Mengingatkan takdir yang tak pernah luput dari sepertiga malamku
Â
Aku terfikir, ini hanyalah mimpi...
Tetapi gerak tubuh yang terbatas oleh ruang tunggu untuk terbangun,
Membuatku bebas memeluk kebenaran bahwa nama kita, disatukan dalam Ketidaktahuan tentang rahasia Tuhan semata
Tak sempat untuk singgah, tertolak oleh resah, berusaha untuk tidak langsung berpasrah...
Â
Dengan langit yang menangisi rintik lagu yang terukir merdu
Menjarah hasrat yang membanjiri kalbu
Ketika ku menggerami hangatnya lumatan tatapanmu
Lalu ku kembali dan bersujud kepada tuhanku