. Pembelajaran online seperti Coursera, edX, dan YouTube memungkinkan akses tanpa batasan geografis atau waktu. Ini memberikan kesempatan untuk belajar bagi siapa saja, mulai dari keterampilan praktis hingga pendidikan formal. Pendidikan melalui media digital memungkinkan pendidikan berkualitas tinggi bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil atau memiliki keterbatasan fisik. Bagi orang yang bekerja atau memiliki komitmen lain, pendidikan online juga membuat jadwal mereka lebih fleksibel.
Selain itu, pemerkayaan budaya ekologi melalui media meningkatkan pertukaran budaya. Orang-orang dapat mengakses dan berbagi budaya dari berbagai belahan dunia di dunia yang semakin terhubung. Sekarang, platform media global seperti YouTube, Netflix, Spotify, dan lainnya menawarkan akses ke film, musik, seni, dan bahkan bahasa. Proses ini memungkinkan pertukaran budaya yang lebih cepat dan luas antara negara. Media global telah memungkinkan berbagai budaya saling mempengaruhi, memberikan kesempatan bagi orang untuk mengenal budaya lain dan memperkaya pengalaman mereka (Sihombing, 2018).Â
Dampak Negatif Ekologi Media
Penyebaran Hoaks dan Hoaks: Kecepatan penyebaran informasi yang dapat dilakukan oleh media digital juga dapat menyebabkan penyebaran hoaks dan informasi palsu. Berita palsu dapat dengan cepat menyebar di media sosial, menyesatkan orang-orang, dan bahkan memengaruhi keputusan politik dan pendapat mereka. Hoaks ini telah menjadi masalah besar dalam lingkungan media kontemporer, terutama menjelang pemilu atau dalam keadaan krisis, seperti pandemi. Penyebaran informasi yang salah tentang COVID-19 merusak upaya pencegahan dan penanganan wabah (Purnama, 2020). Hoaks dapat mengganggu stabilitas sosial dan merusak kepercayaan masyarakat terhadap media dan sistem informasi.
Dampak terhadap Kesehatan Mental: Media sosial sangat memengaruhi kesehatan mental, terutama pada remaja. Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan ketidakpuasan diri. Media sosial menyebabkan tertekan untuk mengikuti tren gaya hidup dan standar kecantikan yang tidak realistis. Hal ini sering berujung pada citra tubuh yang buruk dan rasa tidak percaya diri. Kurniawati (2019) menemukan bahwa fenomena ini lebih sering terjadi pada remaja yang aktif menggunakan media sosial dan sering membandingkan diri dengan standar yang ditetapkan oleh influencer atau selebritas.
Fragmentasi Informasi: Di dunia yang sangat terhubung ini, banyak informasi dapat menyebabkan fragmentasi. Salah satu fenomena media sosial yang paling umum adalah filter balon, di mana algoritma hanya menampilkan informasi yang sesuai dengan minat dan pandangan pengguna. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya pemahaman yang lebih luas tentang masalah penting serta memperburuk ketidaksepakatan sosial dan politik. Sebagai contoh, pengguna media sosial sering terjebak dalam lingkaran informasi selama pemilu yang hanya mengutamakan pendapat mereka sendiri tanpa mempertimbangkan pendapat orang lain (Putra, 2020).
Komodifikasi dan konsumerisme media memperkuat budaya konsumerisme juga. Iklan yang muncul di media digital sering menampilkan barang dan jasa yang diinginkan serta menggambarkan cara hidup tertentu yang terkait dengan kesuksesan dan kebahagiaan. Media menjual emosi dan keinginan orang untuk menjual barang, mendorong pola pikir materialistik yang dapat membuat orang tidak puas dengan apa yang mereka miliki dan mendorong mereka untuk selalu membeli barang tambahan. Konsumerisme yang dipromosikan oleh media seringkali tidak memperhatikan dampak negatifnya terhadap lingkungan dan kualitas hidup manusia.
Kehilangan Privasi: Akibat lain dari perkembangan ekologi media adalah kehilangan privasi. Aplikasi digital dan media sosial mengumpulkan data pribadi pengguna untuk berbagai tujuan, seperti iklan atau analisis pasar, dan biasanya digunakan tanpa izin pengguna, menyebabkan masalah privasi. Pengguna yang membagikan informasi pribadi mereka di media sosial seringkali tidak menyadari potensi bahaya yang terkait dengan informasi tersebut; ini dapat digunakan oleh pihak ketiga untuk tujuan komersial atau bahkan oleh individu yang tidak bertanggung jawab (Kurniawati, 2019).
Kesimpulan
 Konsep ekologi media menggambarkan bagaimana masyarakat dan teknologi media berinteraksi satu sama lain. Ekologi media dapat menyebabkan peningkatan partisipasi sosial, inovasi dalam pendidikan, pemerkayaan budaya, dan akses informasi yang lebih luas. Di sisi lain, efek negatifnya termasuk penyebaran hoaks, gangguan kesehatan mental, fragmentasi informasi, budaya konsumerisme, dan kehilangan privasi. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk menjadi lebih kritis saat menggunakan media, menggunakan teknologi dengan bijak, dan memahami bagaimana media mengubah kehidupan sosial, politik, dan budaya secara keseluruhan. Masyarakat harus bijak menangani perubahan ekologi media. Memahami lebih lanjut tentang bagaimana media memengaruhi kehidupan kita dapat membantu kita menggunakan media untuk hal-hal yang baik sekaligus mencegah efek negatifnya. Oleh karena itu, mendapatkan literasi media harus menjadi prioritas utama untuk membantu masyarakat menjadi pengguna media yang lebih kritis dan bertanggung jawab.
Referensi
Jamal, M. (2017). Media, Teknologi, dan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Media Utama.
Kurniawati, D. (2019). Dampak Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Remaja. Yogyakarta: Penerbit Social Media Studies.
Putra, S. (2020). Hoaks dan Penyebaran Informasi Palsu di Media Sosial. Bandung: Penerbit Komunikasi Digital.
Sihombing, J. (2018). Media Sosial dan Perubahan Sosial. Medan: P
enerbit Komunikasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H