Q.S 49:13
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
Terjemah :
Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.
Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa Allah SWT menciptakan manusia dengan 2 jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan dan tidak lebih dari itu. Pada hakikatnya manusia sama derajatnya di hadapan Allah SWT dan tidak ditentukan berdasarkan perbedaan jenis kelamin, melainkan dari kadar keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.
Pada kali ini kita akan membahas mengenai hubungan antara gender, seks, dan seksualitas yang nantinya akan membahas lebih dalam pada konteks anak usia dini. Istilah gender, seks, dan seksualitas secara sekilas terdengar serupa. Tetapi sebenarnya ketiga istilah tersebut memiliki perbedaan di dalamnya.
Kata gender secara bahasa berasal dari bahasa latin yaitu genus yang berarti tipe atau jenis. Sedangkan menurut Kemenppa, gender dapat didefinisikan sebagai peran yang dibentuk oleh masyarakat atau lingkungan sekitar melalui proses sosialisasi yang berhubungan dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Gender berbeda dengan seks. Seks merupakan pembagian jenis kelamin yang ditentukan secara biologis sejak lahir. Sedangkan gender mengacu pada persepsi atau pandangan oleh masyarakat secara sosial terhadap identitas seseorang. Sehingga seks sifatnya mutlak sedangkan gender tidak.
Istilah gender sendiri berhubungan bagaimana seseorang mendeskripsikan atau mengekspresikan dirinya dalam banyak hal. Baik dari segi berpakaian, memilih potongan rambut, bersuara, dan berperilaku tanpa harus berpatokan pada jenis kelamin. Masyarakat pada umumnya lebih mengenal hal ini dengan istilah maskulin dan feminin.
Dalam perkembangan gender, seorang ahli bernama Kohlberg membagi perkembangan gender menjadi 3 fase. Di antaranya sebagai berikut :
- Identifikasi gender (2-3 tahun)
Pada masa ini anak mulai mengklasifikasikan dirinya sebagai perempuan dan laki-laki.
- Stabilitas gender (4-5 tahun)