Akulah sang makna yang kamu temukan pada penghujung senja.
Tak ada tembok. Tak ada barikade.
Tak menutup.
Akulah lantunan pertanda tersibaknya perisai diri.
Sebuah seringai yang membebaskan waktu untuk menghadirkan rasa lelah.
Kemari, dan duduklah di sampingku.
Lancarkan semua peluh yang terkubur.
Resapi sang keutuhan diri yang akan menaiki panggung malam ini.
Ia akan menyanyikan merdunya nada-nada tak berbias.
Baringkan senyummu yang telah memudar.
Sambutlah oase kejernihan yang mendesak dada.
Pejamkan mata, dan mulailah melihat.
Sungguh, dekaplah aku dengan air mata sendumu.
Tibalah saatnya membuka kotak diri yang seharian ini kamu pegang erat.
Karena akulah singgasana yang hadir pada pukul 2 malammu,
Senantiasa menemani saat dunia tengah terlelap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H