Mohon tunggu...
Nabil Hafizd Khairi
Nabil Hafizd Khairi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya adalah mahasiswa prodi Pendidikan IPS, di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Saya selain sebagai seorang mahasiswa, saya juga sering menulis artikel ataupun membaca jurnal akademik, fokus baca saya adalah topik mengenai Sosial Capital, atau Topik Sosial Lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Generasi Z dan Media Sosial : Apakah menjadi Inovasi atau Kemunduran Perilaku Bertatakrama ?

23 Desember 2024   05:20 Diperbarui: 23 Desember 2024   07:13 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media sosial juga membuka ruang bagi perilaku agresif, seperti cyberbullying. Dalam dunia maya, anonimitas sering kali membuat pengguna merasa "aman" untuk berbuat kasar tanpa konsekuensi. Hinduja dan Patchin (2018) mencatat bahwa 34% remaja telah menjadi korban cyberbullying. Dampaknya meliputi tekanan emosional, kehilangan rasa percaya diri, bahkan depresi berat.

Lebih parah lagi, beberapa kasus cyberbullying berujung pada tindakan ekstrem, seperti bunuh diri. Salah satu contohnya adalah kasus remaja di Inggris yang mengakhiri hidupnya setelah mengalami intimidasi terus-menerus di media sosial. Kondisi ini menunjukkan perlunya regulasi yang lebih ketat serta edukasi tentang etika digital sejak dini.

Standar Hidup yang Tidak Realistis dan Tekanan Mental

Salah satu dampak psikologis terbesar dari media sosial adalah penciptaan standar hidup yang tidak realistis. Di Instagram, TikTok, atau Facebook, pengguna sering kali hanya menampilkan sisi terbaik dari hidup mereka---foto-foto liburan mewah, tubuh ideal, atau pencapaian besar.

Twenge (2017) mencatat bahwa paparan gambar-gambar seperti ini membuat banyak remaja merasa hidup mereka tidak cukup baik. Mereka merasa harus terus mengejar kesempurnaan agar diterima oleh lingkungan sosialnya. Tekanan ini sering kali berujung pada stres, kecemasan, dan bahkan depresi.

Lebih jauh, penelitian menunjukkan bahwa media sosial juga berdampak pada cara remaja memandang diri mereka sendiri. Generasi Z sering kali membandingkan diri mereka dengan orang lain di media sosial, yang memicu perasaan rendah diri.

Gangguan Pola Tidur: Efek Buruk dari Waktu Layar yang Berlebihan

Penggunaan media sosial yang berlebihan juga berdampak pada kesehatan fisik, khususnya pola tidur. Banyak remaja menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar sebelum tidur, yang mengganggu ritme biologis mereka.

Penelitian oleh Levenson et al. (2016) menunjukkan bahwa kebiasaan ini meningkatkan risiko insomnia dan gangguan tidur lainnya. Akibatnya, remaja sering kali merasa lelah, sulit berkonsentrasi, dan kurang produktif di sekolah. Dalam jangka panjang, gangguan tidur dapat memengaruhi kesehatan mental dan fisik mereka secara signifikan.

Solusi untuk Mengatasi Tantangan Media Sosial

Meski tantangan ini tampak besar, ada berbagai langkah yang dapat diambil untuk membantu Generasi Z mengelola penggunaan media sosial secara lebih sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun