Mohon tunggu...
Nabila Nursafitri
Nabila Nursafitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama saya Nabila Nursafitri, yang akrab dipanggil Nabila. Saya seorang mahasiswa yang memiliki hobi utama travelling dan menikmati konten-konten yang berkaitan dengan travelling.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Judi Online: Ancaman Tersembunyi di Kalangan Pelajar

20 April 2024   12:45 Diperbarui: 20 April 2024   20:34 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maraknya praktik judi online di kalangan pelajar dan mahasiswa tidak hanya merupakan masalah permainan semata, tetapi juga mencerminkan kelemahan dalam literasi keuangan di masyarakat. Hal ini tercermin dari rendahnya pemahaman keuangan yang membuat banyak individu terjebak dalam daya tarik cepat kaya yang ditawarkan oleh perusahaan judi online.


Sayoga Risdya Prasetyo, seorang Perencana Keuangan, menyoroti bahwa fenomena ini menciptakan dampak serius terhadap generasi muda. Data dari PPATK menunjukkan lonjakan transaksi judi online yang mencapai Rp 200 triliun sejak awal 2023, menggambarkan betapa seriusnya situasi ini. Lebih lanjut, mahasiswa yang terperangkap dalam pinjaman online untuk membiayai kebiasaan judi menghadapi risiko kesulitan keuangan dan bahkan putus kuliah, menciptakan lingkaran masalah yang berpotensi merusak masa depan mereka.

Sumber : Muhammad Humam Ghiffary, Tribun Lampung | Muhammad Renald Shiftanto, Tribun News | Rival Al Manaf, Tribun Jateng | Mariana, Banjarmasin Post
Sumber : Muhammad Humam Ghiffary, Tribun Lampung | Muhammad Renald Shiftanto, Tribun News | Rival Al Manaf, Tribun Jateng | Mariana, Banjarmasin Post
Kekhawatiran semakin meningkat saat melihat dampaknya pada kalangan remaja. Sebuah kasus bocah SMP yang terjerumus ke dalam judi online hanya karena terpengaruh konten di YouTube menegaskan betapa mudahnya pengaruh tersebut merambah ke lapisan masyarakat yang rentan. Ketidakstabilan psikologis dan kemudahan terbawa arus menjadi risiko serius bagi generasi muda yang masih dalam tahap perkembangan.

Menguak Faktor-Faktor Kritis yang Mendorong Remaja ke Dunia Judi Online

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi fenomena ini adalah aksesibilitas yang semakin mudah. Dengan internet dapat diakses melalui perangkat seluler, pintu ke dunia perjudian online terbuka lebar bagi mereka. Tanpa hambatan fisik yang signifikan, anak muda cenderung lebih rentan terhadap godaan untuk mencoba judi online.

Selain aksesibilitas yang mudah, tingkat kesepian dan stres juga menjadi pemicu kuat. Anak muda sering kali merasa terisolasi atau tertekan oleh tekanan dari berbagai aspek kehidupan, baik itu dari lingkungan sekolah, keluarga, atau media sosial. Dalam upaya untuk mencari penghiburan atau hiburan, mereka mungkin beralih ke permainan judi online sebagai pelarian sementara.

Faktor lain yang tidak boleh diabaikan adalah tingkat penghargaan yang cepat. Judi online seringkali menawarkan penghargaan atau kemenangan instan, yang sangat menarik bagi anak muda yang mencari kepuasan atau kesenangan cepat. Terjebak dalam siklus ini, mereka mungkin menjadi rentan terhadap ketergantungan dan dampak psikologis yang serius

Dalam budaya digital saat ini, anak muda terutama rentan terhadap godaan judi online karena aksesibilitas yang mudah dan kurangnya pemahaman tentang risiko yang terlibat. Faktor-faktor seperti tekanan sosial dan kebutuhan akan penghargaan instan juga dapat memperkuat kecenderungan mereka untuk mencoba judi online.

Langkah-Langkah Perlawanan Terhadap Judi Online untuk Generasi Muda yang Berdaya

Untuk mengatasi masalah ini, perlunya tindakan tegas dari berbagai pihak. Sanksi terhadap perusahaan judi online dan pendekatan preventif menjadi penting. Pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk meningkatkan literasi keuangan dan mengatasi akar permasalahan ini. Dengan memberikan perhatian khusus pada pendidikan dan regulasi yang ketat, kita dapat melindungi generasi muda dari dampak negatif judi online dan memastikan mereka memiliki bekal keuangan yang cukup untuk masa depan mereka.

Upaya pemberantasan juga sudah dilakukan, seperti pemblokiran sebanyak 800 ribu konten judi online oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Kominfo juga telah meminta penyedia layanan internet (ISP) dan operator seluler untuk meningkatkan upaya pemberantasan judi online dengan memastikan ketepatan sinkronisasi sistem pada database situs yang mengandung konten perjudian.

Dengan langkah-langkah ini, kita dapat berharap bahwa literasi keuangan yang ditingkatkan akan menjadi tameng bagi generasi muda dari godaan cepat kaya yang tidak berkelanjutan, serta menjaga mereka dari risiko-risiko yang dapat mengganggu masa depan mereka.

Nabila Nursafitri, Mahasiswa Program Studi Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Digital, Universitas Negeri Jakarta angkatan 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun