Mohon tunggu...
Aulia Nabila Safitri
Aulia Nabila Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Hereditas dan Lingkungan dalam Proses Perkembangan

7 November 2024   15:22 Diperbarui: 7 November 2024   15:24 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Faktor pertumbuhan anak : faktor yang mendorong anakmengetahui bakat dan minat di  setiap pertumbuhan dan perkembangan secara alami sehingga jika pertumbuhan anak itu normal maka dia akan bersikap energik, aktif dan responsif terhadap kemampuan yang dimiliki. sebaliknya jika, pertumbuhan anak tidak normal maka anak tersebut tidak bisa mengenal bakal dan kemampuan yang dimiliki (Lubis, 2020).

Adapun Kelebihan Teori Nativisme diantaranya adalah Dapat menonjolkan bakat yang manusia miliki, mendorong perwujudan diri sebagai manusia berkompetensi, membantu manusia dalam penentuan dari sebuah pilihan, dan mendorong perkembangan potensi diri manusia. Sedangkan kekurangan Teori Nativisme diantaranya adalah Pandangan negative dari teori ini adalah seolah-olah manusia memiliki sifat-sifat sulit diubah karena sifat-sifat turunan telah melekat padanya sejak lahir. Perkembangan individu sering kali merupakan hasil interaksi antara faktor hereditas dan lingkungan. Misalnya, seorang anak mungkin memiliki gen untuk kecerdasan tinggi, tetapi jika ia tumbuh di lingkungan yang tidak mendukung pendidikan, potensi tersebut tidak akan terwujud sepenuhnya. Sebaliknya, seorang anak dengan predisposisi genetik yang kurang baik dapat berkembang dengan baikjika dikelilingi oleh  dukungan dan lingkungan yang positif. Pengaruh faktor hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan individu sangat kompleks dan saling terkait. Setiap individu merupakan hasil interaksi unik antara genetik dan lingkungan yang membentuk aspek fisik, kognitif, emosional, dan sosial mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun