Bandongan adalah metode pembelajaran dimana sang guru/ustadz/kyai menjelaskan mengenai suatu materi, sementara para santri memperatikan atau menyimak dan mencatat penjelasan yang disampaikan oleh guru. Ngaji bandongan ini biasanya mengkaji kitab-kitab kuning mengenai tauhid, fikih, hadis dan lain-lain.
Terdapat banyak kitab kuning yang di kaji pada program khusus ramadhan tahun ini, seperti kitab "Mabadi'u khoiru" ummah yang diampu oleh Dr. KH. Hilmy Muhammad, kitab "Arba'in Nawawi" dan "Nashoihul 'ibad" yang diampu oleh Gus Faik Muhammad, S.Th.I., M.Hum. Kitab "Qurrotul 'Uyun" yang diampu oleh Ust. Akmad Sahal, kitab "Fathul Qarib" yang diampu oleh Gus Masduki Ahmad dan masih banyak lagi  kitab-kitab lain.
Dikarenakan ada berbagai kitab yang dikaji di waktu-waktu yang berbeda, santri dipersilahkan untuk memilih untuk mengikuti pengajian kitab yang mana, karena sebagian besar santri adalah dari kalangan mahasiswa, jadi pengajian bisa disesuaikan dengan jadwal kuliah mereka. "Posonan/pasaran di Pondok Krapyak itu opsional dan menyesuaikan waktu, karena kan sekarang maasiswa" ucap Salsabila Audina, salah satu santri Komplek R2 Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak.
Selain pengajian kitab kuning, santri yang mengikuti Program Khusus Ramadhan juga terdapat kajian jelang buka puasa dan tadarus al-qur'an yang dilanjutkan dengan buka puasa bersama.
"Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan- penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembela (antara yang benar dan yang batil) " : QS. Al-Baqarah:185
Yang membedakan dari posonan di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak dengan Pondok Pesantren lain adalah Shalat Tarawihnya. "Shalat Tarawih di Masjid Al-Munawwir berbeda dengan masjid-masjid lain, disini terdapat khataman tarawih, dimana pada tanggal 1-20 Ramadhan setiap malamnya membacakan 1 setengah juz Al-Qur'an, dan pada malam 21-29 membacakan 3 juz setiap shalatnya" ucap Dani Mufid, salah satu santri Komplek MH1 Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta.
"Semoga disamping berkah bulan Ramadhan, kita besok bisa mendapatkan syafaatnya Al-Qur'an. Ibarat permainan kita sudah masuk final,tinggal sepuluh hari ini monggo kita sekuat tenaga frekuensi (ibadah) meningkat jangan malah berkurang supaya sampai di ujung Ramadhan masuk di Iduk Fitri sehingga kita kembali suci bersih dari dosa dan noda. Insyaallah kalau kita kuat, istikomah bisa mendapatkan piala lailatul qadar" dawuh KH. R. Abdul Hamid AQ, pada malam ke 20 Ramadhan.
Suasana ngabuburit sore di Krapyak sangat khas, semua santri diperkenankan keluar pondok untuk mencari dan berburu takjil atau sekedar ngabuburit sore, dimana lokasi Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak sangat dekat dengan Masjid Jogokaiyan, siapa sih yang tidak tahu masjid Jogokariyan.
Orang Jogja dan sekitarnya pasti sudah tidak asing lagi dengan Masjid Jogokariyan, atau yang biasa disebut Kampung Ramadhan Jogokariyan (KRJ), KRJ merupakan salah satu tempat surganya takjil di Jogja, disana terdapat lebih dari300 pedagang takjil yang memamerkan dagangannya, terdiri dari 192 pedagang asli Jogokariyan dan 132 pedagang dari luar Jogokariyan.
Kampung Ramadhan Jogokariyan juga menyediakan sekitar 3500 porsi buka puasa gratis untuk para pengunjungnya, Kampung Ramadhan Jogokariyan tidak pernah sepi dari pengujung, entah dari kalangan santri krapyak, penduduk sekitar hingga oran orang luar kota yang mampir tidak hanya sekedar untuk ngabuburit sore, tetapi untuk mendapatkan buka puasa gratis disana.