Mohon tunggu...
Nabila Ghaida Zia
Nabila Ghaida Zia Mohon Tunggu... Freelancer - Nabila Ghaida Zia

Freelance Content Writer | Freelance Copywriter | Ghost Writer | Freelance Editor | Digital Marketing Enthusiast | Learning and Parenting Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ibuku Anak Broken Home, Inilah 6 Pelajaran Hidup dari Beliau

6 Desember 2020   10:55 Diperbarui: 6 Desember 2020   11:00 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa tanggapan beliau? 

Beliau memintaku untuk bersabar dan tetap berbuat baik kepada orang itu. Sekalipun orang itu sering menyakiti kita. Bahkan ibu pernah bercerita.

Ketika ada orang yang tidak menyukai ibu, ibu sebisa mungkin untuk tidak ikut membencinya. Ibu justru berdoa agar orang itu kelak butuh bantuan ibu dan ibu bisa membantunya.

Saat mendengar cerita itu rasanya dalam bayangan itu tak mudah. Namun, aku telah mempraktekkannya dan justru membuat persaudaraan baru antara aku dan orang yang sudah menyakitiku. Ternyata itu jadi salah satu kunci kenapa ibu memiliki banyak sahabat rasa saudara.

Pendidikan Anak Adalah Hal Terpenting, Ibu Sangat Bekerja Keras Untuk Ini

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Tahukah kamu berapa gaji seorang PNS pada tahun 80-an? Gaji ibuku pertama waktu itu kurang lebih Rp 150.000,-. Gaji itu terhitung sedikit, terlebih ibu harus menghidupi tiga orang anak dengan menyewa pembantu. Karena bapak tidak tinggal bersama disebabkan faktor pekerjaan. 

Untuk memenuhi kebutuhan harian ibu bekerja keras. Selain jadi PNS, ibu juga berjualan apapun mulai dari sembako, pakaian, hingga furniture. 

Bagi ibu pendidikan anak-anaknya adalah hal yang terpenting. Tak masalah ibu harus bekerja keras. Sebisa mungkin ibu akan memberikan fasilitas pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya.

Masih aku ingat saat SMP, ibuku membelikan satu paket komputer lengkap untukku dan adikku belajar. Alhamdulillah saat SMP setidaknya aku bisa mengajak ibu naik pesawat gratis, karena aku menjadi finalis lomba Kihajar di Televisi Edukasi dan TVRI.

Kesukaan Berbagi Membuat Jalinan Silaturahmi Semakin Intim

Dok. pribadi
Dok. pribadi
 "Dek Wid, aku mau ke kota, kamu mau dibawakan apa dari Karangkobar?" tanya ibuku pada sahabat yang sudah rasa saudara.

Begitulah ibuku hobinya berkunjung dan bersilaturahmi ke rumah sahabat-sahabatnya dan hal yang menjadi unik bagiku adalah ibu selalu membawa buah tangan bagi sahabatnya itu.  

Buah tangannya biasanya berupa makanan baik mentah maupun matang. Di rumah pun ibu selalu menyediakan banyak makanan dan mengundang rekan-rekan guru lainnya untuk makan atau sarapan di tempat ibu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun