Mohon tunggu...
Nabila Kleib
Nabila Kleib Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Sometimes, we just can't be a right one, and a nice one at the same time.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Inside Out: Film Animasi yang Penuh dengan Pelajaran Berharga

17 Juni 2016   07:46 Diperbarui: 17 Juni 2016   08:10 5294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://posterposse.com/meet-the-big-emotions-behind-the-tiny-voices-in-your-head-for-pixars-inside-out/

Diawal film ini, Joy, salah satu karakter di film inside out , berkata,

"Do you ever look at someone and wonder what is going on inside their head?”

Film inside out ini menceritakan tentang 5 karakter emosi yang terjadi di dalam diri manusia. Film keluaran disney ini bisa dibilang cukup berhasil membuat film kartun dengan tema yang berbeda. 

Film ini terinspirasi dari teori Psychoevolutionary dari Robert Plutchik. Robert Plutchik membagi emosi menjadi 8 emosi dasar, yaitu:

  1. Joy
  2. Acceptance
  3. Fear
  4. Surprise
  5. Sadness
  6. Disgust
  7. Anger
  8. Anticipation

Karakter-karakter dalam film "Inside Out"

Joy adalah pemimpin emosi di dalam kepala seorang anak perempuan bernama Riley. Joy berusaha membuat Riley menjadi anak yang bahagia. Dia memperlakukan emosi-emosi lainnya sebagai asistennya, dan berusaha menjaga Riley agar tetap bahagia. 

Sadness merupakan bagian emosi yang sering disepelekan oleh rekan-rekannya. Sadness memiliki semua emosi negatif, dan ketika sadness memegang kendali, Riley menjadi sedih. Rekan-rekan emosinya seringkali menjauhkan Sadness dari pusat kontrol. Terutama Joy. Sadness, yang memang selalu berfikir negatif, menganggap dirinya tidak dibutuhkan dan selalu membawa sial.

Disgust memastikan selera Riley tinggi. Disgust seringkali dianggap terlalu berselera tinggi oleh rekan-rekannya. Disgust memegang kontrol dalam memilih makanan, kekasih, baju, dll. Semua yang berhubungan dengan selera. 

Tugas utama Fear adalah membuat Riley aman. Seperti pada saat Riley masih kecil, Fear menjauhkan Riley dari bahaya-bahaya seperti menghindari tersengat listrik,dll. Walaupun seringkali ketakutan Fear tidak selalu beralasan.

Anger selalu `lebay`. Hal-hal kecilpun ia selesaikan dengan marah-marah. Walapun begitu, tugas utama Anger membuat Riley selalu mendapatkan keadilan. 

Pesan yang disampaikan melalui film Inside Out

Dalam film ini, ada beberapa bola memori yang penting, yang disimpan di "core memories". Memory yang tersimpan di "core memories" merupakan kumpulan dari memori-memori tentang momen paling berarti di hidup Riley. Dan setiap memori memberi kekuatan pada masing-masing kepribadian di dalam diri Riley. 

Semua berjalan lancar, sampai Sadness menyentuh salah satu bola memori hasil Joy, dan memori tersebut berubah menjadi kesedihan. Singkatnya Joy, dan Sadness tersedot ke luar pusat kontrol. dan tanpa mereka berdua di pusat kontrol. Riley tidak bisa merasakan senang dan sedih. Film ini menceritakan kisah Joy dan Sadness untuk kembali ke pusat kontrol. Dalam perjalanan mereka, banyak yang terjadi, yang membuat pandangan Joy terhadap Sadness jadi berbeda. 

Dalam perjalanan kembali ke pusat kontrol tersebut, banyak pelajaran yang bisa diambil. Saat Bingbong (teman imajinasi Riley sewaktu kecil) kehilangan mainan roketnya, Sadness menghapirinya dan mereka menangis bersama, dan setelahnya Bingbong merasa lebih baik setelah menangis. Juga saat Joy menyadari bahwa selama ini orang-orang sekitar Riley membantu Riley menjadi lebih bahagia karena Riley mengekspesikan perasaan sedihnya. Terbuka dengan orang-orang yang ia sayangi membuat ia menjadi lebih bahagia. 

Pesan paling ditonjolkan dalam film ini adalah, kesedihan merupakan emosi yang penting, sama seperti kebahagiaan,dll. Semua emosi mempunyai fungsi masing-masing yang berharga dalam hidup kita. Kadang memori bahagia, ketika kita ingat-ingat setelahnya membuat sedih karena ingin mengulang memori tersebut. 

Film ini mengingatkan pada kita semua, bahwa untuk menjadi dewasa, bijaksana dan sehat secara mental dan fisik, kita harus menerima semua aspek emosi dalam diri kita. Masing-masing emosi bisa membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik, termasuk kesedihan. 

"Crying helps me slow down and obsess over the weight of life's problems." 

- Sadness

Inilah kita. Dengan kumpulan emosi yang saling terkait, tapi tidak saling mendahului. 

Emosi yang saling terikat, tetapi tak saling menjatuhkan. 

Manusia sempurna karena ketidaksempurnaanya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun