Rumah Batik yang terletak di Surabaya, tepatnya di Kecamatan Kenjeran, merupakan pusat kerajinan batik yang menghadirkan kisah dalam setiap motifnya. Dikelola oleh Syarif Usman, generasi kedua penerus tempat ini. Rumah Batik telah berdiri sejak tahun 2004 dengan beberapa kali pergantian nama. Pada awalnya, tempat ini dikenal sebagai Istana Madura, sesuai dengan fokus pendirinya, yaitu ibu dari Syarif Usman, Faega Ismail, yang mengumpulkan sekaligus memproduksi Batik Madura. Pada tahun 2008, tempat ini diresmikan dengan nama Rumah Batik Jawa Timur oleh Gubernur Jawa Timur saat itu.
Ketika memasuki Rumah Batik, pengunjung akan langsung disambut oleh ruang pamer yang terletak di sebelah kanan pintu masuk. Ruangan ini dirancang dengan estetika yang menonjolkan keindahan batik dalam berbagai motif dan warna. Setiap lembar kain yang dipajang di sini tidak hanya sekadar karya seni, tetapi juga sarat makna dan cerita yang terinspirasi oleh kekayaan budaya lokal. Di ruangan ini, pengunjung dapat melihat beragam motif batik yang diproduksi dengan tetap mempertahankan metode klasik. Proses inilah yang membuat batik klasik memiliki nilai seni dan sejarah yang tinggi. Harga batik klasik mulai dari Rp500.000, sementara batik premium dihargai mulai dari Rp1.500.000.
Sebagai bentuk dedikasi terhadap pelestarian batik, Rumah Batik juga menyelenggarakan kelas membatik bagi masyarakat umum. Kelas-kelas ini terbuka untuk berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, baik warga lokal maupun wisatawan mancanegara. Dengan biaya yang bervariasi, peserta diajak untuk memahami proses pembuatan batik, mulai dari menggambar pola, mencanting, hingga pewarnaan.
Syarif Usman meyakini bahwa batik klasik akan tetap mampu bersaing dan eksis hingga 100 tahun ke depan. Menurutnya, batik klasik memiliki nilai yang tidak dapat digantikan oleh produk modern, terutama karena proses pembuatannya yang sangat detail dan memakan waktu. Proses yang rumit ini menghasilkan karya yang bernilai tinggi, baik dari segi estetika maupun budaya. Batik klasik diproduksi melalui proses yang lebih rumit dan detail, menjadikannya istimewa bagi para pecinta batik sejati yang ingin menunjukkan identitas mereka sebagai warga negara Indonesia melalui busana tradisional ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H