Peran perempuanSecara Sosial di Minangkabau
Perempuan memiliki peran yang di tinggikan di Minangkabau di lingkup suku perempuan akan dipanggil dengan sebutan Bundo Kanduang, secara harfiah Bundo Kanduang ialah sebutan untuk seorang pemimpin di Ranah Minang. Dia bertugas sebagai pengurus dan berkewajiban untuk mengambil sebuah keputusan, bertanggung jawab atas generasinya, menjaga ada istiadan serta budaya Minang. Bundo Kanduang adalah simbol dari kekuatan perempuan di Minangkabau yang memelihara keluarga, tradisi, budaya, dan masyarakatnya.
Perempuan memiliki banyak panggilan antaralain ialah;
a. uni, elok, uniang, dan incim. Panggilan  dikhususkan kepada seorang kakak perempuan.
b. mandeh, amak, dan bundo. Tiga panggilan itu dikhususkan hanya untuk ibu saja.
Perempuan tidak pernah bersaing dengan laki-laki karena dia memiliki kedudukan yang setara atau sama dengan laki-laki. Di Minangkabau Perempuan berada pada dalam peranan hukum terhadap menentukan kebijakan. Perempuan dominan berperan terhadap moral yang mengawali dan bertahan pada nilai, norma-norma dan kepantasan.
Ancaman Yang Mempengaruhi Peranan Perempuan Di Ranah Minang
Jika dibawa kedalam kehidupan saat ini, peranan perempuan di minangkabau bisa saja terkondamidasi oleh banyak faktor berikut:
Faktor Internal ;
1. Perubahan sistem kekerabatan dari sistem matrilineal ke patrilineal. Dan dapat didukung oleh adanya sistep patriarki
2. Pengaruh modernisasi dapat terjadi perubahan pada nilai tradisional
3. Pendidikan yang kurang menjadikan Kurangnya akses pendidikan bagi perempuan.
Faktor Eksternal ;
1. Adanya globalisasi yang menjadi Pengaruh budaya asing dan perubahan nilai dalam adat dan budayaÂ
2. Perpindahan ke kota dan perubahan gaya hidup.
3. Interpretasi agama yang patriarkis.