Mohon tunggu...
Nabila Maulida
Nabila Maulida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030030 UIN Sunan Kalijaga

Nabila Maulida 23107030030

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Alas Roban: Misteri Jalur yang Terkenal Angkernya

21 Juni 2024   13:01 Diperbarui: 21 Juni 2024   13:07 994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun Alas Roban terkenal dengan cerita mistis, jalur ini juga memiliki keindahan alam yang menarik. Kawasan Alas Roban terhitung mulai perbatasan antara Kabupaten Kendal dengan Kabupaten Batang yang saat ini telah menjadi Kota Pekalongan. Jalur ini juga memiliki beberapa lokasi yang sering dikunjungi untuk keperluan spiritual, seperti Ringin Putih dan Sendang Poncowati.

Alas Roban adalah jalur yang terkenal dengan tanjakan curam dan berkelok-kelok, berada di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Jalur ini menghubungkan Kota Batang dan Semarang, serta merupakan bagian penting dari Jalur Pantura yang membentang di pesisir utara Pulau Jawa. Dengan panjang sekitar 54 km, Alas Roban menyimpan sejarah panjang dan cerita mistis yang membuatnya dikenal angker hingga saat ini.

Di balik keangkerannya, Alas Roban sebenarnya menyimpan keindahan alamnya, namun karena sudah jarang dilewati dan terdapat beberapa kerusakan yang sudah tidak dirawat lagi, dan perbuatan orang orang yang tidak ertanggung jawab yang merusak ekosistem di daerah tersebut.

Selain itu, Alas Roban ternyata merupakan tempat tumbuhnya berbagai jenis buah-buahan, salah satunya pisang., jalur Alas Roban yang angker ini menyimpan beraneka ragam jenis pisang, khususnya pisang tanduk madu.


Para penjual pisang tersebut banyak ditemukan di sekitar pinggiran Jalan Pantai Utara Pulau Jawa (Pantura), Desa Timbang, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang. Dengan lapak seadanya, mereka menjajakan pisang hasil produksi alam setempat. Selain pisang, kita juga dapat menjumpai  banyak orang yang menjual buah lain, seperti durian,  jambu kristal, sirsak, nangka, sukun rambutan dan lain lain.

Keberadaan pedangang buah di jalan raya Alas Roban ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Akan tetapi, belum ada perhatian peerintah terhadap para penjual tersebut.
Ternyata di balik keangkerannya, Alas Roban juga menyimpan kekayaan alam yang menjadi mata pencaharian penduduk sekitar. Oleh karena itu dihimbau untuk yang akan melewati jalur tersebut untuk selalu berhati hati dan waspada, tetap fokus saat berkendara, jika mengantuk lebih istirahan terlebih dahulu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun