Mohon tunggu...
Nabila Az Zahrah
Nabila Az Zahrah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswi yang gemar membaca hal-hal menarik via online.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Beriman Kepada Allah

28 Juni 2024   22:20 Diperbarui: 30 Juni 2024   12:18 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://bincangsyariah.com/hukum-islam/ubudiyah/apa-arti-beriman-kepada-allah-ini-kata-syekh-nawawi-al-bantani/ambar

Nama                                : Nabila Az Zahrah

NIM                                   : 11230541000077

Dosen Pengampu        : Muhammad Firdaus, Lc., MA., Ph.D

Mahasiswi Program Studi Kesejahteraan Sosial

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2024

Naskah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Retorika

 

PONDASI PENTING DALAM HIDUP: BERIMAN KEPADA ALLAH

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لَااِلٰهَ إِلاَّ اللّٰه وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللّٰه، اَللّٰهُـمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّابَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللّٰه، أُوْصِيْنِيِ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللّٰه، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَقَالَ تَعَالَى  يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا ۢ بَعِيْدًا ( النساۤء/4: 136). صَدَقَ اللّٰهُ الْعَظِيمْ

Marilah kita panjatkan puji serta syukur atas nikmat yang Allah subhanahu wata’ala berikan sehingga kita dapat dikumpulkan di acara yang mulia dan yang insyaAllah diberkahi. Tidak lupa sholawat serta salam kami curahkan kepada baginda besar Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarganya, dan para sahabatnya. Semoga kita semua menerima syafaat dan diberi petunjuk hingga hari kiamat kelak.

Hadirin rahimakumullah,

Apa disini kalian semua sudah beriman kepada Allah subhanahu wata’ala? Beriman yang bukan hanya diucapkan melewati lisan, melainkan juga dengan perbuatan, apakah yakin sudah beriman?

Di antara yang wajib dilakukan setiap muslim adalah beriman kepada Allah subhanahu wata’ala. Bahkan iman kepada Allah dan Rasul-Nya adalah kewajiban yang paling pokok, yang paling utama, paling tinggi kedudukannya dan paling harus dilakukan.

Hadirin yang semoga dirahmati Allah subhanahu wata’ala,

Beriman kepada Allah itu meyakini Allah itu ada dan meyakini Allah Maha Esa. Allah Maha Esa itu ada tiga landasan hadirin sekalian, apa sajakah itu? Pertama, meyakini Allah Maha Esa dalam menciptakan dan mengatur alam semesta sendirian (Tauhid Rububiyah). Allah subhanahu wa ta’ala itu yang menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan dan mematikan, mendatangkan bahaya, memberri manfaat dan lain-lain.

Yang kedua yaitu meyakini Allah Maha Esa dalam sifat-sifat-Nya (Tauhid Asma Was Sifat). Allah juga menyatakan bahwa Dia memiliki nama-nama yang indah dan baik. Tidak ada yang dapat menyerupai-Nya. Seperti yang dituliskan dalam Al-Qur’an yang berbunyi:

لَيْسَ كَمِثْلِهٖ شَيْءٌ ۚوَهُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ ١١ ( الشورى/42: 11)

Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya. Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Asy-Syura/42:11).

Dan yang ketiga yaitu meyakini bahwa Allah satu-satunya yang berhak diibadahi (Tauhid Uluhiyah). Hanya Allah subhanahu wata’ala yang berhak disembah, berhak diibadahi, karena Allah lah yang telah menciptakan dan mengatur alam semesta dengan sendirian dan juga karena Allah Esa dalam sifat-sifat-Nya.

Hadirin sekalian,

Iman itu adalah amalan hati. Bagaimana mengetahui hati itu punya amalan? Dengan membuktikannya melalui perbuatan. Dikisahkan pada QS. Al-Hujurat ayat 14, yang berbunyi:

۞ قَالَتِ الْاَعْرَابُ اٰمَنَّا ۗ قُلْ لَّمْ تُؤْمِنُوْا وَلٰكِنْ قُوْلُوْٓا اَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْاِيْمَانُ فِيْ قُلُوْبِكُمْ ۗوَاِنْ تُطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ لَا يَلِتْكُمْ مِّنْ اَعْمَالِكُمْ شَيْـًٔا ۗاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ١٤ ( الحجرٰت/49: 14)

Orang-orang Arab Badui berkata, “Kami telah beriman.” Katakanlah (kepada mereka), “Kamu belum beriman, tetapi katakanlah, ‘Kami baru berislam’ karena iman (yang sebenarnya) belum masuk ke dalam hatimu. Jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikit pun (pahala) amal perbuatanmu.” Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Hujurat/49:14).

Pada ayat di atas ditegaskan bahwa beriman bukan hanya sekedar mengucapkan syahadat. Tetapi juga perlu adanya pembuktian. Karena apakah syahadat yang diucapkan dengan lisan itu turun ke qolbu (hati)? Jika benar turun ke qolbu, maka perlu pembuktian. Sehingga Allah subhanahu wata’ala menurunkan perintah-perintah dan larangan-larangan agar dapat membuktikan apakah sudah memiliki iman atau belum.

Hadirin rahimakumullah,

Jika sudah ada iman yang kuat, tidak ada bedanya jika suka maupun duka. Ketika diberi nikmat, maka kita akan bersyukur dan ketika diberikan ujian atau cobaan, kita pun tidak akan marah atau berburuk sangka pada Allah, melainkan kita akan bersabar jika diberi cobaan. Iman itu bisa naik dan turun. Jika iman naik, apa saja yang diperintahkan pasti dikerjakan, seperti sholat sunnah dan puasa sunnah. Tetapi jika iman turun, jangankan yang sunnah, yang wajib saja bisa terlewat.

Hadirin sekalian, apakah iman dapat naik dan dipertahakan? Jawabannya adalah, bisa. Bagaiman caranya?

Yang pertama, iman itu bisa naik dan bertahan jika pemilik iman itu konsisten memperbanyak ketaatan kepada Allah subhanahu wata’ala. Wujudnya adalah ibadah. Jadi, konsisten dalam memperbaiki dan memperbanyak ibadah, dipastikan iman akan naik dan konsisten.

Yang kedua, melalu ilmu pengetahuan. Karena itulah ilmu dan iman itu disandingkan. Bagaimana caranya ilmu pengetahuan dapat membuat iman naik dan konsisten? Bisa dengan kalian me,baca buku atau tulisan-tulisan di media sosial yang sifatnya membangun keimanan kepada Allah subhanahu wata’ala. Juga bisa dengan menghadiri majelis-majelis ilmu untuk mendapatkan ilmu agama baru dan diterapkan.

Hadirin sekalian,

Iman itu paling penting dan paling dibutuhkan dari kita hidup sampai kita diwafatkan nanti. Maka memohonlah kepada Allah subhanahu wata’ala untuk terus dapat beriman dan diwafatkan dalam keadaan beriman pula.

Ya Allah, berikanlah kekuatan iman dan Islam kepada kami, gerakkan setiap langkah kami di jalan-Mu, dan berikan segala rahmat dan karunia-Mu kepada keluarga dan keturunan kami. Ya Allah, ya Rabb, di hari yang engkau ciptakan ini, ajarkanlah kami untuk senantiasa menempatkan-Mu di tempat yang paling baik. Aamiin ya rabbal ‘alamin.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun