BAB 3 : DASAR DAN JENIS ILMU PENGETAHUAN
Dasar-dasar ilmu terbagi menjadi 3 yaitu, ontologi yang mana membahas tentang hakikat yang apa yang dikaji. Kemudian epistemologis yaitu membahas mengenai bagaimana proses kemungkinan, metode atau cara-cara mendapatkan pengetahuan yang benar. Berikutnya aksiologis adalah dasar ilmu pengetahuan yang berbicara tentang nilai kegunaan ilmu.
Untuk objek dari pengetahuan ilmiah merupakan segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh pikiran atau indra manusia. Tujuan dari ilmu pengetahuan adalah untuk memenuhi keperluan ilmu manusia itu dan juga untuk memecahkan masalah kehidupan.
Jenis ilmu pengetahuan ada empat: 1) pengetahuan wahyu yang mana berasal langsung dari Tuhan, 2) intuitif yaitu pengetahuan yang berasal dari sendiri. 3) kbenaran tersebuttidak bisa di teleti karena ribet dan lain sebagainya. `4) pengetahuan rasional, pengetahuan yang diperoleh darirasio atau akal. Pada tahap empiris terdapat 3 metode, yaitu : pertama, metode empiris biasanya bersifat terpotong-potong. Kedua, pengetahuan empiris yaitu pengetahuan diperoleh dari bukti pengindraan. Ketiga, pengetahuan otoritas yang sumbernya berasal dari orang luar dari kita.
BAB 4 : FILSAFAT ILMU, KEBENARAN DAN PENJELAJAHANNYA
Manusia tidak akan mampu menguasai semua pengetahuan di Alam ini. Maka untuk mempermudah manusia dalam mengkaji ilmu, ruang-ruang penjelajahan keilmuan kemudian dibagi menjadi beberapa bagian disiplin keilmuan, yang mana bagian ini semakin lama semakin sempit sesuai dengan perkembangan disiplin dari suatu ilmu, namun kajiannya akan semakin dalam. Hakikat seorang manusia adalah mencari kebenaran, jika manusia mengerti dan memahami kebenaran. Sifat asasinya terdorong pula untuk melaksanakan kebenaran itu. Keterkaitan antara filsafat ilmu dan kebenaran adalah cara memperoleh kebenaran dengan menggunakan pemikiran filsafat. Oleh karena itu kebenaran yang diperoleh manusia relatif, tergantung cara memperoleh kebenaran yang dipakai, sedang kebenaran yang berasal Tuhan bersifat hakiki.
BAB 5 : FILSAFAT ILMU DAN PENGEMBANGAN METODE ILMIAH
Filsafat sering disebut juga sebagai induk dari ilmu. Filsafat merupakan displin ilmu yang berusaha untuk menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan manusia secara tepat dan lebih memadai. Perkembangan ilmu pengetahuan semakin lama semakin maju dengan munculnya ilmu-ilmu baru dengan berbagai displin yang akhir-akhirnya memunculkan sub-sub ilmu pengetahuan baru ke arah ilmu pengetahuan yang lebih khusus lagi seperti spesialisasi.Juraid Abdul Latif (2002) dan Amsal Bakhtiar (2006) mengatakan, dalam kajian sejarah dapat dijelaskan bahwa perjalanan manusia telah mengantarkan dalam berbagai fase kehidupan. Dalam perkembangan kehidupan ilmu mengalami kemajuan. Perkembangan ini dapat terwujud karena adanya aktivitas yang berupa penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan. Dan pengamat yang bukan ilmuwan sains menyebut cara kerjanya sebagai metode ilmiah. Metode ilmiah terdiri atas serangkaian kaegiatan berupa pengenalan dan perumusan masalah, pengumpulan informasi yang relevan, perumusan hipotesis, pelaksanaan eksperimen, dan publikasi atau penyebaran. Ciri pemikiran fisafat mengacu pada 3 konsep pokok, yakni persoalan filsafat bercorak sangat umum, persoalan filsafat tidak bersifat empiris, dan menyangkut masalah asasi. Dan karakteristik filsafat menurut Kattsof dalam Solihin (2007), sebagai berikut :
a. Filsafat yaitu berpikir secara kritis.
b. Filsafat yaitu berpikir dalam bentuknya yang sistematis.
c. Filsafat menghasilkan sesuatu yang runtut.