Mohon tunggu...
Nabila Sofia
Nabila Sofia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Dreamies

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dasar Perkembangan Kognitif

7 Oktober 2020   07:47 Diperbarui: 7 Oktober 2020   07:58 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasti beberapa dari kita pernah mendengar tentang istilah kognitif, namun tak banyak orang yang memahami apa arti kognitif yang sebenarmya. Sebelum membahas tentang Dasar Perkembangan Kognitif, alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa makna kognitif secara umum bukan?

Istilah kognitif merupakan kata yang dipakai dalam dunia pendidikan psikologi, artinya ialah tahapan-tahapan yang terjadi pada manusia dalam mengetahui,memahami sesuatu,memecahkan masalah dan menangkap informasi. atau lebih tepatnya adalah perkembangan kemampuan berpikir secara abstrak dan kemampuan berpikir secara deduktif-hipotetik. jadi kognitif merupakan istilah tentang proses perkembangan pada kehidupan manusia mulai kecil hingga dewasa. Lalu apa konsep yang mendasarinya? berikut akan kita kupas mengenai konsep dasar perkembangan kognitif ini.

Jean Piaget merupakan tokoh tersohor yang mengemukakan gagasan tentang teori perkembangan kognitif anak. Ia adalah ilmuwan dan filsuf yang hidup di Swiss pada tahun 1896-1980 yang memiliki pengaruh kuat dalam pembahasan kognitif anak ini. ia menggolongkoan dua sudut pandang yakni perkembangan kognitis secara kuantitatif dan perkembangan kogntif secara kualitatif.

1 Perkembangan Kognitif Kuantitatif

Menurut laman journal.peradaban.ac.id memaparkan bahwa deskripsi perkembangan kognitif secara kuantitatif dapat dikembangkan berdasarkan hasil pengukuran yang menggunakan instrumen tes intelgensi yang dilakukan secara longitudinal terhadap sekelompok subjek dari dan sampai usia tertentu (3-5 tahun sampai usia 30-35 tahun) seperti yang dikembangkan oleh Binet yang disempurnakan oleh Stanford (Stanford Revision Binet Test). 

2 Perkembangan Kognitif Kualitatif

Piaget mengatakan bahwa selama perkembangannya,manusia telah mengalami  perubahan pada cara pola pikir menjadi lebih terorganisasi dan tentunya memiliki perkembangan yang lebih baik dari dari pada hatap sebelumya. berikut beberapa kata kunci yang membahas tentang perkembangan kognitif Piaget yaitu,pola,asimilasi(penggabungan informasi),akomodasi(pola baru),operasi,struktur kognitif dan keseimbangan.

Pengetahuan guru pendidik atau orangtua tentang perkembangan kognitif ini dapat membantu anak dn membimbingnya untuk dapat menemukan konsep pemahamannya sendiri,mengetahui kemampuannya,dan mengajak anak untuk belajar berkolaborasi bersama dengan sesama dengan cara tetap mengawasi dan memperhatikan walaupun hanya detail kecil yang terjadi.

Berikut tahap-tahap perkembangan kognitif anak menurut Piaget:

-Tahap sensorimotor, ini terjadi pada anak berusia 0-2 tahun,tahap ini mengajarkan tentang anak yang mulai dapat berpikir dengan menggunakan inderanya dan juga pergerakan tubuhnya.

-Tahap pra operasinial,selanjutnya terjadi pada usia 2-7 tahun, pada tahap ini anak masih belum bisa berpikir secara logis. anak mulai menggunakan simbol-simbol untuk mengetahui dan memahami sesuatu yang terjadi di lingkungannya secara kognitif.

-Tahap operasional yang terjadi pada usia 8-12 tahun, tahap ini adalah tahap saat anak memasuki sekolah dasar dan seperti yang dapat kita lihat bahwa anak pada usia tersebut biasanya memiliki perkembangan yang menonjol,contoh kecilnya anak mulai dapat mengerjakan dan menyelesaikan persoalan sendiri (problem solving)

-Tahap opersionoal formal,tahap ini adalah tahap akhir yang terjadi pada usia 12 tahun ke atas,dijelaskan bahwa anak yang sedang berada dalam tahap ini memiliki cara berpikir yang abstrak dan memiliki perkembangan yang besar terhadap pola pikirnya,anak juga dapat membandingkan lebih luas tentang satu hal dengan hal lain yang mana memiliki perbedaan yang dirasa terlihat.

Jean Piaget juga mengatakan bahwa tahap-tahap diatas pasti akan dilalui oleh setiap anak,walau waktunya memang tidak sama namun hal itu memanglah harus diketahui oleh seorang guru pendidik maupun orang tua sang anak,karena setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda-beda. Jadi orangtua juga tidak boleh menuntut lebih terhadap anaknya untuk sama dengan anak anak lain yang mungkin memiliki tahap kembang yang lebih cepat dan pesat dibandingkan dengan anaknya yang diasuh sendiri.

Adapun ciri-ciri cara berpikir anak ditandai dengan beberapa hal antara lain,anak berpikir tidak logis,anak yang masih belum bisa mengetahui dengan benar tentang hubungan sebab akibat,anak yang menganggap suatu benda adalah makhluk hidup,mempercayai bahwa apapun yang ada disekitarnya sama dengan manusia sepertinya,mencoba hal-hal baru demi menemukan jawaban dari hasrat keingintahuannya,menyukai hal-hal yang embuatnya tertarik dan memiliki atau membangun dunianya sendiri.

Setelah membaca hal-hal diatas,diharapakan pada pendidik atau orangtua dapat memberikan dan menyajikan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik seorang anak. hal ini bertujuan untuk memfasilitasi anak agar dapat menempuh masa-masa diatas dengan baik dan berjalan dengan optimal,tak lupa juga para pendidik atau orangtua juga haruslah dapat membangun rasa nyaman dan senang terhadap anak agar anak tidak merasa jenuh atau malas melakukan aktivitas yang menunjang perkembangan kognitifnya, jadi tidak ada unsur paksaan yang terjadi dalam proses ini bagi anak-anak sendiri, mereka harusnya menikmati dan tidak terbebani.

Pengetahuan seorang guru pendidik tentang perkembangan kognitif ini sangatlah penting,sebab jika pendidik tidak memiliki acuan atau pemahaman yang minim,pastilah akan menyulitkan tercapainya perkembangan anak yang terorganisir.dan para pendidik haruslah memberikan edukasi sesuai dengan kemampuan berpikirnya,pada usia berapa anak tersebut dapat melakukan hal-hal yang menurut pendidik sesuai dengan porsinya, sekali lagi tidak memaksakan kehendak terhadap anak,karena hal ini akan menyulitkan dan terkesan membatasi anak.

Membiarkannya bereksperimen dan mengeksplor lingkungan disekitarnya juga patut kita lakukan,tapi bukan berarti kita membiarkan secara cuma-cuma, namun harus tetap didampingi oleh pengawasan orang dewasa dan juga memberikan arahan yang baik dan benar sehingga tidak akan terjadi sebuah kesalahan dalam menangkap sebuah informasi (miss communication) terhadap anak. 

Dan perlu diketahui,bahwa pendekatan terhadap anak dan dukungan orang-orang disekitar lingkungannya juga sangatlah diperlukan untuk merealisasikan perkembangan kognitif anak yang agar dapat sesuai dan berjalan dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun