Mohon tunggu...
Nabila Lutfiana
Nabila Lutfiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Semoga Artikel ini Sangat Bermanfaat Bagi Pembaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apa Sih yang Menjadi Asumsi Dasar Belajar Tuntas?

30 Juni 2024   09:57 Diperbarui: 30 Juni 2024   15:39 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada kesempatan kali ini akan membagikan ilmu tentang asumsi dasar pembelajaran tuntas. Agar lebih jelas dan paham mari kita pelajari ilmu tersebut di bawah ini.  

Sebelum Itu, Yuk! Kita Nyimak Pengertian Dari Beajar Tuntas Terlebih Dahulu.

Belajar Tuntas (Mastery Learning) merupakan suatu cara menghadapi pembelajaran yang mengharapkan siswa mendominasi semua norma kemampuan dan keterampilan penting dalam mata pelajaran tertentu secara total.

Belajar tuntas merupakan filosofi pembelajaran bahwa setiap siswa mampu belajar jika diberi waktu dan kesempatan yang cukup untuk melakukannya. Terlebih lagi, diterima bahwa siswa dapat mendominasi suatu materi dengan asumsi norma-norma program pendidikan direncanakan dan diungkapkan dengan jelas, evaluasi mengukur kemajuan siswa dalam suatu materi dengan tepat, dan pembelajaran terjadi sesuai dengan rencana pendidikan. 

Dalam metode pembelajaran total, siswa tidak diperkenankan berpindah dari pembelajaran yang sedang mereka kerjakan ke tujuan pembelajaran berikutnya jika belum menunjukkan kemampuan pada materi sebelumnya.

            Belajar tuntas berdasar pada beberapa premis, diantaranya:

  • Semua individu dapat belajar
  • Orang belajar dengan cara dan kecepatan yang berbeda
  • Dalam kondisi belajar yang memadai, dampak dari perbedaan individu hampir tidak ada
  • Kesalahan belajar yang tidak dikoreksi menjadi sumber utama kesulitan belajar.

Sementara itu, rencana pendidikan pembelajaran keseluruhan biasanya terdiri dari beberapa poin unik yang dimulai oleh siswa selama belajar. Siswa yang gagal menyelesaikan suatu kompetensi menerima pengajaran tambahan sampai mereka berhasil menyelesaikannya. Hingga seluruh siswa di kelas mampu secara bersama-sama melanjutkan ke kompetensi berikutnya, maka akan ditawarkan kegiatan pengayaan kepada mereka yang lebih cepat menguasai keterampilan tersebut. 

Guru menerapkan berbagai strategi pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran yang komprehensif, termasuk memberikan umpan balik yang luas dan spesifik melalui penilaian diagnostik dan formatif, serta memperbaiki kesalahan yang dibuat selama pengajaran. Tes yang digunakan dalam teknik ini adalah tes berdasarkan acuan ukuran dan bukan acuan standar.

Jika dilihat dalam pembelajaran konvensional, bakat (aptitude) peserta didik tersebar secara normal. Jika kepada mereka diberikan kesempatan belajar yang sama dalam jumlah pembelajaran dan waktu yang tersedia untuk belajar, maka hasil belajar yang dicapai akan tersebar secara normal pula. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa hubungan antara bakat dengan tingkat penguasaan adalah tinggi.

Sebaliknya, apabila bakat peserta didik tersebar secara normal, dan kepada mereka diberi kesempatan belajar yang sama untuk setiap peserta didik, tetapi diberikan perlakuan yang berbeda dalam kualitas pembelajarannya, maka akan besar kemungkinannya bahwa peserta didik yang dapat mencapai penguasaan kompetensi akan bertambah banyak. Dalam hal ini hubungan antara bakat dengan keberhasilan akan menjadi semakin kecil.

Selain itu, menurut carol pada buku strategi blajar mengajar karya karya Drs.syaiful Bahri dan Drs. Aswan Zain mengemukakan setiap anak didik itu akan mampu menguasai bahan kalau diberikan waktu atau kesempatn yang cukup untuk mempelajarinya, sesuai dengan kapasitas masing-masing anak didik. 

Dengan demikian, taraf atau tingkat belajar itu pada dasarnya merupakan sebuah fungsi dari porsi waktu yang disediakan untuk belajar (time allowed for learning), dengan waktu yang diperlukan untuk belajar ( time nedded for learning ) oleh setiap anak didik

Dari sekian banyak penjelasan tentang belajar tuntas, sebenarnya harapan dari belajar tuntas menurut buku Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran karya Dr. H. Abdul Qodir, M.Pd dengan pendekatan asumsi dasar be;lajar tuntas yang saya kutip yaitu untuk mempertinggi rata-rata prestasi siswa dalam belajar dengan memberikan kualitas pembelajaran. Dari konsep tersebut dapat dikemukakan prinsip-prinsip utama pembelajaran adalah sebagai berikut:

  • Kompetensi yang harus dicapai siswa dirumuskan dengan urutan yang hierarkis.
  • Evaluasi yang digunakan adalah penilaian acuan patokan dan setiap kompetensi harus diberikan feedback.
  • Pemberian pembelajaran remedial serta bimbingan yang diperlukan.
  • Pemberian program pengayaan bagi siswa yang mancapai ketuntasan belajar yang lebih awal.

Adapun langkah-langkah prosedur yang harus dilakukan dalam belajar tuntas;

  • Menentukan tujuan pembelajaran yang harus dicapai baik yang umum maupun khusus
  • Menjabarkan materi pelajaran atas sejumlah unti pelajaran
  • Memberikan pelajaran secara klasikal
  • Memberikan tes pada siswa pada akhir masing-masing unit pembelajaran
  • Siswa yang belum mencapai tingkat penguasaan dituntun diberikan pertolongan khusus
  • Setelah hamper ssemua siswa mencapai Tingkat penguasaan berulah guru mengajarkan unti Pelajaran berikutnya
  • Unit Pelajaran yang menyusul diajarkan secara berkelompok dan diakhiri dengan tes formatif
  • Setelah dirasa kebanyakan siswa telah mencapai keberhasilan maka guru memulai Pelajaran baru
  • Setelah seluruh rangkaian Pelajaran selesai dipelajari siswa mengerjakan tes  yang mencakup seluruh semua unit

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun