Penyebab utama yang menjadi budaya patriarki masih terus berkembang adalah tidak adanya kesadaran atas kesetaraan gender. Karena dalam masyarakat sudah terbiasa bahwa kaum laki-laki lah yang paling unggul dan dapat terus berperan. Untuk mengsukseskan kesetaraan gender inilah mulailah melibatkan perempuan didalamnya dengan contoh melibatkan dalam ranah politik, jadikan perempuan sebagai pemimpin dan buktikan bahwa tidak selalu perempuan diremehkan. Perempuan juga bisa bersinar seimbang bahkan lebih dari dari laki-laki.
3. Pilihan Realistis PerempuanÂ
Penyebab budaya patriarki tidak hanya bisa datang karena pola didikan orang tua dan lingkungan masyarakat saja. Tetapi bisa saja hadir karena underestimated terhadap pilihan hati perempuan. Misalnya, seorang perempuan memilih tetap berada dirumah tidak bekerja kantoran, biasanya alasan utamanya adalah untuk mengurus anak dan suami serta mengurus keperluan rumah. Hal ini yang memicu penafisran bahwa kaum perempuan itu lemah karena hanya bisa bekerja didapur dan mengurus rumah. Padahal perempuan mengorbankan seluruh impian mereka untuk bisa selalu berada di dekat keluarga. Dan pandangan terhadap kaum laki-laki semakin wah dan di agung-agungkan karena bekerja mencari nafkah sedangkan istri hanya menerima gaji yang diberikan suami. Pemikiran kolot inilah yang masih menjadi point utama adanya patriarki.Â
Tetapi ada perempuan yang memilih untuk bekerja. Karena setiap individu manusia sudah pasti mempunyai pemilihan masing-masing yang berbeda dan kepetusan tersebut tidak salah. Perempuan yang mrmilih untuk bekerja bukan semerta-merta untuk membuktikan bahwa perempuan bisa jauh lebih tinggi dari laki-laki, namun memang basic skill yang mereka miliki ada dalam pekerjaan yang dibutuhkan. Perempuan yang memilih bekerja pun tidak kalah mulia, karena untuk membantu ekonomi keluarga,untuk menghidupi mereka sendiri dan tidak bergantung dengan laki-laki. Nah hal ini juga bisa menjadi problem dalam budaya patriarki, karena kaum laki-laki merasa dipandang rendah karena merasa tersaingi dengan kaum perempuan karena bisa mengimbangi dengan bekerja.Â
KESIMPULANÂ
Menurut penjelasan yang sudah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa budaya patriarki di dalam masyarakat masih mengakar. Budaya patriarki ini semakin memandang rendah kaum perempuan. Point diatas penyebab dari masih berkembangnya budaya patriarki adalah lingkungan keluarga dan pola didik orangtua. Hal tersebut sangatlah mempengaruhi bagaimana anak akan bersikap. Contoh pada lingkungan keluarga maupun masyarakat ada yang melakukan budaya tersebut maka anak akan meniru perlakuan tersebut dan akan terbiasa hingga besar, ini yang menjadikan buih-buih budaya patriarki.Â
Lalu solusi apa yang dapat kita berikan untuk permasalahan diatas, yaitu dengan pendidikan dan kesadaran gender. Maksudnya adalah pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal disekolah, hal ini dapat menjadikan sebuah pembelajaran. Karena jika seseorang mengenyam pendidikan maka berbeda pula dengan cara berfikir nya. Pada ranah pendidikan formal, sebaiknya tidak selalu mengajarkan pembelajaran formal saja, bisa juga di selingi denga pendidikan kesetaraan gender dan mengadakan sosialisasi gender. Hal ini dapat dikatakan efektif meminimalisir budaya patriarki, karena disadarkan bahwa yang bisa berkembang dan memiliki power tidak selalu laki-laki. Yang dapat dilakukan selanjutnya adalah, selalu mempartisipasikan perempuan pada setiap elemen. Baik kepemimpinan, politik,pekerjaan. Hal ini diharap dapat memecah pengakaran patriarki. Dengan solusi diatas dapat memberikan ruang terbuka untuk perempuan terus berkembang lebih leluasa daan tidak merasa terkurung dengan pemikiran purbakala.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI