6. Menghindari Konflik: Orang tua yang menggunakan pola asuh permisif cenderung menghindari konflik dengan anak, sehingga anak tidak belajar cara menghadapi konflik dengan baik.
7. Tidak Membatasi Akses pada Hal Berbahaya: Orang tua permisif tidak membatasi akses anak pada hal yang berbahaya, seperti alkohol, narkoba, dan pornografi, yang dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan anak.
8. Menjadi Teman daripada Otoritas: Orang tua permisif lebih cenderung menjadi teman daripada otoritas bagi anak, sehingga anak tidak menghormati atau menghargai otoritas mereka.
Dampak dari penerapan pola asuh permisif yang telah disebutkan di atas antara lain:
1. Kesulitan dalam memberikan nasihat dan pengajaran yang baik kepada anak.
2. Kecenderungan anak untuk berteriak saat berbicara.
3. Perilaku anak yang cenderung membentak dan melawan orang tua dalam interaksi sehari-hari.
4. Kurangnya sikap sopan dan santun, serta kurangnya rasa hormat anak terhadap orang tua yang dapat berujung pada penggunaan kata kasar dan suara keras.
5. Anak menjadi tidak toleran terhadap lingkungan sekitar.
6. Kecenderungan anak menjadi malas, baik dalam hal pendidikan maupun dalam menjalankan ibadah.
7. Anak cenderung ingin selalu dituruti, bersikap egois, dan sering mengatur orang tua.