Mohon tunggu...
Nabila Hasna D
Nabila Hasna D Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

nabilahasna461@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Mengapa Model Kepemimpinan Fiedler Disebut sebagai Model Kontingensi?

13 Juli 2021   09:36 Diperbarui: 15 Juli 2021   22:31 3200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Model yang beranggapan bahwa kontribusi pemimpin terhadap efektifitasi kinerja kelompok tergantung pada cara atau gaya kepemimpinan dan kesesuaian situasi yang dihadapinya adalah alasan mengapa model kepemimpinan fiedler (1967) disebut dengan model kontigensi. Adanya interaksi antara gaya kepemimpinan dan keuntungan situasional menentukan kinerja kelompok merupakan model yang dikembangkan oleh Fiedler.

Suatu proses di mana kemampuan seorang pemimpin untuk melakukan pengaruh nya tergantung dari task oriented situation atau situasi struktur tugas dan tingkat-tingkat daripada gaya kepemimpinannya, kepribadiannya dan pendekatannya yang sesuai dengan kelompoknya ini merupakan teori kontigensi. 

Dengan kata lain, seorang menjadi pemimpin bukan hanya karena sifat dari kepribadiannya, tetapi juga karena adanya interaksi antara pemimpin dan situasinya dan berbagai factor situasi dari Fiedler. 

Tiga factor utama yang mempengaruhi kesesuaian situasi dan selanjutnya mempengaruhi keefektifan pemimpin disebutkan oleh teori kepemimpinan kontigensi Fiedler (1967). Pertama, hubungan antara pemimpin dan bawahan atau leader-member rekationship, yang kedua struktur tugas atau the task structure dan kekuatan posisi atau position power, ini merupakan tiga factor yang ada pada teori kepemimpinan kontigensi Fiedler.

Masalah dalam kepemimpinan sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan situasi dimana organisasi tersebut ada, tidak hanya itu situasi yang dihadapi oleh organisasi juga mempunyai peran dalam kebijakan yang harus diambil oleh seorang pemimpin. 

Contohnya dalam kehidupan sehari-hari yaitu ketua umum di suatu organisasi akan mengumpulkan anggota-anggotanya untuk mengambil suatu keputusan apabila akan mengadakan kegiatan charity atau kegiatan amal ke suatu tempat yang berdampak dari bencana alam. 

Hal itu dimaksudkan supaya yang menjadi keputusan anggota-anggotanya dapat membantu ketua untuk mengambil keputusan apa yang dibutuhkan agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik. Meskipun apa yang sudah dibahas oleh dari anggota-anggotanya akan dipertimbangkan lagi oleh ketua dan hal tersebut akan sangat membantu.

Hubungan antara pemimpin dan bawahan sangat memperlihatkan dan menjelaskan sampai sejauh mana pemimpin itu disukai dan dipecaya oleh followers atau bawahannya, dan kemauan dari bawahan untuk mengikuti petunjuk pemimpin. 

Struktur tugas juga menjelaskan dengan sejauh mana tugas-tugas didalam organisasi dapat didefinisikan dan dijelaskan secara jelas dan sampai sejauh mana definisi dari tugas-tugas tersebut dilengkapi dengan petunjuk yang rinci dan prosedur yang jelas. 

Kekuatan dari posisi menjelaskan sampai sejauh mana kekuatan dan kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin disebabkan oleh posisinya diterapkan dan dijalankan dalam organisasi untuk menanamkan rasa memiliki akan arti penting dan nilai dari tugas-tugas mereka masing-masing. Kekuatan posisi juga menjelaskan sampai sejauh mana pemimpin itu menggunakan otoritasnya dalam memberikan appreciation dan penurunan atau promosi pangkat.

Inti dari pendekatan kontigensi untuk kepemimpinan, kepemimpinan kontigensi merupakan kepemimpinan yang menggabungkan gaya kepemimpinan dengan situasi lalu kesuksesan soerang leader atau pemimpin tergantung dari penggunaan gaya kepemimpinan yang disesuaikan dengan followers dan situasinya, sehingga teori kontigensi menyatakan tidak adanya satupun dari teori kepemimpinan yang terbaik. Contingency approach ini juga merupakan cara dari penerapan konsep-konsep dari banyak berbagai aliran manajemen didalam situasi kehidupan yang real atau nyata.

Sebenarnya pendekatan kontigensi ini lah yang merupakan jawaban dari masalah-masalah yang dihadapi oleh banyak praktek perusahaan, sehingga sering kali ditemukan adanya banyak metoda-metoda yang memberikan keefektifan didalam suatu situasi tetapi tidak akan berjalan dengan baik dan tepat dalam situasi atau keadaan-keadaan lainnya. Berbagai pelaku usaha didalam berbagai bidang keahlian seperti : konsultan, peneliti dan manajer merupakan pelaku usaha yang dikembangkan dengan pendekatan kontigensi.

Mengidentifikasikan teknik mana, pada situasi dan keadaan tertentu, di bawah keadaan tertentu dan pada saat atau waktu yang tertentu akan membantu pencapaian tujuan manajemen ini merupakan tugas manajer dalam pendekatan kontigensi. Pada perbedaan situasi atau kondisi ini membutuhkan aplikasi teknik manajemen yang sangat berbeda, karena tidak ada teknik, prinsip dan banyak konsep universal yang bisa diterapkan didalam seluruh situasi atau kondisi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun