Mohon tunggu...
Nabila nur Faridatil hasna
Nabila nur Faridatil hasna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa jurusan pendidikan agama islam, di universitas islam negeri sunan gunung djati bandung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketetapan (Reliabilitas) Tes dalam Penyusunan Instrument Penelitian

21 Juni 2024   09:40 Diperbarui: 21 Juni 2024   09:56 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1. Reliabilitas dalam konteks pengukuran dan statistik mengacu pada seberapa konsisten atau stabil suatu hasil pengukuran atau observasi. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur atau pengukuran dapat memberikan hasil yang sama ketika digunakan berulang kali dalam kondisi yang sama.

Kegunaan utama dari reliabilitas adalah:

  • Konsistensi: Reliabilitas memastikan bahwa hasil pengukuran atau observasi yang diperoleh konsisten dan dapat dipercaya, sehingga tidak terlalu banyak variasi dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya.
  • Akurasi: Reliabilitas mendukung akurasi hasil pengukuran atau observasi, karena hasil yang konsisten cenderung lebih akurat dan dapat diandalkan.
  • Validitas: Reliabilitas merupakan prasyarat penting bagi validitas suatu pengukuran atau alat ukur. Hasil yang reliabel memungkinkan validitas yang lebih baik.
  • Kepercayaan: Hasil yang reliabel meningkatkan kepercayaan terhadap temuan, kesimpulan, dan keputusan yang didasarkan pada pengukuran tersebut.
  • Replikasi: Reliabilitas memungkinkan replikasi atau pengulangan studi dengan hasil yang konsisten, sehingga memperkuat temuan dan memfasilitasi pengembangan ilmu pengetahuan.

1. Hubungan antara jumlah butir tes dan reliabilitas:

   - Semakin banyak jumlah butir tes, semakin tinggi reliabilitas alat evaluasi pembelajaran tersebut.

   - Hal ini karena semakin banyak butir, kesalahan pengukuran acak dapat diminimalisir.

2. Aplikasi dalam evaluasi pembelajaran:

   - Pada tes objektif (pilihan ganda, benar-salah, dll), penambahan jumlah butir tes secara signifikan akan meningkatkan reliabilitas.

   - Pada tes uraian, penambahan jumlah soal juga dapat meningkatkan reliabilitas, meskipun tidak sekuat pada tes objektif.

3. Pertimbangan praktis:

   - Terlalu banyak butir tes dapat membebani siswa dan memakan waktu pengerjaan yang lama.

   - Terlalu sedikit butir tes dapat menghasilkan reliabilitas yang rendah.

4. Rekomendasi praktis:

   - Untuk tes objektif, minimal 20-30 butir untuk mencapai reliabilitas yang baik.

   - Untuk tes uraian, minimal 5-10 soal uraian untuk mencapai reliabilitas yang baik.

   - Sesuaikan jumlah butir dengan waktu yang tersedia dan beban siswa.

5. Variabilitas Kelompok

Variabilitas kelompok dapat mempengaruhi reliabilitas evaluasi secara signifikan. Ketika ada variasi yang besar antara anggota kelompok dalam hasil evaluasi, maka hal ini dapat mengurangi reliabilitas pengukuran karena sulit untuk menentukan sejauh mana hasil tersebut mencerminkan kemampuan yang sebenarnya dari setiap siswa. Variabilitas yang tinggi dapat menunjukkan bahwa evaluasi tidak konsisten dalam mengukur apa yang seharusnya diukur, sehingga dapat mengurangi reliabilitas instrumen evaluasi tersebut. Oleh karena itu, untuk meningkatkan reliabilitas, penting untuk mengurangi variabilitas antar anggota kelompok dengan menggunakan metode evaluasi yang obyektif, konsisten, dan sesuai dengan tujuan pengukuran yang ingin dicapai.

6. Objektivitas Penskoran 

Objektivitas penskoran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap reliabilitas evaluasi. Ketika penskoran dilakukan secara obyektif, artinya setiap penilai menggunakan kriteria yang jelas dan konsisten dalam menilai kinerja atau respons peserta, ini dapat meningkatkan reliabilitas evaluasi. Hal ini karena penilaian yang obyektif mengurangi kemungkinan variasi yang tidak diinginkan dalam hasil evaluasi. Sebaliknya, jika penskoran dilakukan secara subjektif atau terdapat interpretasi yang berbeda-beda antara penilai, maka hal ini dapat mengurangi reliabilitas, karena hasilnya mungkin tidak konsisten atau dapat dipertanyakan kehandalannya. Oleh karena itu, menjaga objektivitas penskoran sangat penting dalam upaya meningkatkan reliabilitas evaluasi pembelajaran.

7. Metode untuk mengestimasi reliabilitas 

Ada beberapa metode yang umum digunakan untuk mengestimasi reliabilitas dalam konteks evaluasi atau pengukuran. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

  • . Konsistensi Internal (Internal Consistency)

Alpha Cronbach : Metode ini mengukur sejauh mana item-item dalam instrumen evaluasi saling berkaitan dan dapat diandalkan. Nilai alpha Cronbach yang tinggi menunjukkan tingkat konsistensi yang lebih baik dalam pengukuran.

  • Metode Split-Half :

   - Instrumen evaluasi dibagi menjadi dua bagian yang setara, dan korelasi antara skor kedua bagian ini digunakan untuk mengestimasi reliabilitas. Korelasi yang tinggi menunjukkan reliabilitas yang lebih tinggi.

  •  Test-Retest:

   - Instrumen evaluasi diberikan dua kali pada waktu yang berbeda kepada responden yang sama. Korelasi antara skor dari dua pengujian ini digunakan untuk mengestimasi reliabilitas. Korelasi yang tinggi menunjukkan reliabilitas yang lebih tinggi.

  • Metode Equivalence/Parallel Forms:

   - Dua versi instrumen evaluasi yang setara diberikan kepada responden yang sama pada waktu yang sama. Korelasi antara skor dari kedua versi ini digunakan untuk mengestimasi reliabilitas.

  •  Metode Generalisability Theory:

   - Metode ini mempertimbangkan variasi faktor-faktor yang berpotensi mempengaruhi hasil evaluasi, seperti variasi antar penilai atau variasi antar item, untuk mengestimasi reliabilitas yang lebih komprehensif.

  • Analisis Item Response Theory (IRT) :

   - Menggunakan model IRT untuk mengestimasi karakteristik item dan kemampuan peserta secara bersamaan, dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan dan daya pembeda setiap item dalam instrumen evaluasi.

Pemilihan metode estimasi reliabilitas yang tepat tergantung pada karakteristik instrumen evaluasi, tujuan pengukuran, dan data yang tersedia. Kombinasi beberapa metode sering kali memberikan informasi reliabilitas yang lebih komprehensif dan dapat diandalkan.

8. Level Kelompok dan tingkat kesulitan tes 

Dalam menentukan reliabilitas suatu tes salah satu yang menjadi faktor penentunya merupakan level kelompok. Pada dasarnya level kelompok dan tingkat kesulitan tes ini sangat erat hubungannya. Sebab biasanya level kelompok ini dibuat dengan tujuan untuk melihat presisi pengukuran dari sebuah tes, namun tidak aturan formal yang menentukan antar hubungan keduanya ini. Penetapan level kelompok dan tingkat kesulitan tes ini kembali lagi bagaimana tes tersebut disusun. 

Untuk penerapannya sendiri, biasanya level kelas dibentuk apabila jumlah responden atau jumlah peserta didik kurang dari 100 maka dibagilah pada 2 kategori, kelas atas kelas bawah. Dengan adanya kelas atas dan kelas bawah ini setelahnya dilihatlah, dalam suatu soal tersebut kelas manakah yang paling banyak menjawab soalnya, apabila kelas bawah yang lebih banyak menjawabnya maka dikatakan tingkat kesulitannya ialah sukar. Apabila tes tersebut terlalu mudah maka tidak dapat tingkat kemampuan secara individunya. 

9. Homogenitas tes 

Faktor yang mendukung keajegan suatu tes ini merupakan homogenitas tes. Dijelaskan akan lebih reliabel 100 item tes PAI kelas XI daripada 100 item tes untuk mengukur PAI pada tingkat SMA. Begitpupun untuk mata pelajran lainnya, seperti pada mata pelajaram matematika yang memang lebih membutuhkan pengorganisiran yang lebih padat dengan saling ketergantungan yang erat antar bukti, aturan, kemampuan serta hasil.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun