Pandemi Virus covid-19 wabah penyakit menular ini tidak hanya mengancam keselamatan jiwa dan berefek ke seluruh umat manusia menimbulkan dampak ekonomi yang dahsyat karena memaksa orang mengurangi drastis aktivitas luar dan interaksi antar orang, namun juga mengubah banyak tatanan kehidupan dan kebiasaan hidup.
KASUS KDRT
Kasus KDRT sebenarnya sudah sering terjadi di dalam keluarga yang kurang harmonis apalagi sejak asanya pandemi covid-19 memperparah keadaan dan suasana dalam masalah keluarga. Tinggal berlama-lama di rumah juga memberikan tekanan psikis pada anak-anak maupun orang tua dalam keluarga. Banyak wanita yang mengalami KDRT dan peran ganda dalam keluarga. KDRT dapat berupa kekerasan Fisik, psikologis, seksual, dan kekerasan ekonomi.
Tahapan Atasi kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) :
● Menyikapi masalah dengan tegas apabila pasangan menunjukkan sikap atau perilaku kasar.
● Meminta bantuan tenaga ahli (psikolog dan konselor pernikahan) untuk mencari jalan keluar terbaik
● Minta dukungan dari Keluarga dan Sahabat
● Perencanaan tindakan (menghubungi komisi perlindungan wanita untuk meminta pertolongan, mengumpulkan bukti kekerasan fiaik, hasil visum, atau rekaman media, melaporkan polisi)
PERAN GANDA WANITA
Permasalahan lain yang juga terjadi yaitu wanita memiliki peran ganda di masa pandemi Covid 19 ini. Beban yang ditanggung wanita pun, khususnya yang telah berstatus ibu rumah tangga, juga berlipat. Di satu sisi mesti cakap mengatur kebutuhan rumah tangga. Di sisi lain, harus menemani anak saat melakukan pendidikan secara daring. Belum lagi jika ibu rumah tangga juga harus menanggung peran mencukupi keperluan keluarganya. Beban yang ditanggung wanita pun khususnya yang telah berstatus ibu rumah tangga, juga berlipat. Di satu sisi mesti cakap mengatur kebutuhan rumah tangga. Di sisi lain, harus menemani anak saat melakukan pendidikan secara daring. Belum lagi jika ibu rumah tangga juga harus menanggung peran mencukupi keperluan keluarganya.
Perempuan bekerja setidaknya mempunyai dua perhatian utama yang keduanya menuntut tanggung jawab. Pertama perhatian terhadap keluarga dan kedua perhatian penuh pada tugas kantor. Kedua hal ini sering kali merupakan konflik bagi perempuan bekerja. Meski pembagian area ini sifatnya bisa dipertukarkan tetapi dalam praktiknya sering kali ada pembagian yang jelas siapa yang bertanggung jawab dalam area tersebut. Budaya patriarki bertanggung jawab akan pembagian peran kerja tersebut yang saat ini seolah-olah diterima sebagai suatu kewajaran kultural.
Banyaknya keterdesakan ekonomi lebih mendorong wanita muncul untuk memainkan dua peran sekaligus. Sehingga zaman sekarang sering kita menjumpai yang dimanakan wanita karir, yaitu wanita yang memainkan peran gandanya sebagai ibu rumah tangga untuk mendukung suami agar berpenghasilan dan sebagai tenaga kerja untuk mencari penghasilan tambahan.
Pada masa pandemi covid-19 ini sangat banyak tantangan yang harus dihadapi oleh wanita karir. Tetapi mereka berusaha melewati semua tantangan tersebut dengan baik. Ketika ada kesulitan dalam memanajemen keluarga tentu ada pengaruhnya terhadap pekerjaan, begitu juga sebaliknya. Inilah hal tersulit yang harus dimanajemen oleh wanita karir. Dan pada masa ini, wanita karir mempunyai multi peran yaitu disamping menjadi wanita pekerja di luar rumah, menjadi ibu rumah tangga, wanita karir juga harus mampu menjadi guru pendamping bagi anak-anaknya dalam belajar daring. Sehingga wanita karir dihadapkan pada kesulitan membagi waktu dalam situasi yang bersamaan. Dampak pandemi terhadap kelangsungan ekonomi rumah tangga mengalami keterpurukan bagi rumah tangga.
DAMPAK EKONOMI KELUARGA
Dampak pandemi covid-19 menciptakan perubahan sejumlah sektor dalam sekala negara hingga rumah tangga. Diperlukan kebijakan yang menyeluruh agar mampu mengatasi permasalahan di setiap kelompok masyaeakat di tanah air. Dampak tersebut mulai terasa ketika pemerintah mengeluarkan aturan untuk mengurangi kegiatan di luar rumah seperti Physical distancing, PSBB serta PPKM seperti halnya sekarang, sehingga pemutaran ekonomi berkurang dan melambat.
Dalam Pandemi ini banyak Kepala keluarga yang tidak lagi mempunyai pekerjaan ataupun pendapatan karena banyak kendala mulai dari PHK , pengurangan karyawan, hingga perusahaan gulung tikar. Bantuan pemerintah hanya terbatas yaitu 3 bulan saja, setelah itu mereka harus bertahan mandiri ditengah pandemi.
Ketika pandemi seperti ini berlangsung usaha UMKM atau usaha rumahan berbasis digital untuk pemasarannya merupakan trobosan masalah dalam usaha mandiri karena pemasarannya tetap menjaga prokes karena melalui situs online .
Adapun pemecahan masalah ekonomi untuk usaha ditengah pandemi seperti halnya :
1. Berjualan Usaha kuliner berupa lauk pauk, hidangan makanan manis, atau cemilan siap antar
2. Usaha Jamu ataupun rempah tradisional, dan herbal yang fresh dan siap antar
3. Menjual bahan baku makanan dengan sistem siap antar
4. Usaha token pulsa , listrik, dan internet yang mungkin di zaman sekarang sangat dibutuhkan untuk bekerja maupun pembelajaran online
5. Usaha pembuatan masker kain atau alat pelindung diri / kesehatan.
Selain di atas, peran pemerintah bukan hanya dalam bentuk bantuan saja berupa penyuluhan perbaikan ekonomi keluarga yang terdampak karena pandemi, agar ekonomi keluarga tetap bertahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H