Mohon tunggu...
Nabilah Zulfa
Nabilah Zulfa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Diponegoro

Mahasiswa Hubungan Internasiona;

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

"McDonaldisasi" dalam Perspektif Transformasionalis

9 September 2023   14:45 Diperbarui: 10 September 2023   10:59 1069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adaptasi Mcdonald di pasar China yang memiliki 2.700 gerai lalu mulai mengadaptasi makanannya dengan penambahan Corn Soup dan Seafood Soup pada 2001. 

Kemudian, Mcdonalds Jepang mengadopsi Es Krim Green Tea, Rice Burger dan penambahan udang dalam berbagai menu. Berbagai contoh lainnya yakni adanya konsep McWedding di Hongkong untuk mengadakan pernikahan bagi pasangan muda dengan meluncurkan paket pernikahan McDonald's yang mencakup upacara, resepsi, katering lengkap dengan dekorasinya. 

Hal tersebut mengindikasikan bahwa Mcdonald melakukan akulturasi budaya melalui proses adaptasi menu untuk meningkatkan minat masyarakat local yang justru memperkaya budaya Barat. McDonald berjalan dalam kapasitas yang efisien dengan konsep prediktibilitas.

sumber: dailymail.co.uk
sumber: dailymail.co.uk

Kemudian, apakah Mcdonaldisasi ini menghilangkan kultur tradisional? Adaptasi budaya tersebut berkaitan dengan pandangan transformasionalis yang berpendapat bahwa budaya lokal tidak dapat begitu saja ditelan oleh budaya Barat. 

Adanya akulturasi di antara keduanya. Orang-orang di negara berkembang memilih budaya Barat yang sesuai dengan kebutuhan mereka yang dikenal dengan istilah 'glokalisasi'. 

Menurut Anthony Gidden dalam bukunya Runaway World,  konsenkuensi dari globalisasi adalah detradisionalisasi yang berkaitan dengan rasionalitas atas kepercayaan tradisional. Hal ini berkaitan dengan transformasi cara hidup tradisional tetapi tidak benar-benar mengubahnya.

Transformasionalis tidak memungkiri adanya sisi buruk dari globalisasi. Pandangan ini berdiri di antara pandangan skeptis dan optimis. Mcdonaldisasi memang menjadi bentuk kemajuan peradaban manusia dengan adopsi mekanisme praktis dan prediktabilitas. 

Namun, kita tidak bisa naif dalam melihat fneomena tersebut. Timbulnya kemungkinan Mcdonald sebagai bentuk Amerikanisasi juga imperialisme budaya. 

Misalnya konsep tradisional Jepang yang tabu terhadap makan sambil berdiri, juga sanksi budaya terhadap minum langsung dari kaleng atau botol telah dirusak oleh Mcdonald. Ini adalah bukti lain adanya imperialisme budaya sebagai dampak McDonaldisasi. 

Hal ini mengarah pada homogenitas sebuah budaya. Aspek ini dapat dimanfaat oleh pengusaha kapitalis yang melihat adanya ketergantungan besar masyarakat terhadap Mcdonald kemudian menerapkan prinsip-prinsip tersebut lebih banyak di berbagai negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun