Mohon tunggu...
Nabila Rafa
Nabila Rafa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Akuntansi di UPN Veteran Jakarta

Saya merupakan seorang Mahasiswa Semester 1 UPN Veteran Jakarta yang memiliki minat besar di Akuntansi dan Keuangan

Selanjutnya

Tutup

Financial

Creative Accounting: Kreativitas atau Manipulasi?

6 Oktober 2023   05:50 Diperbarui: 6 Oktober 2023   05:54 1276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Dalam semua operasi bisnis, akuntansi memiliki peran yang sangat penting. Hal ini berfungsi sebagai bahasa yang digunakan perusahaan untuk menyampaikan hasil usahanya kepada pemangku kepentingan seperti investor, kreditur, dan regulator. Namun, dalam dunia akuntansi terdapat praktik yang sering kali memicu perdebatan yaitu creative accounting atau akuntansi kreatif. pertanyaannya adalah, apakah creative accounting merupakan bentuk kreativitas yang sah ataukah tindakan manipulatif yang merugikan?

Apa Itu Creative Accounting?
Menurut Wikipedia.id, creative accounting adalah sebuah istilah yang mengacu pada praktik akuntansi yang mungkin mengikuti aturan-aturan praktik akuntansi standar, tetapi menyimpang dari esensi praktik akuntansi standar dengan etika akuntansi yang dipertanyakan-khususnya mengubah hasil untuk kepentingan "penyusun" atau perusahaan yang mempekerjakan akuntan.

Menurut Investopedia, creative accounting adalah praktik akuntansi yang mengikuti hukum dan peraturan yang diwajibkan, tetapi memanfaatkan celah dalam standar akuntansi untuk menggambarkan citra keuangan perusahaan yang lebih baik.

Menurut Amat, Blake dan Dowd (1999), creative accounting  merupakan proses dimana beberapa pihak menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk didalamnya standar, teknik, prosedur, dan sebagainya) untuk memanipulasi pelaporan keuangan.

Dari ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa creative accounting adalah praktik akuntansi yang mengikuti aturan hukum tetapi memanfaatkan celah dalam standar akuntansi, meskipun dipertanyakan  secara etika.

Dampak Positif Creative Accounting
Meskipun seringkali dianggap kontroversial dan memiliki potensi dampak negatif, creative accounting juga memiliki beberapa dampak positif dalam konteks bisnis, yaitu:

1. Meningkatkan Citra Perusahaan
Creative accounting dapat digunakan untuk menciptakan citra perusahaan yang lebih baik di mata pemangku kepentingan seperti investor dan kreditur. Ini dapat meningkatkan kepercayaan dan minat dari pihak-pihak tersebut untuk berinvestasi atau memberikan pinjaman kepada perusahaan.

2. Membantu Mengelola Risiko
Dalam beberapa situasi, creative accounting dapat membantu perusahaan mengelola risiko dengan cara menghindari pelaporan kerugian besar yang mungkin memicu reaksi negatif dari pasar atau pemangku kepentingan lainnya.

3. Mengatasi Kelemahan dalam Standar Akuntansi
Creative accounting juga dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan dalam standar akuntansi yang mungkin tidak mencerminkan dengan tepat situasi atau transaksi khusus suatu perusahaan. Ini dapat membantu menghasilkan laporan yang lebih akurat dan relevan.

4. Perencanaan Pajak
Creative accounting dapat membantu perusahaan mengoptimalkan kewajiban pajak mereka secara legal dengan cara memanipulasi pendapatan atau beban dalam laporan keuangan. Ini adalah praktik umum dalam perencanaan pajak perusahaan.

Dampak Negatif Creative Accounting

Namun, praktik creative accounting  juga memiliki dampak negatif yang serius, seperti:

1. Ketidaktransparan Keuangan
Praktik creative accounting sering menghasilkan laporan keuangan yang tidak mencerminkan secara akurat kinerja sebenarnya dari perusahaan. Ini mengarah pada ketidaktransparan dalam informasi keuangan yang dapat membingungkan pemangku kepentingan dan investor.

2. Kehilangan Kepercayaan Pemangku Kepentingan
Creative accounting dapat menyebabkan kehilangan kepercayaan dari pemangku kepentingan seperti investor, pemberi pinjaman, dan pelanggan. Ketika ketidakjujuran dalam pelaporan keuangan terungkap, ini dapat menghancurkan reputasi perusahaan.

3. Resiko Hukum
Creative accounting dapat melibatkan pelanggaran hukum dan peraturan akuntansi. Ini dapat mengakibatkan sanksi hukum dan denda bagi perusahaan dan individu yang terlibat dalam praktik tersebut.

4. Kehilangan Nilai Saham
Jika praktik creative accounting digunakan untuk menggelembungkan nilai perusahaan dalam jangka pendek, hal ini dapat menyebabkan lonjakan harga saham yang tidak berkelanjutan. Ketika kebenaran akhirnya terungkap, saham perusahaan dapat mengalami penurunan tajam, merugikan investor.

Regulasi dan Pengawasan Akuntansi

Otoritas pengawasan keuangan seperti Securities and Exchange Commission (SEC) memiliki peran penting dalam menegakkan standar akuntansi seperti Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) di Amerika Serikat atau International Financial Reporting Standards (IFRS) yang digunakan secara internasional. SEC memastikan perusahaan terdaftar mematuhi standar ini dan menerapkan peraturan ketat untuk pelaporan keuangan. Mereka juga dapat mengambil tindakan hukum jika ditemukan pelanggaran, seperti denda atau pencabutan izin perusahaan. Ini membantu menjaga integritas pasar keuangan dan melindungi investor dari risiko akuntansi kreatif.

Contoh Creative Accounting di Dunia Nyata
1. Skandal Enron (2001)
Skandal Enron merupakan salah satu skandal akuntansi terbesar dalam sejarah. Enron menggunakan entitas khusus yang disebut SPV (Special Purpose Vehicle) untuk menyembunyikan utang besar mereka, menciptakan ilusi profitabilitas yang tidak ada. Enron mengajukan kebangkrutan pada tahun 2001, menyebabkan kerugian finansial yang besar bagi para pemegang saham dan penghancuran reputasi perusahaan.

2. Skandal WorldCom (2002)
WorldCom menggelembungkan laba bersihnya dengan mencatat pengeluaran rutin sebagai investasi. Hal ini mengakibatkan overstatement signifikan dari keuntungan dan aset perusahaan. WorldCom juga mengajukan kebangkrutan, yang merupakan salah satu kebangkrutan terbesar dalam sejarah Amerika Serikat pada saat itu.

3. Skandal Satyam (2009)
Satyam  merupakan sebuah perusahaan layanan teknologi informasi India, mengakui telah menggelembungkan keuangannya dan mengakui manipulasi laporan keuangannya selama beberapa tahun. Skandal ini mengguncang pasar keuangan India dan menyebabkan hilangnya kepercayaan terhadap perusahaan dan industri IT India secara keseluruhan.

4. Skandal Olympus (2011)
Olympus merupakan perusahaan kamera dan peralatan medis Jepang, Olympus mengakui telah menyembunyikan kerugian yang signifikan melalui akuisisi perusahaan-perusahaan fiktif. Skandal ini menghancurkan reputasi Olympus dan memicu serangkaian tuntutan hukum dan penyelidikan.

Kesimpulan
Pertanyaan apakah akuntansi kreatif merupakan kreativitas yang sah atau manipulasi yang merugikan adalah perdebatan yang kompleks. Namun, yang pasti, transparansi dan integritas dalam akuntansi harus dikedepankan. Praktik creative accounting yang sah dan seimbang mungkin dapat memberikan manfaat, tetapi manipulasi yang merugikan harus dihindari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun