Ditulis oleh Nabila HafizzahÂ
Dosen pengampu: Saeful Mujab S.Sos., M.I.KomÂ
ABSTRAK
Media sosial memiliki kekuatan untuk mempengaruhi masyarakat, karena pada saat ini masyarakat cenderung lebih sering menggunakan media sosial sebagai alat untuk memperoleh informasi.Â
Melihat fenomena tersebut, para politisi dapat memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk melakukan kampanye. Kampanye merupakan penyampaian pesan yang sering dilakukan oleh tokoh politik dan partai politik kepada masyarakat. Media sosial yang sering digunakan dalam melaksanakan kampanye yaitu Facebook, Twitter, Instagram, dan Youtube.Â
Artikel ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui apakah media sosial memiliki peran sebagai alat penunjang pelaksanaan kampanye. Metode penelitian yang saya gunakan dalam artikel ini yaitu mengumpulkan data-data dan informasi melalui bahan bacaan seperti buku, jurnal, dan artikel yang berkaitan dengan tema artikel yang saya buat yaitu Media Sosia Sebagai Alat Kampanye dalam Komunikasi Politik . dengan memanfaatkan media sosial diharapkan para tokoh politik mampu menjangkau masyarakat lebih luas.
Kata kunci: Komunikasi politik, media sosial, kampanye
LATAR BELAKANG
Penggunaan media sosial di Indonesia sangat berkembang pesat karena ketertarikan masyarakat yang dapat dengan mudah mengakses informasi kapan saja dan di mana saja. Awalnya media sosial digunakan sebagai sarana untuk saling bertukar kabar dengan teman dan keluarga, kini media sosial dapat digunakan sebagai sarana komunikasi antara seseorang dengan suatu institusi.
Partai politik melihat fenomena tersebut sebagai peluang bagi mereka untuk mempromosikan partai politik mereka kepada masyarakat. Biasanya, menjelang pemilihan umum, partai politik berlomba-lomba membuat akun media sosial untuk melakukan kampanye di sana, hal ini dikarenakan partai politik melihat bahwa media sosial dapat dijadikan alat untuk berkomunikasi dengan masyarakat.
Kampanye merupakan kegiatan penyampaian pesan dan informasi yang biasanya dilakukan oleh partai politik dan tokoh politik yang bertujuan untuk membentuk opini masyarakat dan menarik perhatian masyarakat supaya mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan suatu partai politik di masa depan. Pesan dan informasi yang disampaikan dapat berupa poster, spanduk, video kreatif, pidato, dan sebagainya.Â
Dalam melakukan kampanye, pihak-pihak yang terlibat perlu menguasai komunikasi publik, Â memiliki strategi komunikasi publik yang menarik merupakan salah satu cara memenangkan persaingan di dunia politik, strategi komunikasi politik yang efektif saat ini yaitu dengan menggunakan sosial media.
Media sosial dinilai memiliki kekuatan untuk mempengaruhi masyarakat yang sesuai dengan aspek sosialnya yaitu berinteraksi dan berpartisipasi. Hal ini terlihat jelas bahwa media sosial memainkan peran penting dalam membentuk opini publik yang bisa membantu mencapai tujuan dari partai politik. Media sosial semakin sering digunakan oleh politisi untuk melaksanakan kegiatan politik.Â
Salah satu contoh berhasilnya kampanye di media sosial yaitu saat Pemilihan Kepala Daerah di Jakarta yang pada saat itu di menangkan oleh Jokowi dan Ahok. Mereka banyak mengunggah video promosi yang dikemas secara menarik kemudian diunggah melalui media sosial agar dapat dilihat oleh masyarakat.
TINJAUAN PUSTAKA
Tokoh politik dan partai politik akan mencoba berbagai usaha untuk mendapat dukungan dari masyarakat dalam mencapai tujuan politik, karenanya dibutuhkan alat komunikasi politik untuk menyebarkan informasi mengenai kegiatan politik yang sedang dilakukan. Media sosial bisa menjadi salah satu alat komunikasi politik, karena pada saat ini masyarakat lebih sering melibatkan media sosial untuk mendapatkan informasi.
Terdapat tiga manfaat media sosial sebagai alat komunikasi politik yang bisa dimanfaatkan oleh partai politik maupun tokoh politik untuk mensukseskan kegiatan politiknya, yaitu media sosial bermanfaat untuk menyebarkan informasi, media sosial bisa dijadikan alat untuk menyampaikan keluh kesah masyarakat mengenai sistem suatu negara kepada politisi, dan media sosial memiliki akses kekuatan politik. Tidak hanya itu, dengan memanfaatkan media sosial sebagai alat kampanye, biaya yang dikeluarkan jauh lebih sedikit karena hanya perlu jaringan internet saja untuk mengakses media sosial.
Kampanye yang dilakukan melalui media sosial memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk melakukan percakapan dengan kandidat politik karena memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah. Tidak seperti saat kampanye yang dilakukan secara langsung, komunikasi yang terjadi saat kampnye tradisional dilakukan hanya terjadi komunikasi satu arah saja.
METODE
Metode penelitian yang saya gunakan dalam artikel ini yaitu mengumpulkan data-data dan informasi melalui bahan bacaan seperti buku, jurnal, dan artikel yang berkaitan dengan tema artikel yang saya buat yaitu Media Sosia Sebagai Alat Kampanye dalam Komunikasi Politik .
HASIL DAN PEMBAHASAN
Saat ini media sosial dan politik sulit untuk dipisahkan. Penyebaran informasi politik melalui media sosial sudah sering terjadi, karena para politisi menilai media sosial memiliki kekuatan untuk menyebarkan informasi dan membangun komunikasi politik dengan masyarakat. Komunikasi politik merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh politisi kepada khalayak, informasi dalam komunikasi politik biasanya mencakup kepentingan dalam mencapai tujuan politik dan membangun opini publik supaya dapat terpengaruh untuk pengambilan keputusan. Saluran yang tidak kalah penting dalam komunikasi politik adalah manusia, manusia merupakan otak dari pembuatan pesan politik yang kemudian pesan tersebut disebarluaskan melalui media-media.
Menggunakan media sosial dalam membangun komunikasi politik yang lebih interaktif merupakan pilihan yang tepat, jaringan komunikasi politik yang menggunakan media sosial salah satu cara praktis untuk mendapatkan kontribusi masyarakat. Para politisi dapat memanfaatkan media sosial untuk mendaptkan serta mempertahankan kekuasaan. Hal terjadi karena media sosial lebih efektif dalam menjangkau masyarakat.
Jauh sebelum adanya media sosial, partai politik sudah memanfaatkan internet sebagai alat untuk berkampanye, tetapi pada saat itu sarana yang digunakan berupa situs web. Dalam situs web tersebut terdapat visi dan misi dari partai politik, program kerja, sistem kepengurusan partai politik, serta terdapat forum di mana masyarakat mampu melakukan dialog dengan pengurus web tersebut.
Perkembangan teknologi digital memungkinkan para politisi untuk terlibat secara langsung ke dalam interaksi dengan masyarakat, kampanye yang dilakukan akan menjadi lebih interaktif. Kebanyakan partai politik Indonesia pasti memiliki media sosial resmi yang dikelola oleh tim media mereka. Media sosial yang paling sering digunakan sebagai alat untuk kampanye yaitu Facebook, Twitter, Instagram, dan YouTube.
Para partai politik, tokoh politik, institusi politik dan berbagai kesatuan pemerintahan yang berperan penting di masyarakat, berupaya memanfaatkan media sosial sebagai alat pendukung untuk mempengaruhi masyarakat. Para pelau politik berusaha untuk membentuk opini masyarakat dengan harapan masyarakat dapat memabntu mereka untuk mencapai tujuan politik secara bersamaan.Â
Kampanye melalui media sosial dinilai berhasil apabila para tokoh politik dan partai politik berinteraksi di media sosial tidak hanya menjelang pemilihan umum saja. Media sosial dapat dimanfaatkan sebagai wadah aspirasi masyarakat terhadap politik yang ada di Indonesia. Para politisi yang melakukan komunikasi secara intens dengan menyebarkan ide dan berdiskusi melalui internet akan mendapatkan hasilnya saat pemilihan umum nanti. Karena masyarakat menilai bahwa politisi tersebut memiliki kemauan untuk dekat dengan rakyat. Masyarakat cenderung lebih suka dengan politisi yang memiliki empati dan simpati terhadap permasalahan yang sedang dialami di masyarakat.
Sifat kampanye di media sosial  lebih bermakna karena saat kampanye yang diadakan secara langsung jauh lebih berisik karena para pemilih saling bersautan menyampaikan keinginan mereka untuk kebaikan sistem politik di masa depan. Sedangkan di media sosial jauh lebih tenang dan bermakna, para pemilih dapat menyampaikan keluhan dan keinginannya sehingga pesan yang disampaikan diharapkan dapat dilihat dan didengar. Politisi yang memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk berkampanye dinilai sebagai politisi yang memiliki banyak ide dan memiliki kemauan untuk melakukan perubahan untuk kebaikan umum. Berbagai solusi permasalahan di masyarakat seringkali didapatkan melalui media sosial.
Pengguna media sosial saat ini rata-rata memiliki usia muda. Hal tersebut juga menjadi alasan bahwa membuat iklan di media sosial jauh lebih efektif dibandingkan melalui televisi, radio, kora, majalah, dan media massa lainnya yang dinilai sudah jarang digunakan oleh para generasi muda. Melalui partai politik mampu melakukan gerakan politik seperti berkampanye. Namun, para politisi perlu berhati-hati dalam melakukan kampanye di media sosial, karena pesan yang disampaikan di media sosial bisa saja dimodifikasi oleh pihak ketiga yang tidak suka dengan partai politik atau tokoh politik tertentu.
Di Indonesia, pemanfaatan media sosial sebagai alat kampanye masih belum efektif, karena media sosial digunakan hanya saat menjelang pemilihan umum saja. Komunikasi yang terjadi cenderung komunikasi satu arah. Padahal, untuk menarik simpati masyarakat para politis perlu melibatkan komunikasi dua arah. Dalam hal ini, para politisi perlu memahami cara penggunaan platform media sosial serta memiliki strategi kampanye tersendiri agar masyarakat tertarik.
Kampanye dapat dikatakan berhasil apabila para tokoh politik dan partai politik menggabungkan du acara berkampanye yaitu secara langsung di dunia nyata dan melalui media sosial. kampanye yang dilakukan hanya melalui media sosial tidak akan begitu efektif, begitu pula dengan kampanye yang tidak melibatkan media sosial serta mengabaikan fungsi media sosial dalam berkampanye maka suatu partai politik akan sulit untuk menarik perhatian. Penggabungan du acara tersebut dinilai akan jauh lebih efektif.
KESIMPULAN
Media sosial sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat yang sulit untuk dipisahkan. Selain itu media sosial juga dapat dimanfaatkan dalam ranah politik sebagai sarana untuk berkomunikasi. Mempromosikan suatu partai politik, dan membangun citra partai tersebut. Kita dapat melihat penggunaan media sosial dalam ranah politik akan lebih sering digunakan menjelang pemilihan umum, media sosial mampu menjadi alat kampanye suatu partai politik.
Karakteristik media sosial yaitu mampu menyebarkan informasi secara luas dengan cepat kepada masyarakat dengan dukungan teknologi komunikasi yang semakin canggih. Hal tersebut membuat para politikus beralis menggunakan media massa non-konvensional seperti koran, majalah, brosur, televisi dan sebagainya karena dinilai sudah kurang efektif karena pada saat ini masyarakat lebih sering mengakses internet untuk kebutuhan informasi. Namun, untuk mencapai tujuan kegiatan politik, para tokoh politik perlu memiliki strategi berkampanye yang dapat menarik perhatian masyarakat. Kampanye yang dilakukan harus terjadi komunikasi dua arah supaya masyarakat memiliki simpati kepada partai politik yang sedang berkampanye.
DAFTAR PUSTAKA
Ardha, B. (2014). SOCIAL MEDIA SEBAGAI MEDIA KAMPANYE PARTAI POLITIK 2014 DI INDONESIA. Jurnal Visi Komunikasi Volume, 106-108.
Indrawan, J, Efriza, dan Anwar Ilmar. (2020). KEHADIRAN MEDIA BARU (NEW MEDIA) DALAM PROSES KOMUNIKASI POLITIK. Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau, 8-9.
Susanto, E. H. (2017). MEDIA SOSIAL SEBAGAI PENDUKUNG JARINGAN KOMUNIKASI POLITIK . Jurnal ASPIKOM, 389-392.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI