Customer cenderung menilai sesuatu berdasarkan referensi point dan customer sangat memperhitungkan profit yang dia dapat saat akan membeli sesuatu.
Contoh: Sale pakaian dengan harga 500.000 dicoret menjadi 100.000 sehingga ada kecenderungan customer melihat bahwa diskonnya terlalu dalam dan menguntungkan bagi customer / dengan memberi label harga secara ganjil seperti 14.999, 14.650,14.450 dari pada memberi label harga secara genap seperti 15.000, karena customer lebih senang ketika mendapatkan profit walaupun hanya 1 rupiah tapi baginya  termasuk dalam penghematan.
5. FRAMING
Customer menyukai dengan presentasi informasi atau penyajian dari sebuah produk yang menarik dan juga dapat menambah nilai baginya.
Contoh: Penjual kopi menyajikan kopinya dengan kemasan elegan dapat menambah nilai jual dalam produk, biasanya teknik ini banyak digunakan direstoran. Anda dapat mengamati bahwa penyajian yang bagus dapat mengubah nilai jual produk.
6. KOMITMEN
Customer lebih ingin melakukan pembelian ketika mereka sudah terlanju berkomitmen dengan sebuah brand atau perusahaan.
Contoh: Mengadakan program loyalti card, membership, tontonan khusus bagi pelanggan premium dari sosial media, dll
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H