Mohon tunggu...
Nabilla Wibowo
Nabilla Wibowo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasisa

Memilik Hobi di Bidang Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Model Pembelajaran TPSR terhadap Keterampilan Sosial dan Hasil Belajar Afektif di SMK Negeri 7 Malang: Inovasi Baru dalam Pendidikan Karakter

13 Oktober 2024   19:56 Diperbarui: 13 Oktober 2024   20:13 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malang -- Inovasi dalam dunia pendidikan semakin berkembang, salah satunya adalah penerapan model pembelajaran Teaching Personal and Social Responsibility (TPSR) yang kini mulai diterapkan dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK). Sebuah penelitian yang dilakukan di SMK Negeri 7 Malang mengungkap pengaruh signifikan dari model pembelajaran ini terhadap keterampilan sosial dan hasil belajar afektif peserta didik.

Penelitian yang dilaksanakan pada bulan Agustus hingga September 2023 ini melibatkan dua kelas XI, yaitu kelas Kuliner 2 sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model TPSR, dan kelas Kimia Analisis 1 sebagai kelas kontrol yang masih menggunakan metode pembelajaran konvensional. Masing-masing kelas terdiri dari 34 peserta didik, yang dipilih menggunakan metode random sampling. Penelitian ini dilakukan selama enam minggu dengan total 12 sesi pembelajaran PJOK.

Model TPSR: Inovasi dalam Meningkatkan Karakter dan Tanggung Jawab Sosial

Model pembelajaran TPSR dikenal sebagai pendekatan yang menekankan tanggung jawab pribadi dan sosial melalui aktivitas fisik. Fokus utama dari model ini adalah membantu peserta didik mengembangkan sikap disiplin, menghargai hak dan perasaan orang lain, serta meningkatkan keterampilan sosial yang sangat penting di era modern. Peserta didik juga didorong untuk terlibat aktif dalam pembelajaran, berpartisipasi, dan berkontribusi terhadap kelompok.

Berdasarkan hasil penelitian yang dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney, ditemukan bahwa kelas eksperimen yang menggunakan model TPSR menunjukkan peningkatan signifikan dalam hal keterampilan sosial dan hasil belajar afektif. Pada uji statistik, nilai signifikansi (2-tailed) < 0,05, menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol.

Kelas eksperimen tidak hanya menunjukkan peningkatan nilai rata-rata keterampilan sosial dari 55,56 pada pretest menjadi 66,32 pada posttest, tetapi juga peningkatan hasil belajar afektif yang sangat signifikan. Nilai rata-rata afektif meningkat dari 73,12 pada pretest menjadi 92,82 pada posttest, dibandingkan dengan kelas kontrol yang hanya meningkat dari 64,35 menjadi 68,26.

Pentingnya Pendidikan Karakter di Era Modern

Pendidikan karakter melalui model TPSR dinilai sangat relevan dengan kebutuhan saat ini, di mana tantangan sosial dan moral semakin kompleks. Dalam laporan penelitian ini, diungkapkan bahwa banyak peserta didik di sekolah-sekolah saat ini menghadapi masalah perilaku sosial yang merosot, seperti rendahnya disiplin, ketidakpatuhan terhadap aturan sekolah, serta kurangnya rasa hormat terhadap guru dan teman-teman sebaya((GPJI) Artikel Nabilla ...).

Menurut para peneliti, model pembelajaran TPSR dapat menjadi solusi dalam membangun karakter peserta didik, khususnya dalam meningkatkan kemampuan sosial mereka. Dalam proses pembelajarannya, model ini mengajarkan tanggung jawab pribadi dan sosial melalui aktivitas fisik, sehingga siswa dapat berlatih untuk lebih menghormati orang lain, berperan sebagai pemimpin, dan menjadi pendengar yang baik.

"Model TPSR memberi kesempatan bagi peserta didik untuk meningkatkan kemampuan interpersonal, seperti menghargai perasaan orang lain, berpartisipasi aktif dalam kelompok, dan menjadi pemimpin di lingkungan belajar," ujar salah satu peneliti.

Implikasi Hasil Penelitian untuk Dunia Pendidikan

Penelitian ini memberikan dampak positif bagi pengembangan metode pengajaran di Indonesia, khususnya pada bidang PJOK. Model TPSR memberikan ruang bagi peserta didik untuk berlatih keterampilan sosial yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Tidak hanya fokus pada aspek kognitif, TPSR juga mendorong peserta didik untuk mengembangkan aspek afektif mereka, seperti rasa tanggung jawab, empati, dan kerjasama.

Guru yang menerapkan model TPSR juga merasakan perubahan dalam suasana kelas yang lebih positif. Peserta didik lebih disiplin, termotivasi, dan memiliki kemandirian yang lebih tinggi dalam menyelesaikan tugas-tugas. Mereka juga menunjukkan peningkatan dalam pengendalian emosi serta berkontribusi dalam menciptakan lingkungan kelas yang harmonis.

Dalam penelitian ini, peserta didik pada kelas eksperimen menunjukkan hasil yang jauh lebih baik dalam keterampilan sosial dibandingkan dengan peserta didik pada kelas kontrol. Melalui penerapan model TPSR, peserta didik dilatih untuk secara bertahap mencapai tingkatan tanggung jawab yang lebih tinggi, mulai dari menghormati orang lain, hingga berperan sebagai pemimpin dan membantu teman sebaya.

Harapan ke Depan: Penerapan Model TPSR di Sekolah-Sekolah Lain

Meskipun penelitian ini masih terbatas pada ruang lingkup SMK, peneliti berharap bahwa hasil penelitian ini dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di Indonesia untuk mengadopsi model pembelajaran TPSR. Penerapan TPSR diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan karakter di Indonesia, sejalan dengan program Profil Pelajar Pancasila yang dicanangkan dalam Kurikulum Merdeka.

"Model TPSR sangat efektif dalam membentuk karakter yang kuat pada peserta didik. Kami berharap penelitian ini dapat menjadi landasan bagi sekolah-sekolah lain untuk menerapkan metode serupa guna meningkatkan keterampilan sosial dan afektif peserta didik," kata salah satu peneliti.

Secara keseluruhan, penelitian ini menegaskan bahwa model TPSR tidak hanya relevan dalam konteks pembelajaran PJOK, tetapi juga dapat diterapkan secara luas dalam membentuk karakter peserta didik yang bertanggung jawab, disiplin, dan memiliki empati terhadap orang lain. Implementasi model ini diharapkan dapat memperkuat tujuan pendidikan karakter di Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun