Mohon tunggu...
Nabila Amani Faatihah
Nabila Amani Faatihah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Al-Azhar Indonesia

Mahasiswa Universitas Al-Azhar Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kaitan Teori Sigmund Freud dengan Neurosis Obsesif Kompulsif dalam Kasus Kekerasan di Indonesia

21 Mei 2024   09:32 Diperbarui: 21 Mei 2024   10:41 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-psikoterapi

Contoh Kasus Neurosis Obsesif Kompulsif Di Indonesia

https://www.kompas.tv/regional/505010/fakta-fakta-suami-mutilasi-istri-di-ciamis-coba-bunuh-diri-dan-sempat-keliling-jual-jasad-korban?page=all
https://www.kompas.tv/regional/505010/fakta-fakta-suami-mutilasi-istri-di-ciamis-coba-bunuh-diri-dan-sempat-keliling-jual-jasad-korban?page=all

Contoh kasus yang terjadi sebagai bentuk hadirnya gangguan Neurosis Obsesif Kompulsif dalam diri seseorang terjadi pada kasus mutilasi istri dan kasus Vina. Kasus mutilasi istri ini terjadi di Ciamis, Jawa Barat dengan indikasi tekanan stres suami akibat usahanya yang bangkrut dan hutang yang dimiliki sehingga menekan psikis pelaku dan melakukan mutilasi pada istri setelah sempat mengalami cekcok sebelumnya. Tersangka memberikan penjelasan bahwa dirinya melakukan hal tersebut karena terdapat adanya dorongan dan bisikan untuk menghabisi istrinya. Penuturan tersangka ini menggambarkan sebuah emosional diri yang tidak terbendung dan memuncak akibat dipicu adanya adu mulut yang menjadikan pikiran untuk menyudahi hal tersebut yang terjadi secara terus-menerus, sehingga ada dorongan umtuk memutilasi istrinya.

https://www.suara.com/lifestyle/2024/05/18/201552/kenapa-vina-cirebon-dibunuh-rekaman-suara-ditayangkan-di-film-jadi-clue-baru
https://www.suara.com/lifestyle/2024/05/18/201552/kenapa-vina-cirebon-dibunuh-rekaman-suara-ditayangkan-di-film-jadi-clue-baru

Pada kasus Vina ini, menggambarkan adanya hasrat seksual dalam diri pelaku yang menekan pada obsesi untuk melampiaskan keinginan seksualnya. Namun dilakukan dengan cara yang tidak masuk akal dan membuat korban mengalami banyak penyiksaan sebagai akibat dari obsesi dan motivasi pelaku dalam melancarkan aksi mereka.  Kasus ini menggambarkan bahwa aspek internal dalam diri mengalami konflik kritis yang menjadikan pemikiran dan perilaku berada dikendali bawah sadar dalam emosi yang memuncak sehingga terjadi kasus kejahatan seksual dan pembunuhan secara langsung.

Penanganan Neurosis Obsesif Kompulsif

https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-psikoterapi
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-psikoterapi

Penanganan terhadap gangguan ini adalah dengan melakukan kontrol terhadap diri menerapkan pola hidup yang lebih baik seperti menjaga kesehatan fisik dan mental, mengatur pola makan, menjalin hubungan sosial dan berolahraga dalam menjaga aspek psikoanalisis diri. Intervensi yang dilakukan adalah dengan melakukan psikoedukasi, konseling dan terapi dalam mengatasi gangguan Neurosis Obsesif Kompulsif  untuk memahami gejala, dampak dan pengendalian diri yang dapat dilakukan (Kholid et al., 2023).

Setiap manusia dianjurkan untuk bisa membangun sebuah hubungan dan interaksi sosial yang baik sebagai bentuk dari keselarasan dalam psikoanalisis diri dan sosial dalam kehidupan. Obsesi yang terbentuk dalam diri jauh lebih bisa disalurkan kedalam bentuk yang positif dibandingkan dengan menuruti emosi dan motivasi dalam bentuk pemikiran negatif yang datang dari pemikiran dan hasrat dalam diri. Bentuk kegiatan positif yang dapat dilakukan adalah dalam menjalankan hobi yang dimiliki, belajar secara lebih giat, dan menjalani ibadah lebih tekun agar tercipta keserasian dalam kesehatan fisik dan mental dalam diri.

Sumber Referensi :

Ardiansyah, Sarinah, Susilawati, & Juanda. (2022). Kajian Psikoanalisis Sigmund Freud. Jurnal Kependidikan, 7(1), 25--31. http://e-journallppmunsa.ac.id/index.php/kependidikan/article/view/912/885

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun