Sebagai contoh studi kasus, mari kita lihat perjanjian perdagangan bebas yang melibatkan dua negara, Negara Amerika (Negara A) dan Negara Indonesia (Negara B). Perjanjian ini mencerminkan dinamika ekonomi politik internasional dan dampaknya terhadap kedua pihak.
Konteks:
Negara A dan Negara B adalah dua negara yang berbeda secara ekonomi dan politik. Negara A adalah kekuatan ekonomi yang besar dengan industri yang maju, sementara Negara B adalah negara berkembang yang bergantung pada ekspor sumber daya alam.
Dinamika Globalisasi:
Kedua negara tersebut menghadapi tekanan globalisasi, di mana perdagangan internasional dan investasi asing meningkat. Negara A ingin membuka pasar baru dan memperluas pengaruh ekonominya, sementara Negara B menginginkan akses ke teknologi dan investasi asing untuk mendukung pertumbuhan ekonominya.
Peran Institusi Internasional:
Dalam upaya memfasilitasi perjanjian perdagangan bebas, kedua negara tersebut melibatkan institusi internasional seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan Bank Dunia. Institusi ini memberikan panduan dan bantuan teknis untuk merancang perjanjian yang adil dan saling menguntungkan.
Pertentangan dan Kolaborasi:
Namun, negosiasi tidak berjalan mulus. Negara A menuntut akses lebih besar ke pasar Negara B, sementara Negara B khawatir bahwa industri lokalnya akan tergusur oleh produk impor dari Negara A. Konflik kepentingan muncul, dan proses perundingan menjadi rumit.
Pengaruh Kekuatan Besar:
Selama proses perundingan, kekuatan besar seperti Uni Eropa dan Amerika Serikat ikut terlibat, memberikan tekanan kepada kedua negara untuk mencapai kesepakatan yang sesuai dengan kepentingan global. Pemikiran politik dan ekonomi global menjadi faktor penting dalam membentuk kesepakatan akhir. Dalam studi kasus ini, dinamika ekonomi politik internasional tercermin dalam upaya kedua negara mencapai perjanjian perdagangan bebas. Faktor globalisasi, peran institusi internasional, pertentangan kepentingan, dan pengaruh kekuatan besar semuanya berperan dalam pembentukan perjanjian ini. Kesepakatan akhir mencerminkan kompromi di antara berbagai kepentingan, menggambarkan kompleksitas hubungan ekonomi politik internasional dalam konteks perdagangan global.