Mohon tunggu...
nabilahshafabilqisz
nabilahshafabilqisz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berbagi informasi sebagai mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pemikiran Filsafat Nietzche

12 Januari 2025   22:57 Diperbarui: 12 Januari 2025   22:57 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tokoh Filsafat Nietzche; https://pin.it/1MXnMw1Ir sumber 

Krisis iklim global yang semakin memburuk juga dapat ditafsirkan melalui lensa bermensch sebagai ujian bagi manusia untuk menciptakan solusi yang melampaui batas-batas moralitas dan nilai-nilai tradisional yang tidak lagi efektif dalam menghadapi tantangan dunia modern. Moralitas tradisional yang menempatkan manusia sebagai penguasa alam, tanpa memperhatikan kerusakan ekologis yang diakibatkan, adalah nilai yang membelenggu manusia dalam sistem eksploitatif yang berbahaya.

Dalam konteks ini, gerakan lingkungan yang semakin tumbuh di seluruh dunia dapat dilihat sebagai upaya manusia untuk melampaui cara berpikir lama dan menciptakan nilai-nilai baru yang lebih berkelanjutan. Individu-individu seperti Greta Thunberg, yang memimpin gerakan global melawan perubahan iklim, adalah contoh dari manusia yang berusaha melampaui nilai-nilai lama yang destruktif dan menciptakan nilai-nilai baru yang lebih selaras dengan alam dan keberlanjutan kehidupan di Bumi.

Nietzsche mungkin akan melihat krisis iklim sebagai kesempatan bagi manusia untuk menunjukkan karakter bermensch dengan mengambil alih tanggung jawab untuk masa depan planet ini, bukan sebagai korban dari keadaan, tetapi sebagai pencipta nasib mereka sendiri. Manusia tidak boleh lagi tunduk pada sistem ekonomi dan politik yang tidak berkelanjutan, tetapi harus memiliki keberanian untuk menciptakan tatanan baru yang memungkinkan kelangsungan hidup dan kesejahteraan bersama.

 bermensch di Tengah Krisis Identitas Global

Krisis identitas yang dialami banyak masyarakat di era modern juga mencerminkan relevansi konsep bermensch. Di tengah globalisasi, urbanisasi, dan perubahan sosial yang cepat, banyak orang mengalami alienasi dan kebingungan mengenai siapa mereka dan apa yang menjadi tujuan hidup mereka. Krisis ini sering kali muncul ketika nilai-nilai lama yang diwariskan dari generasi ke generasi kehilangan maknanya, sementara nilai-nilai baru belum sepenuhnya terbentuk.

Nietzsche melihat situasi semacam ini sebagai peluang bagi manusia untuk menjadi bermensch dengan menciptakan identitas baru yang lebih autentik. Mereka yang berhasil melampaui krisis identitas dan menciptakan jalan hidup baru yang sesuai dengan kehendak mereka sendiri adalah contoh dari bermensch dalam dunia modern. Misalnya, banyak individu saat ini yang meninggalkan pekerjaan konvensional dan menciptakan karier yang lebih sesuai dengan passion dan nilai-nilai mereka sendiri, baik sebagai seniman, wirausaha, atau aktivis.

Alih-alih menyerah pada kebingungan identitas, manusia modern dapat memanfaatkan kebebasan baru ini untuk membentuk diri mereka sendiri sesuai dengan keinginan mereka, tanpa harus tunduk pada ekspektasi masyarakat atau dogma tradisional. Inilah esensi dari bermensch: menjadi kreator nilai, mengambil kendali penuh atas hidupnya, dan menentukan tujuan serta makna hidup yang autentik.

 Kesimpulan

Konsep bermensch dalam filsafat Nietzsche memberikan perspektif yang kuat dalam memahami peristiwa-peristiwa nyata di dunia modern. Baik dalam konteks gerakan sosial seperti Black Lives Matter, inovasi teknologi di Silicon Valley, upaya melawan krisis iklim, maupun krisis identitas yang dialami oleh individu-individu di era globalisasi, semangat bermensch selalu hadir sebagai upaya manusia untuk melampaui keterbatasan dan menciptakan dunia serta nilai-nilai baru yang lebih bermakna.

bermensch bukan hanya konsep abstrak, tetapi suatu tantangan nyata bagi setiap individu untuk menjadi lebih dari sekadar manusia biasa, untuk berani hidup tanpa dogma, dan untuk menciptakan nilai-nilai baru yang mencerminkan kebebasan dan kekuatan kehendak. Dalam dunia yang terus berubah, tantangan untuk menjadi bermensch tetap relevan, menginspirasi manusia untuk tidak hanya menerima dunia apa adanya, tetapi menciptakan kehidupan yang lebih autentik, bebas, dan penuh makna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun