Mohon tunggu...
Nabila Ghaida Zia
Nabila Ghaida Zia Mohon Tunggu... Freelancer - Nabila Ghaida Zia

Freelance Content Writer | Freelance Copywriter | Ghost Writer | Freelance Editor | Digital Marketing Enthusiast | Learning and Parenting Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ibuku Anak Broken Home, Inilah 6 Pelajaran Hidup dari Beliau

6 Desember 2020   10:55 Diperbarui: 6 Desember 2020   11:00 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Perihal makanan ini sepele la sebenarnya, tapi justru ini salah satu faktor yang mempererat persaudaraan. Contohnya ketika ibu berkunjung ke tempat teman. Teman ibu akan senang bila kita bersedia memakan suguhannya. Memberi makan orang yang sholeh dan sholehah pun akan menjadi amal jariah untuk kita."

Ibu pernah bercerita seperti itu. Bahkan kini setiap hari Jumat ibu selalu membuat makanan yang akan dibagikan kepada jamaah sholat Jumat. Tak hanya berbagi makanan saja, ibu pun sering berbagi lainnya.

Mendengarkan Dengan Antusias, Kunci Mengeratkan Persahabatan dan Persaudaraan

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Ibuku jauh dari keluarga besar dan tinggal di perantauan. Namun, uniknya mayoritas orang di desa kenal dengan ibu. Mulai dari pejabat tinggi hingga pedagang pasaran. Bahkan banyak sahabat-sahabat yang tak ada ikatan persaudaraan bisa sebegitu sayangnya dengan ibu.

Aku pernah bertanya, apa rahasianya?

Ternyata kini aku menemukan jawabannya bahwa ibuku adalah seorang pendengar yang baik. Banyak orang-orang yang datang pada ibu dan bercerita pada ibu tentang kehidupannya. Ibu pun mendengarkan dengan antusias tanpa menyela. Hal itulah yang membuat orang nyaman dengan ibu. Sehingga, banyak orang dekat dengan ibu bahkan karyawan banyak yang loyal kepada ibu. 

Karyawan Kita Bukanlah Bawahan Tapi Partner Kerja

Ibuku memang bukan pengusaha kelas kakap. Namun, aku belajar cara beliau berbisnis.  Dalam berbisnis atau urusan pekerjaan lainnya, ibuku selalu menerapkan prinsip bahwa karyawan kita baik itu pembantu di rumah bukanlah bawahan kita.

Di rumahku kini ada dua pembantu dan enam orang karyawan dekorasi. Ibu selalu memintaku untuk tetap menghormati dan menghargai karyawan ibu karena rata-rata lebih tua dariku. Ibu berpesan bahwa mereka bukan bawahan kita namun partner kita. Tanpa mereka usaha kita tak akan berjalan lancar.

Kunci inilah yang membuat karyawan ibu betah bekerja dengan ibu dan loyal pada ibu. 

Jawaban Dari Mengapa Ibuku Selalu Menderita

Setelah menganalisis pelajaran kehidupan yang aku dapat dari ibuku. Aku sadar bahwa ibuku sejatinya tak selalu menderita. Apa yang kukira menyakitkan bagi ibu ternyata telah menguatkan pribadi ibu. Aku menemukan jawaban mengapa banyak ujian bertubi pada ibu seolah tak ada bahagia untuknya. 

Jawabannya adalah

Karena ibuku ingin selalu menjadi Abu Bakar As-Shiddiq yang selalu berbagi kepada siapapun. Kebahagiaan ibuku didapat dari banyak memberi bukan menerima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun