Mohon tunggu...
Fidel Dapati Giawa
Fidel Dapati Giawa Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Nulis dangkadang, tergantung mood

Selanjutnya

Tutup

Money

Apakah Mudah Merelokasi Industri Ke Negara Lain?

31 Desember 2012   11:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:44 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Aspek lain yang tentunya tidak sederhana adalah memindahkan pasar atau market mereka ke negara baru dimana si pengusaha berinvestasi. Jika usaha yang sedang mereka lakukan di Indonesia sedang berproduksi untuk memenuhi pesanan-pesanan yang telah diikat dengan perjanjian-perjanjian tentu bukan pekerjaan mudah untuk membuat perikatan baru, apa lagi kalau harus menunda proses produksi atas pesanan yang telah disepakati, atau pengusaha tersebut justru kena beban pinalti atau malah digugat karena wan-prestasi oleh relasinya.

Singkatnya, relokasi investasi apa lagi dalam bentuk pemindahan pabrik atau industri bukanlah hal sederhana. Pengusaha perlu berpikir seribu kali untuk memindahkan tempat operasional usahanya, terlebih kalau memindahkannya dari satu negara ke negara lain.

Mungkin masih ada banyak kendala teknis di luar apa yang saya sebutkan. Para pelaku usahalah yang lebih tahu. Namun secara rasional logis, saya berani menyimpulkan bahwa jika pun pengusaha serius melakukan ancamannya maka setidaknya perlu waktu untuk melakukannya. Nah, jika memang hal itu merupakan hal yang tak bisa dihindari pemerintah dan buruh sendiri tentunya punya waktu untuk melakukan langkah-langkah antisipasi sehingga kegiatan industri yang ada tidak serta merta membunuh lahan hidup kaum buruh maupun ekonomi daerah dan nasional secara umum.

Inti penting dari tulisan ini adalah, negara yang berdaulat tak kendor oleh ancaman sekelompok orang, sekalipun itu atas nama kelas atau kelompok pengusaha. Semoga memasuki tahun 2013 kita tidak lagi digentarkan oleh kekuatan modal yang selalu mengancam kehidupan anak bangsa.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun