Prinsip dasar psikologi behavioristik yaitu perubahan perilaku pada individu menandakan sebuah pembelajaran prinsip utama dalam teori behavioristik adalah perubahan perilaku yang terjadi pada individu menandakan terjadinya pembelajaran. Fokus pada stimulus dan respon menekankan stimulus dan respon dalam pembelajaran. hal ini berarti bahwa proses pembelajaran dapat terjadi ketika seseorang merespon stimulus yang ada di lingkungannya. Penguatan (reinforcement) dalam teori behavioristik penguatan merupakan kunci teori ini, penguatan dapat berupa imbalan positif atau negatif yang diberikan setelah perilaku tertentu terjadi. imbalan positif dapat menimbulkan kemungkinan seseorang melakukan perilaku tersebut.
Teori Conditioning Ivan Pavlov
Pavlov melakukan eksperimen di labotarium nya terhadap seekor anjing dengan melakukan operasi kecil di pipi anjing tersebut dengan memasang saluran kecil di pipinya untuk mengukur aliran air liurnya. saat lampu dinyalakan anjing dapat bergerak sedikit tetapi tidak mengeluarkan air liur. setelah beberapa detik, diberikan bubuk daging sehingga membuat anjing tersebut lapar dan memakannya. lalu, alat perekam mencatat pengeluaran aliran air liur anjing tersebut.
Teori Connectionism
Watson : Bagi John Broadus Watson metode behaviorisme pada dasarnya berkenaan dengan observasi dengan atau tanpa (Ibrahim dan Muhsyanur, 2022) menggunakan alat, metode-metode pengujian, metode laporan verbal, dan metode refleks terkondisi. Menurutnya, stimulus dan respon harus berbentuk suatu tingkah laku yang dapat diamati. Watson mengabaikan berbagai perubahan mental yang mungkin terjadi dalam belajar dan menganggapnya sebagai faktor yang tak perlu untuk diketahui. Menurut Watson, faktor yang tidak teramati tersebut tidak dapat menjelaskan apakah proses belajar sudah terjadi atau belum, Ia lebih memilih untuk tidak memikirkan hal yang tidak dapat diukur meskipun diakuinya bahwa itu penting. Watson berpendapat bahwa lingkungan merupakan hal yang sangat penting dibandingkan dengan faktor keturunan dalam menentukan tingkah laku dan pengkondisian merupakan kunci memahami tingkah laku.
Clark Hull
Clark Leonard Hull merupakan seorang behavioris yang sangat terpengaruhi oleh teori evolusi Charles Darwin. Menurut Hull, semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga agar organisme tetap hidup. Oleh karena itu, kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologi penting dan menempati posisi sentral dalam keseluruhan kegiatan manusia, sehingga stimulus atau motivasi dalam belajar hampir selalu berkaitan dengan kebutuhan biologis walaupun respon yang akan muncul bermacam-macam (Muhammad Soleh Hapudin, 2021).
Edwin Guthrie
Konsep yang dikemukakan oleh Guthrie ini berisi makna bahwa belajar pada diri siswa terjadi tidak harus mengulang-ulang urutan antara hubungan stimulus dengan respons, serta tidak memerlukan adanya hadiah. yani Jiwandono, 1989: 56) Berdasarkan teori ini, yang menjadi tugas guru (agar menjadikan siswa belajar) adalah memberikan stimulus kepada siswa, agar nantinya siswa mau merespons dan ini memudahkan siswa untuk belajar. Stimulus yang diberikan ini dapat berupa penciptaan suatu media atau ilustrasi pada bidang materi tertentu.
Implikasi teori psikologi belajar behavioristik yaitu pembelajaran adalah upaya alih pengetahuan dari guru ke siswa, tujuan pembelajaran lebih ditekankan pada bagaimana menambah pengetahuan, strategi pembelajaran lebih ditekankan pada perolehan keterampilan yang terisolasi dengan akumulasi fakta yang berbasis pada logika liner, dan pembelajaran mengikuti aturan kurikulum secara ketat dan boleh lebih ditekankan pada keterampilan mengungkapkan kembali apa yang dipelajari.
Teori Humanistik
Pendekatan ini memandang manusia sebagai makhluk yang memiliki kesadaran diri, kebebasan memilih, dan kapasitas untuk bertumbuh dan berkembang. salah satu tokoh utama dalam psikologi humanistik adalah Abraham Maslow, yang mengembangkan teori hirarki kebutuhan, dan Carl Rogers yang mengembangkan terapi berpusat pada klien. Beberapa studi menunjukkan bahwa lingkungan belajar yang mencerminkan nilai-nilai humanistik seperti kepercayaan pada kapasitas siswa.
Teori Combs
Teori Combs, yang dikembangkan oleh Arthur W. Combs, merupakan bagian dari pendekatan psikologi humanistik yang berfokus pada persepsi individu sebagai penentu utama dari perilaku dan pengalaman manusia. Combs berpendapat bahwa cara optimal seseorang memandang dunia, termasuk bagaimana ia memandang dirinya sendiri, orang lain, dan situasi di sekitarnya, sangat mempengaruhi perilaku mereka. Menurut Combs, setiap individu memiliki serangkaian persepsi yang bersifat unik dan pribadi, yang kemudian membentuk bagaimana mereka merespons berbagai situasi. Salah satu aplikasi utama dari teori Combs adalah dalam bidang pendidikan dan konseling. Combs mengusulkan bahwa guru dan konselor harus berfokus pada persepsi siswa atau klien mereka untuk memahami dan membantu mereka secara efektif. Seperti yang dinyatakan oleh Combs, "The most important thing a teacher can do is to see the world through the eyes of the student" (Combs, 1971), yang menekankan pentingnya empati dan pemahaman dalam proses pendidikan dan terapi. Dengan kata lain, memahami persepsi individu adalah kunci untuk membantu mereka berkembang secara optimal.
Teori Maslow dan Kebutuhan Individu
Teori Maslow, yang dikembangkan oleh Abraham Maslow, merupakan salah satu teori psikologi humanistik yang paling dikenal dan berpengaruh. Teori ini berpusat pada konsep bahwa kebutuhan manusia terstruktur dalam bentuk piramida yang dikenal sebagai "Hirarki Kebutuhan". Hirarki ini terdiri dari lima tingkatan utama: kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki, kebutuhan akan penghargaan diri, dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Seperti yang diungkapkan oleh Maslow, "What a man can be, he must be," yang menggambarkan dorongan manusia untuk mencapai potensi penuh mereka setelah kebutuhan dasar telah terpenuhi. Teori ini telah memberikan landasan penting dalam memahami motivasi manusia dan telah diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk psikologi, pendidikan, dan manajemen.
Teori Carl Rogers
Teori Carl Rogers yang dikenal sebagai “Person-Centered Therapy” atau “Client-Centered Therapy,” merupakan salah satu pendekatan utama dalam psikologi humanistik. Pendekatan ini berpusat pada tiga elemen utama : empati, penerimaan tanpa syarat (unconditional positive regard) dan keaslian (congruence). Salah satu kutipan terkenal dari Carl Rogers yang merangkum inti dari teorinya adalah: "The curious paradox is that when I accept myself just as I am, then I can change." Kutipan ini menggambarkan keyakinan Rogers bahwa penerimaan diri adalah kunci untuk perubahan yang nyata.
Pengertian Kematangan
Kematangan adalah konsep yang kompleks yang merujuk pada perkembangan individu dari segi fisik, emosional, sosial dan intelektual hingga mencapai tahap dimana seseorang dianggap telah mencapai kedewasaan atau kebijaksanaan tertentu. Namun, Kematangan fisik tidak selalu sejalan dengan kematangan emosional atau sosial, yang mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk berkembang seiring dengan pengalaman hidup dan interaksi sosial.
Aspek-aspek Kematangan
Kematangan Fisik : Pada perkembangan tubuh dan fungsi biologis seseorang hingga mencapai dewasa, mencakup organ-organ tubuh, kematangan sistem reproduksi, dan perkembangan kemampuan motorik.
Kematangan Emosional : Mencakup kemampuan individu untuk memahami mengelola dan mengekspresikan emosi secara sehat dan seimbang.
Kematangan Sosial : Kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain secara efektif dan membentuk hubungan yang sehat dan saling mendukung.
Kematangan Intelektual : Merujuk pada perkembangan kemampuan berpikir dan pengambilan keputusan yang didasarkan pada logika, pengetahuan dan pemahaman yang mendalam.
Kematangan Moral : Mencakup pengembangan nilai-nilai dan prinsip yang membimbing perilaku seseorang dalam konteks etika dan moral.
Dalam konteks perkembangan emosional, kematangan sangat penting untuk memungkinkan individu mengelola emosi mereka secara sehat. Emosi yang terkelola dengan baik berfungsi landasan bagi stabilitas mental dan kesejahteraan psikologis. selain itu, kematangan intelektual berfungsi sebagai dasar bagi kemampuan individu untuk membuat keputusan yang bijaksana dan berpikir kritis. Kesiapan belajar adalah ketika peserta didik siap menerima materi dan kondisi peserta didik memungkinkan menerima pelajaran. sebab pada hakikatnya, ketika peserta didik belum siap untuk melaksanakan suatu tugas dalam belajar, maka peserta didik akan mengalami kesulitan untuk menguasai kemampuan ataupun materi yang diberikan dalam pembelajaran.
Menurut Syariful Bahri Djamarah kesiapan untuk belajar merupakan kondisi diri yang telah dipersiapkan untuk melakukan suatu kegiatan. Tanpa adanya kesiapan, proses belajar tidak akan terjadi. Kesiapan belajar dapat diawali dengan : Perhatian, anak harus melihat gambar atau buku dan buka melihat keluar jika ia ingin belajar. dan cara menarik untuk menarik perhatian anak yaitu dengan cara stimulus yang baru. Motivasi diakui sebagai hal yang sangat penting bagi pelajaran sekolah, setidak nya anak itu harus mempunyai motivasi untuk belajar di sekolah. Prinsip Kematangan ada lima yaitu : Kematangan Kognitif, Kematangan Emosional, Kematangan Sosial, Kematangan Moral, dan Kemampuan Tanggung Jawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H