"Byy, anterin aku pulang, aku kayaknya mulai pusing lagi nih."
Ucap seorang cewe berambut sebahu itu dengan wajah pucat ke pacarnya. Sang pacar yang sedang berbincang dengan temannya hanya mengiakan tanpa menoleh kearah cewe tersebut dan berjalan begitu saja menuju parkiran tempat motor besar yang biasa digunakannya. Lagi dan lagi, keberadaan Allicya hanya sebatas angin bagi Alfeus. Hubungan keduanya tak pernah berjalan dengan mulus, Alfeus masih terikat dengan masa lalunya, sedangkan Allicya hanyalah pelarian sebatas formalitas.
Allicya yang sudah lemas hanya bisa bersandar ke punggung lebar Alfeus pacarnya, ia tak kuat untuk menopang kepalanya sendiri. Alih-alih diantarkan pulang kerumah, Alfeus membawa Allicya ke rumahnya, karena ia tahu jika dirumah Allicya tidak ada orang karena orang tuanya pergi dinas keluar kota.Â
Sampai dirumah, Alfeus lansung turun dan tidak membantu Allicya untuk masuk kedalam. Allicya sudah dianggap anak sendiri oleh mama Alfeus, hingga sudah sangat hafal sekali jika Allicya pasti akan sering berada dirumah nya. Allicya juga sudah diberi kamar khusus agar merasa nyaman dirumah Alfeus. Siapa sangka, jika pada hari itu dirumah Alfeus kedatangan tamu yang tak lain adalah masa lalu Alfeus, cinta pertama dan terakhir. Besar sekali rasa cintanya Alfeus hingga habis di satu orang, Rania.Â
Allicya yang sudah sangat lemas, lansung menuju kamarnya untuk beristirahat dan minum obat. Setelah minum obat, Allicya rehat sejenak dan sayup-sayup mendengar perbincangan antara tante Mita (mama Alfeus) , Alfeus dan orang asing itu (Rania).Â
"Maaf nak Rania, ada tujuan apa untuk datang kemari?." Tanya tante Mita.
"Iya tante, saya kemari ingin menyampaikan jika saya lagi hamil cucu tante."Â Jawab Rania sambil mengelus perutnya yang mulai buncit.Â
Tante Mita dan Alfeus lansung terperanjat kaget mendengar ucapan Rania. Tante Mita langsung menatap tajam Alfeus untuk memberikan penjelasan kepadanya. Alfeus yang mendapatkan tatapan maut dari ibunya langsung ciut dan tidak bisa berkata apa-apa, karena ia sendiripun tidak ingat pernah melakukan hubungan intim dengan Rania. Terakhir berhubungan dengan Rania ia tidak sadar dengan apa yang terjadi pada malam terkahir setelah pesta ulang tahun Rania. Disana ia dipaksa untuk meninum sesuatu yang membuatnya tak sadarkan diri dan tidak ingat dengan apa yang terjadi setelahnya. Saat Alfeus sudah sadar, ia mendapati dirinya sedang tidur dikamar Rania dan langsung bergegas untuk pulang.Â
Allicya yang mendengar hal tersebut hanya bisa menangis sesegukan dalam kamar, menahan seluruh kekecewaan dan sakit hati kepada Alfeus. Allicya tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Alfeus dengan mantan pacarnya tersebut. Allicya langsung menelpon abangnya untuk menjemputnya pulang dan memenangkan hatinya yang sedang kacau, belum lagi sakit kepala yang tadi ia rasakan semakin menusuk dan panas menjalar ke seluruh badannya.Â
Melihat Allicya yang hendak pergi pulang dijemput oleh abangnya, tante Mita segera menghampiri memeluk dan menenangkan Allicya yang sedang menangis, dan berjanji untuk membuktikan jika semua yang terjadi ini hanyalah kesalahpahaman dan anak yang dikandung oleh Rania bukanlah anak dari Alfeus. Allicya yang mendengar ucapan tante Mita hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, setelah itu Allicya pingsan dan tidak tahu apa yang terjadi setelahnya.Â
Allicya terbangun dan mendapati dirinya berada di rumah sakit, dan melihat ke samping menemukan Alfeus sedang tidur dan tante Mita sedang mengelus tangannya. Tante Mita yang melihat Allicya sudah siuman langsung memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Allicya. Alfeus juga terbangun dan segera menghampiri Allicya dan berkata "maaf" dengan lirih. Mendengar permintaan maaf dari Alfeus membuat Allicya terharu dan terisak.Â
Tante Mita dipanggil oleh dokter untuk mengetahui hasil tes anak yang dikandung oleh Rania. Dan hasilnya negatif, anak yang dikandung oleh Rania bukanlah perbuatan Alfeus dan hal itu terjadi karena akal-akalan Rania agar bisa dapat terus bersama dengan Alfeus. Selain itu tante Mita juga diberitahu tentang penyakit yang diidap oleh Allicya dan sudah berada ditingkat lanjut yang mengharuskan untuk terus dirawat opname dan terapi. Karena penyakit yang diidap oleh Allicya adalah kanker otak studium tiga.Â
Mengetahui hal tersebut, Alfeus langsung memeluk dan mencium Allicya serta berjanji untuk terus bersama Allicya hingga akhir untuk membuktikan cintanya yang begitu tulus dan murni.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H