Mohon tunggu...
Fidel Dapati Giawa
Fidel Dapati Giawa Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Nulis dangkadang, tergantung mood

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Catatan Pilpres: Kejamnya Politik di Medsos

22 Agustus 2014   19:21 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:51 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hikmah  dari pilpres 2014 yang dramatis ini cukuplah jadi pelajaran bagi para politisi yang ingin merebut jabatan publik. Hindarilah segala perbuatan yang menimbulkan cacat sosial dan moral sedapat mungkin sehingga tidak menjadi bulan-bulanan isu pada saat pertarungan kelak. Dan setelah menjabat, jagalah tindak-tanduk dan tutur kata sehingga tidak menjadi bumerang pada suatu saat.

Kalau bagi saya pribadi, saya tidak akan pernah berani menjadi calon presiden. Saya takut kelakuan dan kejahatan saya yang selama ini tersembunyi, kemudian  dibongkar habis. Saya juga ga siap jika martabat saya diolok-olok di media sosial. Suer, saya ga akan pernah mau jadi calon presiden, kecuali dengan bayaran yang setimpal dengan harga diri saya. He he he.....

Akhir kata, saya ucapakan:

Selamat memiliki Presiden-Wakil Presiden baru untuk seluruh rakyat Indonesia. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun