Di sisi lain, tentu akan timbul dampak-dampak sosiologis yang bisa mengancam identitas bangsa Indonesia seperti budaya serta adat istiadat yang perlahan-lahan akan semakin hilang dari peradaban masyarakat Indonesia karena digantikan dengan teknologi yang lebih modern. Hal ini dapat membuat Indonesia memiliki rasa krisis identitas. Identitas nasional merupakan lokal genius yang mampu menghadapi pengaruh budaya asing, dan dapat dimaknai sebagai pandangan hidup serta jati diri bangsa yang bersifat dinamis agar tercapainya cita-cita dan tujuan negara.
Dengan adanya perubahan ini, memiliki dampak pada aspek kehidupan manusia, bahkan dengan sadar atau tanpa sadar kita sudah sangat ramah untuk terkoneksi dengan internet. Era ini disebut dengan society 5.0 dimana masyarakat telah beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Istilah society 5.0 diusulkan oleh Jepang seiring semakin majunya perkembangan teknologi dan dinamika sosial. Banyak masyarakat yang sejatinya kurang paham mengenai beberapa istilah yang ada, contohnya society 5.0 sendiri, terlebih jika hanya membaca di Wikipedia tanpa ada riset lebih lanjut bisa menyebabkan misleading.Â
Era Society 5.0 merupakan keberlanjutan dari Revolusi Industri 4.0 yang mana berkaitan dengan teknologi. Peran teknologi yang dapat menghubungkan antara ruang nyata dan ruang ilusi. Dengan adanya teknologi ini kita memang tidak ada batasan antara waktu dan ruang, dimanapun dan kapanpun dapat berkomunikasi dengan saudara yang posisinya di luar pulau atau bahkan di luar negri.Â
Jika disandingkan pada era sebelum revolusi digital, komunikasi jarak jauh ini memerlukan waktu, perlu menempuh jarak dan biaya pun bertambah. Namun, seperti yang telah diketahui bahwa kelemahan dari teknologi saat ini adalah dapat melemahkan interaksi antar manusia di ruang nyata, mungkin kalimat "yang jauh terasa dekat dan dekat terasa jauh" sudah berseliweran di telinga kita masing-masing, sedangkan kebanyakan sesuatu yang dekat terasa jauh alias ruang nyata itu lebih dibutuhkan dari ruang ilusi atau istilah yang jauh terasa dekat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H