Didalam suatu tim di sebuah organisasi keberadaan seorang pemimpin sangat penting karena pemimpin menjadi salah satu ujung tombak dari keberhasilan dalam tim di sebuah organisasi. Maka tugas pemimpin adalah mempengaruhi bawahannya untuk mencapai perubahan dengan menciptakan koordinasi yang lebih mudah, membentuk tim kerja dalam mencapai tujuan tim di sebuah organisasi.
Seorang leader menekan ego sendiri, menghargai kontribusi orang lain dan menunjukkan pada bawahan bahwa mereka sangat dihargai. Pemimpin mendorong keberanian untuk menerima kegagalan dan kesalahan, mendengar apa yang dikatakan bawahan, menunjukkan kepercayaan pada orang lain dan mau belajar dari orang lain termasuk dengan bawahannya.
Dalam mencapai tujuan tim di sebuah organisasi membutuhkan beberapa faktor pendukung yaitu alat, modal, alam dan manusia. Diantara faktor-faktor tersebut manusialah yang sangat dominan untuk memegang peranan penting dalam menentukan masa depan organisasi. Walaupun modal yang tersedia besar dan teknologi yang digunakan canggih, organisasi tidak akan mampu berjalan dengan baik jika tidak ada manusia yang berada di organisasi tersebut.
Dan perlu di sadari bahwa keberhasilan pengelolaan tim di sebuah organisasi sangat ditentukan oleh sumber daya manusia dengan didukung seorang pemimpin yang mampu memimpin suatu tim di sebuah organisasi, dituntut untuk mempunyai pemikiran terbuka, mau menerima ide-ide baru, rela menerima kritikan dan mau belajar serta mendengarkan kebenaran yang disampaikan oleh bawahnnya.
Pemimpin dituntut untuk menciptakan hubungan personal dengan orang lain dari pada kebutuhannya sendiri, dan harus berani menerima kegagalan. Setiap pemimpin perlu menyadari bahwa untuk mewujudkan hubungan manusiawi yang efektif, perlu memilki kemampuan memperlakukan orang lain sebagai subyek bukan objek, sebagaimana layaknya benda mati, yang dapat diperlukan sekehendak hati. Istilah dalam kepemimpinan "Return On Individual" yang artinya agar pemimpin menaruh perhatian pada setiap individu yang dipimpinnya.
Tanda-tanda awal konflik terlihat dalam peningkatan intensitas ketidak sepakatan diantara anggota-anggota. Konflik dalam diri individu dinyatakan melalui keluh kesah, gerakan-gerakan kegelisahan pada wajah, perilaku gagap, melamun, dan ucapan-ucapan yang ketus. Sedangkan konflik antar individu maupun kelompok ditandai dengan semakin menurunnya ketidak saling percayaan, ketidak saling terbukaan, dan kerjasama kelompok diantara kedua belah pihak. Akibat adanya konflik yang terjadi disuatu organisasi berakibat pada renggangnya hubungan antar individu di tim di sebuah organisasi tersebut. Selain itu berakibat pula pada perkembangan organisasi itu sendiri.
Tidak mudah bagi pemimpin dalam menyelesaikan konflik yang terjadi di suatu organisasi yang dipimpinnya, sehingga pimpinan mempunyai hambatan dalam mengatasi konflik tersebut. Hal itu disebabkan adanya ketidak terbukaan antara bawahan dan atasan.
Di dalam suatu organisasi memang terdapat sumber daya manusia yang terdiri dari bermacam-macam individu atau pribadi. Setiap individu pasti memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Salah satu tugas atau peran pimpinan yaitu harus dapat menyelesaikan konflik yang sifatnya merugikan untuk menciptakan suatu tim dalam organisasi yang sehat dan tertib dengan cara menggunakan metode pendekatan penyelesaian yang tepat untuk menangani konflik sehingga setiap konflik itu dapat diselesaikan dengan baik dan tidak ada yang merasa dirugikan.