Mohon tunggu...
Nabila Indah Prilia
Nabila Indah Prilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUNTANSI | NIM 43223010057

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E, Ak.,M.Si.,CIFM.,CIABV.,CIABG

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menjadi Sarjana dan Menciptakan Etika Kebahagiaan Aristotles

10 Oktober 2024   08:09 Diperbarui: 10 Oktober 2024   08:10 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Modul Ruang Publik Prof Apollo

Cara yang keempat adalah dengan cara pembinaan dan pendampingan. Memiliki seorang mentor yang dapat memberi nasihat kepada kita mengenai etika dan kesejahteraan bisa sangat membantu. Mentor membantu mahasiswa mengatasi tantangan dan memberikan wawasan berharga dalam menerapkan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari

Cara yang terakhir adalah dengan cara menumbuhkan Kebajikan Intelektual, selain kebajikan moral, penting juga untuk memupuk kebajikan intelektual. mahasiswa harus didorong untuk berpikir kritis, mengejar pengetahuan, dan berusaha untuk memahami dunia lebih dalam. Dengan menerapkan cara ini akan membantu kita memahami lebih baik dan  membuat keputusan yang lebih baik

Kesimpulan

Aristoteles, lahir pada 384 SM, adalah seorang filsuf yang menekankan pentingnya eudaimonia atau kebahagiaan sebagai tujuan hidup. Dalam karya terkenalnya, Ethica Nicomachea, ia menjelaskan bahwa kebahagiaan dicapai melalui aktualisasi kebajikan moral dan intelektual, serta pengembangan kebijaksanaan praktis (phronesis). Menjadi sarjana dan menerapkan etika kebahagiaan adalah proses saling melengkapi. Serta, pendidikan tinggi memberikan pengetahuan dan keterampilan yang mendukung individu untuk berkontribusi kepada masyarakat. Pentingnya etika kebahagiaan tercermin dalam kemampuan mahasiswa untuk membangun karakter yang kuat, merasakan kepuasan yang mendalam, dan peduli terhadap kesejahteraan orang lain. Untuk menciptakan etika kebahagiaan, penting bagi institusi pendidikan untuk membentuk karakter, mendorong refleksi diri, serta partisipasi dalam kegiatan sosial, sambil juga mengembangkan kebajikan intelektual. Dengan demikian, individu dapat membuat keputusan yang baik dan hidup sesuai dengan nilai-nilai moral yang dipegang.

Daftar Pustaka

Hardiyati, M. (2020). Sejarah Perkembangan Ilmu Dunia Barat. 11-16.

Kapitan, A. (2023). Menimbang Kebahagiaan Bersama Aristoteles: Sebuah Tinjauan Filosofis. 27-30.

Rosifa, M. (2022). Konsep Kebahagiaan dalam Perspektif Etika Epikureanism. Jurnal Moderasi.

Aristoteles. (2004). Nicomachean Ethics. Terjemahan W. D. Ross. Kitchener: Batoche Books.

Kraut, Richard. (2018). Aristotle on the Human Good. Princeton University Press.

Rorty, Richard. (1999). Philosophy and Social Hope. Penguin Books.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun