"Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran."
-
" Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan; dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya yang tumbuh merana. Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang bersyukur."
Alam semesta atau Bumi yang diciptakan Allah SWT sudah harus kita jaga dan lindungi bersama. Banyaknya orang yang tak peduli dan bahkan merusak lingkungan, orang-orang yang membuat lingkungan menjadi kotor tanpa berpikir dan memperhatikan bahwa dampak dan akibat dari membuat kerusakan sama juga dengan perbuatan yang tercela. Allah SWT melarang umat manusia untuk membuat kerusakan di bumi. Dalam surat Al- A'raf Allah SWT memaparkan bahwa manusia sebaik baiknya dikirimkan untuk menjadi khalifah yang mampu memberikan manfaat, mengelola dan memelihara bumi dengan baik. Dalam surat tersebut Karunia Allah SWT yaitu menggerakkan angin sebagai tanda bahwa akan dating Rahmatnya.
      Pandawara menjadi salah satu contoh nyata dari surat Al- A'raf ayat 56-58, melansir dari (Merdeka.com) Pandawara telah merawat bumi dengan membantu membersihkan sampah yang menumpuk di sungai yang telah terkumpul dengan total 27 kilogram sampah dari 78 sungai di Bandung. Grup pandawara menjadi khalifah yang memberikan manfaat serta mengelola alam dengan baik. Media sosial menjadi media berdakwah para pemuda untuk menyebarkan bahwa kebersihan lingkungan penting bagi seluruh umat manusia di Bumi.
      Tujuan Pandawara dengan viralnya aksi mereka bukanlah sekedar menjadi tren sesaat namun menjadi suatu kebiasaan masyarakat, Mereka tak ingin aksi mereka hanya menjadi tren yang akan pudar di masyarakat (matamata.com). Pandawara menjadi inspirasi umat muslim di Indonesia khususnya untuk menunjukkan konsep Islam Rahmatan Lil'alamin sebagaimana harusnya. Salah satu konsep Islam Rahmatan Lil'alamin melalui suatu operasionalisasi yaitu dari Nur Syam yang mengatakan bahwa konsep dan upaya orang Islam di dunia pada umumnya, khususnya di Indonesia dalam mewujudkan Islam menjadi rahmat bagi seluruh alam itu, memiliki arti bukan hanya pada keselamatan dan kedamaian untuk seluruh umat manusia tetapi juga untuk alam lainnya, yang mana meliputi hablum minallah, hablum minan nas dan juga hablum minal alam. Sebagaimana bahwa keselamatan manusia tidak akan ada artinya jika alam dan sekitarnya tidak dalam keselamatan. Islam yang menyelamatkan adalah Islam yang menyuarakan keselamatan bagi seluruhnya sehingga terwujudnya perdamaian dan kesejukan bagi seluruh alam serta lingkungan ( Syam, 2009 ) " Merumuskan Islam Rahmatan Lil Alamin".
      Aksi Pandawara ini menjadi contoh nyata dari ayat-ayat Indah Surat Al- A'raf 56 sampai dengan 58, Mengharapkan setiap umat manusia dapat menjadi khalifah di Bumi yang telah Allah SWT ciptakan. Aksi Pandawara juga memberikan makna mendalam bagi keselamatan Bumi ini, dimana untuk tetap menjaga dan melestarikan lingkungan agar umat manusia terhindar dari akibat perbuatan yang tidak baik.
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2022). Capaian Kinerja Pengelolaan Sampah, Diakses pada 19 Januari 2023, dari https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/
Kautsar, Nurul (2023, 05 Januari). Aksi Bersih Sungai di Bandung Viral dan Curi Perhatian, Ini 5 Fakta Pandawara Group, Diakses pada 19 Januari 2023, dari https://www.merdeka.com/jabar/terinspirasi-dari-wayang-begini-kiprah-lima-pemuda-pembersih-sungai-di-bandung.html
Matamata.com. (2023, 09 Januari). 7 Fakta Pandawara Group, Resmi Jadi TikTok Local Heroes Year on TikTok 2022. Diakses pada 19 Januari 2023, dari https://www.matamata.com/viral/2023/01/09/095148/7-fakta-pandawara-group-resmi-jadi-tiktok-local-heroes-year-on-tiktok-2022
Nasr, Seyyed Hossein. The Garden Of Truth Mereguk Sari Tasawuf terj. Yuliani Liputo. Bandung: Mizan, 2010.
