Musik adalah suatu hal yang sudah dikenal dengan baik oleh khalayak umum di penjuru dunia. Setiap orang memang memiliki selera musiknya masing-masing. Setiap genre musik yang didengarkan biasanya juga akan disesuaikan dengan kondisi emosional kita. Musik telah menjadi teman setia yang menyertai berbagai momen dalam keseharian kita. Melodi yang indah, irama yang mengayunkan, dan lirik yang menyentuh mampu menciptakan pengalaman emosional yang mendalam bagi para pendengarnya. Tidak dapat disangkal bahwa manusia, tanpa memandang usia, budaya, atau latar belakang memiliki keterikatan emosional yang kuat terhadap musik.
Namun, pertanyaan yang muncul adalah, mengapa kita merasakan ketertarikan yang mendalam terhadap musik?Â
Artikel ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dan menjelajahi keterkaitan sel saraf di balik daya tarik universal yang dimiliki oleh musik.
Musik adalah fenomena kompleks yang melibatkan banyak area otak dan koneksi saraf. daya tarik terhadap musik yang dimiliki oleh manusia melibatkan pemahaman tentang bagaimana otak manusia merespons dan memproses informasi musikal. Beberapa konsep neurosains yang memiliki keterlibatan dengan daya tarik manusia terhadap musik, antara lain:
1. Aktivitas di Korteks Auditori
Korteks auditori merupakan bagian otak yang berfungsi untuk memproses suara. Korteks auditori memainkan peran kunci dalam mengenali dan memahami elemen-elemen musik seperti melodi, ritme, dan harmoni. Aktivitas di korteks auditori membantu kita membedakan berbagai jenis musik dan mengidentifikasi pola-pola yang membuatnya unik.
2. Sistem Reward Otak
Mendengarkan musik yang kita nikmati dapat merangsang pelepasan dopamine yang terkait dengan sistem reward otak. Dopamine membuat kita merasa senang dan puas. Itulah mengapa, musik seakan memberikan pengalaman emosional tersendiri yang mempengaruhi kesenangan dan kepuasan kita.
3. Pengaruh Amigdala pada Respons Emosional
Amigdala, sebuah struktur di otak yang terkait dengan pengolahan emosional juga memainkan peran penting dalam merespons musik. Amigdala dapat memperkuat respons emosional terhadap musik dan membuatnya terasa lebih berkesan.Â
4. Sistem Belajar dan Memori
Hipokampus merupakan bagian otak yang terlibat dalam belajar dan memori. Hipokampus berperan dalam mengaitkan musik dengan pengalaman dan menyimpannya sebagai kenangan. Ini mengapa kita sering kali terhubung erat antara lagu tertentu dengan momen atau periode dalam hidup kita. Seringnya, kita menyimpan musik sebagai suatu momen atau periode tertentu dalam hidup kita, sehingga tak jarang kita merasakan perasaan tertentu ketika mendengarkan musik yang pernah kita dengarkan pada masa lampau.
5. Pengaruh Sistem Saraf Otonom
Musik juga dapat mempengaruhi sistem saraf otonom, yang mengatur fungsi tubuh tanpa kesadaran kita. Musik yang tenang dan santai dapat merangsang respon parasimpatis, yang membuat tubuh rileks dan menurunkan denyut jantung, sementara musik yang dinamis dan bersemangat dapat meningkatkan respons simpatetik, meningkatkan tingkat kewaspadaan. Inilah mengapa, saat sedang dihadapkan dengan situasi yang penuh tekanan, akan lebih baik apabila kita mendengarkan musik yang tenang dan santai untuk membuat tubuh lebih rileks sehingga tidak menjadi terlalu panik.
6. Resonansi Emosional melalui Sirkuit Limbik
Sirkuit limbik, termasuk amigdala dan hipokampus, terlibat dalam mengolah dan mengatur emosi. Musik, dengan daya ungkapnya yang unik dalam menyampaikan emosi di dalamnya, dapat menciptakan resonansi emosional berupa perasaan positif yang kuat melalui dinamika, tempo, dan harmoni.
7. Striatum Ventral dalam Pengalaman Mendengarkan Musik
Striatum ventral, bagian otak yang terlibat dalam proses imbalan dan kesenangan, juga berperan dalam merespons musik. Keaktifan striatum ventral terkait dengan tingkat kepuasan yang kita rasakan saat mendengarkan musik.
Seiring kita meresapi harmoni, merasakan ritme, dan terlarut dalam melodi saat mendengarkan musik, kita tidak hanya mendengar, tetapi juga dapat merasakan. Musik memberi kita cara untuk menyampaikan apa yang tidak dapat diungkapkan oleh kata-kata biasa. Dalam kata lain, musik sebagai sarana ekspresi diri.
Di balik keindahannya, musik juga dapat memberikan pengalaman emosional yang positif saat kita mendengarnya, termasuk sebagai relaksasi dan pengurangan stres. Bahkan, musik juga dapat merangsang kreativitas dan meningkatkan konsentrasi. Hal ini dapat menjadi manfaat khususnya bagi seorang pelajar atau mahasiswa karena beberapa dari mereka lebih suka untuk belajar sambil mendengarkan musik, sehingga diharapkan dengan mendengarkan musik dapat membantu dalam merangsang kreativitas dan meningkatkan konsentrasi.
Referensi:Â
Croom, A. M. (2012). Music, Neuroscience, and the Psychology of Well-Being: A Précis. PubMed Central. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3249389/
https://hms.harvard.edu/news-events/publications-archive/brain/music-brain
https://www.bps.org.uk/psychologist/how-does-music-make-you-feel
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H